Mohon tunggu...
Dio A. Wahyudo
Dio A. Wahyudo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student

Seorang yang ingin mengetahui cara kerja kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Gen-Z dalam Perkembangan Terumbu Karang di Indonesia

11 Desember 2024   18:19 Diperbarui: 11 Desember 2024   18:19 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Terumbu Karang 

            Siklon tropis adalah ancaman besar lainnya yang berdampak signifikan pada terumbu karang, terutama di kawasan Atlantik Tropis dan Indo-Pasifik Tengah, yang mencatat frekuensi kejadian tertinggi dengan masing-masing 451 dan 181 peristiwa. Sebaliknya, hanya sembilan peristiwa tercatat di Indo-Pasifik Timur dan tiga di Indo-Pasifik Barat (Alvarez-Filip dkk., 2021).

Siklon Kategori 5, yang merupakan siklon paling kuat, menimbulkan kerusakan besar hingga -51% di Indo-Pasifik Tengah, satu-satunya wilayah dengan data yang tersedia untuk kategori ini. Siklon Kategori 2, 3, dan 4 memberikan dampak negatif yang moderat, berkisar antara -21% hingga -28% di Indo-Pasifik Tengah dan Atlantik Tropis. Sebaliknya, depresi tropis, yang merupakan siklon dengan intensitas lebih rendah, memberikan dampak minimal kecuali di Indo-Pasifik Timur, di mana kerusakannya mencapai -30% (Alvarez-Filip dkk., 2021).

Wabah Acanthaster sp.

Merebaknya bintang laut mahkota duri (Acanthaster sp.) menjadi ancaman signifikan bagi terumbu karang di wilayah Indo-Pasifik. Kerusakan terbesar terjadi di Indo-Pasifik Timur dan Tengah, sedangkan dampak negatif di Indo-Pasifik Barat relatif lebih rendah. Di Atlantik Tropis, keberadaan Acanthaster sp. tidak tercatat sehingga tidak ada dampak yang dilaporkan (Alvarez-Filip dkk., 2021).

Risiko Lainnya

Risiko lingkungan lain, seperti banjir, tsunami, dan mekar plankton, juga memberikan dampak beragam terhadap terumbu karang. Dampak banjir tertinggi terjadi di Indo-Pasifik Tengah, dengan penurunan kondisi terumbu sebesar -22%, sementara dampak terendah tercatat di Atlantik Tropis (-7%). Tsunami lebih sering terjadi di Indo-Pasifik Barat (N=65) dengan dampak negatif rendah sebesar -10%. Di Indo-Pasifik Timur, dua kelompok risiko tidak menunjukkan dampak signifikan terhadap terumbu karang (Alvarez-Filip dkk., 2021).

Mekarnya plankton menyebabkan kerusakan yang sangat besar di Indo-Pasifik Barat, dengan penurunan kondisi terumbu karang hingga -94%. Namun, untuk wilayah lain, data mengenai dampak mekar plankton tidak tersedia sehingga tidak dapat dimasukkan dalam analisis ini (Alvarez-Filip dkk., 2021).

Daftar Pustaka

Ramadhani, A.A., 2023. Potensi Keunggulan Kompetitif Sumber Daya Kelautan Indonesia. Jurnal Ekonomi Sakti (Jes), 12(3), pp.291-296.

Reni, W.O. dan Mokodompit, E.A., 2024. Sejarah Maritim Indonesia. Journal of International Multidisciplinary Research, 2(6), pp.119-127.

https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/fakta-menarik-laut-indonesia-memiliki-terumbu-karang-terluas-di-dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun