Mohon tunggu...
Aloysius Wudi
Aloysius Wudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemuda Pemungut Kata

Berjuang tanpa kenal lelah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanggilan Murid-Murid Yesus Yang Pertama

17 April 2022   21:42 Diperbarui: 17 April 2022   22:15 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yohanes mengatakan kepada muridnya tentang siapa Yesus. Dan setelah para murid mengetahui siapa itu Yesus, mereka bergegas mengikuti Yesus dan bertanya tentang tempat tinggal Yesus dan juga sejak saat itu Yesus memanggil mereka untuk mengikuti-Nya. Inilah yang menjadi kesaksian Yohanes tentng Yesus. Dimana pengenalan para muridnya mengenai Yesus sungguh-sungguh membuat Yohanes merasa dipenuhi akan semua tugas yang diberikan kepadanya oleh Bapa.

 

2. 5. Pengarang dan asal-usul

 

Injil Yohanes tidak ditulis tanpa suatu latar belakang dan tujuan. Injil ini ditulis dalam suatu lingkungan, situasi, dan keadaan jemaat yang turut mempengaruhi Penginjil dalam penulisan Injil tersebut. Tulisan yang dihasilkan tidak terlepas dari situasi yang melingkupinya. Situasi ini dapat dirasakan secara fisik maupun spiritual. Penulisan Injil Yohanes juga tidak terlepas dari konsep kehidupan dan konsep teologi yang berkembang pada masa itu. Konsep ini dihidupi dalam jemaat Yohanes pada masa itu, yang ikut mempengaruhi maksud dan tujuan penulisan Injil Yohanes.

 

Tulisan Yohanes menunjukkan bahwa, jemaat Yohanes yang ada pada masa itu telah mengalami perkembangan dalam pemikiran dan iman. Jemaat ini telah mengalami kemandirian dan menjadi generasi awal dalam peradaban kristen.[12] Salah satu rekonstruksi mengenai keberadaan jemaat Yohanes dilakukan oleh Raymond Brown.[13] Brown menyatakan bahwa jemaat Yohanes bermula dari para pengikut Yohanes Pembaptis, yang pada akhirnya menerima Yesus sebagai Mesias dan kepenuhan nubuat para Nabi (bdk. Yoh 1:35-51). Di antara murid Yohanes inilah hadir seorang yang kemudian menjadi sosok murid yang dikasihi Yesus. Juga beberapa figur yang kemudian mempertobatkan orang Samaria (bdk. Yoh 4). Namun, banyak dari kalangan ini yang dapat disejajarkan dengan Yohanes Pembaptis, sehingga munculah pertikaian antara mereka (bdk. Yoh 1:6-9, 3:26,5:35).[14]

 

Kelompok ini kemudian menyadari identitas keilahian dalam pribadi Yesus. Identitas keilahian inilah yang kemudian manjadi bahan pertentangan dengan kelompok Yahudi. Kelompok ini dituduh telah meninggalkan konsep monoteisme yang dijaga ketat dalam tradisi Yudaisme, sebab mereka meyakini Yesus sebagai Tuhan (bdk. Yoh 5:9-10;9:14;5:18;9:22;8:44-48). Konflik ini kemudian berakibat terhadap proses penulisan Injil, sehingga term “orang-orang Yahudi” selalu dihubungkan dengan kelompok Yudaisme yang menolak Yesus (bdk. Yoh 1:9-41).[15] Dalam perkembangan selanjutnya konfik dengan orang-orang Yahudi semakin memuncak dan berujung pada peristiwa pengusiran dari Sinagoga. Pengusiran ini terjadi karena beberapa alasan diantaranya, Pertama, karya misioner kelompok ini semakin berkembang. Kedua, peristiwa kehancuran Bait Allah menimbulkan degradasi penghayatan iman dan identitas dalam kelompok Yahudi.[16] Dalam perkembangan selanjutnya, kelompok ini kemudian disebut sebagai kelompok tidak taat terhadap otoritas kepemimpinan Yahudi, sehingga diusir dari Sinagoga (bdk. Yoh. 9:22,16:2).[17] Akibat dari pengusiran tersebut adalah pengalaman trauma yang tertanam dalam diri mereka, dan permusuhan dengan orang-orang Yahudi yang tidak dapat dihindari lagi (bdk. Yoh 8:44). Setelah peristiwa itu terjadi proses peralihan dari Sinagoga (bdk. Yoh 9:21-23, 12:42-43) dan kemudian menjadi murid yang dikasihi oleh Yesus.

 

Membahas Injil Yohanes, selalu menarik. Hal ini bukan mengabaikan ketiga Injil lainnya. Tidak demikian. Akan tetapi menelaah Kitab yang ditulis Oleh Yohanes karena ada hal-hal yang unik. Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes sendiri. Di seluruh kita ini dia merujuk pada dirinya sendiri sebgai murid yang dikasihi-Nya atau “Murid yang dikasihi Yesus” hal ini dapat kita lihat pada (Yohanes 13:23; 19-26; 20:2; 21:7). Adapun hal lainnya yakni Yohanes sering mengambarkan Yesus dengan berupa lambang-lambang, ataupun dengan symbol-simbol. Memang ada alas an lainnya mengap harus menggunakan tanda-tanda atau symbol yakni sebagai ungkapan yang hendakan disampaikan namun tidak bbisa diungkpakan dengan kata-kata. Karena symbol itu sendiri merupakan ungkapan dari apa yang dikatakan. Namun bila menggunakan Lambang atau simbol akan menjadi kesulitan bagi orang-orang untuk memahmi apa yang termaktub dalam Injil tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun