Mohon tunggu...
Alpaprana
Alpaprana Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jika arwah sang penyair, dan setumpuk kesedihan pecinta sastra mengalir di urat nadi, maka ijinkanlah aku mencumbui setiap mata yang membaca rangkaian kalam rahsa alpaprana (aksara biasa), sampai terbenamnya bahasa penaku di keabadian sulbi makhluk berkulit tanah, sebelum tiupan sangkakala memanggil, menyentuh udara kiamat, hingga membangunkan seisi jagad raya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi tak Berpena

8 Juli 2016   06:19 Diperbarui: 8 Juli 2016   08:49 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi, aku menyebutmu ; peta waktu yang terlahir kembali

sebab sajak tak berpena dicipta sendiri

dalam keterasingan sisa-sisa mimpi

pandang gelap berangsur lenyap

embun berlarian menuju tetumbuhan

sejuk hembusan udara

terbit sang mentari

alam berseri

 

Pagi, aku memanggilmu ; awal yang menggaris kehidupan

karena sedari dulu

wujudmu telah ada

membangun harapan-harapan manusia

membuka mata jiwa

menjalani takdir selanjutnya

 

Pagi, aku berdiri di tanahmu kini

di hadapan serumpun bunga melati

dengan sajak tak berpena

pada kepak sayap kupu-kupu, kucurah rasa hati

agar rinduku dibawa terbang

hingga berada di jendela kamar kekasih

dan cinta mengabarkan senyum termanisnya

 

Pagi, aku ingin tetap seperti ini

tanpa teriakan ilusi

tiada angan-angan abadi

halnya sajak tak berpena

di butiran-butiran pasir waktu

melalui arwah jari-jari

tulisku arti cinta sepaham diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun