di tanah berwajah humus
di antara dua samudera, puisiku berhembus
Â
Bila gelap telah usai
embun bertaburan
di dedaunan
bercengkrama
dan pralaya sebenarnya baru dimulai
agar jiwa tetap bijak dengan sederhana
di titik yoga
fajar leburku ke dalam nur-rahsa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!