Sinar mentari direngkuh mendungÂ
senja tiada warna terhubung
lara tak berujung
rintih syair jiwa bersenandung
Â
keharuan diri menyapa
mengeja butiran bening air mata
patah jantung dirasa
esok yang sirna
hiduppun buta
Â
Sinar mentari lenyap di sebalik langit
pucat wajah rindu menelan pahit
suara tangis insan berderit
takdir menulis kisah kasih yang rumit
Â
Cinta
bayangmu kian samar
senja tawar tergambar
sukma menyesap napas mawar
pun air mata mekar membunuh sadar.
Â
[caption caption="Puisi (Alpaprana) : Senja dan Air Mata"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H