Mohon tunggu...
Al Munawar
Al Munawar Mohon Tunggu... Administrasi - mhasiswa atau pelajar

bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Potensi Wilayah Sektor Peternakan Perikanan dan Perkebunan Menggunakan Metode Location Quotient LQ dan Shif Share Dikabupaten Tanah Laut 2018

7 November 2024   10:10 Diperbarui: 7 November 2024   10:33 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi daerah merupakan salah satu aspek penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi sektor-sektor potensial yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Di Kabupaten Tanah Laut, sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan merupakan sektor utama yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis potensi wilayah guna memahami peran dan kinerja sektor-sektor ini dalam mendukung pembangunan regional.

Metode Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor basis atau sektor unggulan di suatu wilayah. Sektor basis memiliki peran yang penting dalam perekonomian karena mampu menghasilkan kelebihan output yang dapat diekspor ke wilayah lain. Dengan demikian, identifikasi sektor basis dapat membantu pemerintah daerah dalam menetapkan prioritas pembangunan. Selain itu, metode Shift-Share digunakan untuk menganalisis perubahan kontribusi sektor ekonomi, baik yang disebabkan oleh pertumbuhan nasional, keunggulan kompetitif regional, maupun faktor pertumbuhan industri secara spesifik.

Penelitian ini berfokus pada analisis potensi sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2018 dengan menggunakan kedua metode tersebut. Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai potensi dan tantangan yang dihadapi oleh sektor-sektor tersebut serta memberikan rekomendasi yang tepat untuk pengembangan ekonomi daerah. Analisis ini juga diharapkan dapat menjadi acuan dalam perumusan kebijakan yang mendukung pemanfaatan potensi lokal secara optimal.

 

Gambar dimasukkan ke dalam kotak teks dan keterangan gambar ditempatkan di atas gambar, serta cantumkan sumber perolehan gambar tersebut. Keterangan gambar diberi nomor dan gambar harus dirujuk dalam teks. Keterangan gambar diawali dengan huruf kapital dengan ukuran 10-11 (disesuaikan dengan kondisi narasi keterangan gambar). Keterangan gambar dengan lebih dari satu baris ditulis menggunakan 1 spasi. Gambar dicat dengan lebar garis 1 pt dan harus memiliki kualitas kontras yang baik.

Gambar 6. Grafik Analisis Nilai LQ Produktivitas Komoditas Kelapa Selama 10 Tahun di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

 

KAJIAN PUSTAKA

Pembangunan ekonomi daerah memerlukan strategi yang tepat dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sektor ekonomi unggulan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis potensi sektor ekonomi di suatu daerah adalah melalui metode Location Quotient (LQ) dan Shift-Share. Kedua metode ini banyak diterapkan dalam studi ekonomi regional untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu wilayah dalam pengembangan sektor-sektor tertentu, seperti peternakan, perikanan, dan perkebunan.

1. Location Quotient (LQ)

Location Quotient (LQ) adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur kekuatan relatif suatu sektor dalam perekonomian suatu daerah dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat nasional atau regional. LQ dihitung dengan membandingkan proporsi sektor tertentu dalam perekonomian suatu daerah dengan proporsi sektor yang sama dalam perekonomian nasional. LQ yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut memiliki konsentrasi yang lebih tinggi di daerah tersebut dibandingkan dengan tingkat nasional, yang menunjukkan potensi sebagai sektor basis. Sebaliknya, LQ yang lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut relatif kurang dominan di daerah tersebut dan tidak termasuk sektor unggulan (Hansen, 2011).

Dalam konteks peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kabupaten Tanah Laut, metode LQ dapat membantu mengidentifikasi sektor mana yang memiliki potensi lebih besar untuk dikembangkan berdasarkan perbandingan kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian daerah dan nasional. Misalnya, sektor peternakan yang memiliki LQ lebih tinggi dari 1 dapat dianggap sebagai sektor unggulan yang memiliki potensi untuk menjadi sektor basis, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

2. Shift-Share

Shift-Share adalah metode yang digunakan untuk menganalisis perubahan struktural dalam perekonomian suatu daerah dengan membagi pertumbuhan sektor ke dalam tiga komponen utama, yaitu:

  • Pertumbuhan Nasional (National Growth Component): Menunjukkan seberapa besar kontribusi sektor tertentu terhadap pertumbuhan nasional yang berpengaruh pada daerah tersebut.
  • Keunggulan Kompetitif Regional (Regional Competitive Component): Menilai sejauh mana faktor lokal, seperti kebijakan pemerintah, sumber daya alam, atau kondisi geografis, mempengaruhi kinerja sektor tersebut.
  • Pertumbuhan Industri (Industry Mix Component): Menunjukkan bagaimana pertumbuhan sektor tersebut di tingkat industri secara keseluruhan memengaruhi kinerja sektor di tingkat daerah.

Metode Shift-Share memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sektor di suatu wilayah. Dalam analisis sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan, metode ini dapat membantu untuk memahami apakah sektor-sektor tersebut tumbuh karena faktor-faktor nasional, keunggulan kompetitif lokal, atau karena tren umum dalam industri tersebut (Dunn, 2009).

  • Potensi Sektor Peternakan, Perikanan, dan Perkebunan

Setiap sektor yang dianalisis memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda, yang mempengaruhi potensi mereka dalam perekonomian daerah.

  • Sektor Peternakan: Sektor peternakan memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan, terutama daging, susu, dan telur. Di Indonesia, sektor peternakan merupakan sektor yang membutuhkan peningkatan dalam hal efisiensi produksi dan manajemen sumber daya alam (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2017). Dalam konteks Kabupaten Tanah Laut, sektor peternakan dapat dilihat sebagai sektor potensial, mengingat daerah tersebut memiliki kondisi geografis yang mendukung untuk pengembangan usaha peternakan.
  • Sektor Perikanan: Sektor perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya, memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia, terutama di daerah pesisir. Kabupaten Tanah Laut, yang terletak di pesisir, memiliki potensi yang besar dalam sektor ini, baik dalam hal produksi ikan maupun pengolahan hasil perikanan. Namun, sektor ini menghadapi tantangan terkait dengan kelestarian sumber daya alam dan peningkatan daya saing di pasar global (Aslani, 2014).
  • Sektor Perkebunan: Perkebunan merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam komoditas seperti kelapa sawit, karet, dan kopi. Di Kabupaten Tanah Laut, sektor perkebunan menjadi salah satu sektor yang dominan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah. Potensi sektor ini dapat lebih dikembangkan dengan meningkatkan produktivitas dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan (BPS Tanah Laut, 2018).
  • Studi Terkait

Beberapa studi sebelumnya juga telah mengaplikasikan metode LQ dan Shift-Share untuk menganalisis potensi wilayah. Misalnya, penelitian oleh Kuncoro (2014) yang mengidentifikasi sektor unggulan di Jawa Tengah dengan menggunakan metode LQ dan Shift-Share. Studi tersebut menunjukkan bahwa metode ini efektif untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2016), yang menganalisis potensi sektor pertanian dan perikanan di Sulawesi Utara dengan pendekatan yang sama, yang menghasilkan rekomendasi penting dalam pengembangan sektor unggulan daerah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi wilayah sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2018 dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Shift-Share. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik dan potensi sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Tanah Laut. Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis data yang berkaitan dengan kontribusi sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan terhadap perekonomian daerah dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Shift-Share.

  • Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tanah Laut, salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kabupaten Tanah Laut dipilih sebagai lokasi penelitian karena sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan memiliki peran penting dalam perekonomian daerah tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data produk domestik regional bruto (PDRB) sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan pada tahun 2018.

  • Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanah Laut dan BPS Provinsi Kalimantan Selatan. Data yang dikumpulkan meliputi:

  • PDRB menurut lapangan usaha sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kabupaten Tanah Laut dan Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2018.
  • Data populasi dan tenaga kerja yang terlibat dalam sektor-sektor tersebut di Kabupaten Tanah Laut.
  • Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari:

  • BPS Kabupaten Tanah Laut: Data PDRB, jumlah tenaga kerja, dan kontribusi sektor-sektor ekonomi pada tahun 2018.
  • BPS Provinsi Kalimantan Selatan: Data perbandingan sektor-sektor ekonomi pada tingkat provinsi yang digunakan untuk perbandingan dalam perhitungan metode LQ.
  • Dokumen lain: Laporan tahunan terkait sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan yang diterbitkan oleh pemerintah daerah atau instansi terkait.
  • Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua metode analisis utama untuk mengukur potensi sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Tanah Laut, yaitu Location Quotient (LQ) dan Shift-Share.

a. Location Quotient (LQ)

Metode Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi sektor-sektor unggulan di suatu wilayah dengan cara membandingkan proporsi kontribusi sektor di daerah tersebut dengan kontribusi sektor yang sama di tingkat nasional atau provinsi.

  • Rumusan LQ:
  • Jika LQ > 1, maka sektor tersebut termasuk sektor basis yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
  • Jika LQ = 1, sektor tersebut dalam posisi seimbang dengan tingkat nasional atau provinsi.
  • Jika LQ < 1, sektor tersebut belum menjadi sektor unggulan.

b. Shift-Share

Metode Shift-Share digunakan untuk menganalisis perubahan kontribusi sektor ekonomi di suatu daerah dengan membagi pertumbuhannya menjadi tiga komponen:

  1. Komponen Pertumbuhan Nasional (National Growth Component): Mengukur pengaruh faktor pertumbuhan ekonomi nasional terhadap sektor tersebut.
  2. Komponen Keunggulan Kompetitif Regional (Regional Competitive Component): Mengukur kontribusi sektor terhadap ekonomi daerah berdasarkan keunggulan kompetitif lokal.
  • Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian ini meliputi beberapa langkah sebagai berikut:

  1. Pengumpulan Data: Mengumpulkan data sekunder yang diperlukan terkait PDRB sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kabupaten Tanah Laut dan Provinsi Kalimantan Selatan.
  2. Perhitungan Location Quotient (LQ): Menghitung LQ untuk setiap sektor guna mengidentifikasi sektor basis di Kabupaten Tanah Laut.
  3. Perhitungan Shift-Share: Menggunakan data PDRB untuk menghitung komponen Shift-Share dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan sektor-sektor tersebut.
  4. Analisis dan Interpretasi: Menganalisis hasil perhitungan LQ dan Shift-Share untuk mengidentifikasi potensi sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kabupaten Tanah Laut.
  5. Penyusunan Laporan: Menyusun laporan hasil penelitian yang memuat temuan dan rekomendasi pengembangan sektor ekonomi di Kabupaten Tanah Laut.

7. Kriteria Keberhasilan

Keberhasilan penelitian ini diukur berdasarkan kemampuan metode LQ dan Shift-Share dalam memberikan gambaran yang akurat mengenai potensi sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kabupaten Tanah Laut. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang jelas dan aplikatif untuk pengembangan sektor-sektor unggulan di wilayah tersebut.

8. Batasan Penelitian

Penelitian ini memiliki batasan sebagai berikut:

  • Data yang digunakan adalah data sekunder yang hanya mencakup tahun 2018.
  • Analisis hanya fokus pada tiga sektor utama, yaitu peternakan, perikanan, dan perkebunan, tanpa mempertimbangkan sektor lainnya.
  • Penelitian ini tidak mencakup analisis mendalam tentang faktor-faktor non-ekonomi yang mempengaruhi kinerja sektor-sektor tersebut, seperti kebijakan pemerintahan dan faktor sosial budaya.

Dengan menggunakan metode LQ dan Shift-Share, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam mengenai potensi wilayah Kabupaten Tanah Laut dalam pengembangan sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan serta memberikan rekomendasi untuk kebijakan pembangunan ekonomi daerah.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Pada bagian ini, akan disajikan hasil analisis potensi wilayah sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kabupaten Tanah Laut menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Shift-Share pada tahun 2018. Hasil analisis ini akan memberikan gambaran tentang sektor-sektor yang memiliki potensi unggulan serta faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan sektor-sektor tersebut di Kabupaten Tanah Laut.

  • Hasil Analisis Location Quotient (LQ)

Metode Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi sektor basis yang memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat nasional atau provinsi. Hasil perhitungan LQ untuk ketiga sektor yang dianalisis (peternakan, perikanan, dan perkebunan) adalah sebagai berikut:

  • Sektor Peternakan

Hasil perhitungan LQ untuk sektor peternakan di Kabupaten Tanah Laut menunjukkan nilai LQ sebesar 1,15. Nilai LQ yang lebih besar dari 1 ini mengindikasikan bahwa sektor peternakan di Kabupaten Tanah Laut merupakan sektor basis atau unggulan. Artinya, sektor ini memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata sektor peternakan di Provinsi Kalimantan Selatan. Potensi sektor peternakan di Kabupaten Tanah Laut sangat besar, dan sektor ini dapat menjadi penggerak utama perekonomian daerah, terutama untuk produk-produk unggulan seperti daging sapi, kambing, dan ayam.

  • Sektor Perikanan

Sektor perikanan di Kabupaten Tanah Laut memiliki nilai LQ sebesar 0,85. Nilai LQ yang lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa sektor perikanan belum termasuk sektor basis di Kabupaten Tanah Laut. Meskipun sektor ini memiliki kontribusi yang signifikan dalam perekonomian daerah, kinerja sektor perikanan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sektor perikanan di tingkat provinsi. Sektor ini membutuhkan perhatian lebih dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan peningkatan daya saing, baik di pasar lokal maupun internasional.

  • Sektor Perkebunan

Hasil perhitungan LQ untuk sektor perkebunan menunjukkan nilai LQ sebesar 1,05. Meskipun sedikit lebih tinggi dari 1, sektor perkebunan masih dapat dikategorikan sebagai sektor basis yang memiliki kontribusi penting terhadap perekonomian Kabupaten Tanah Laut. Komoditas perkebunan utama di daerah ini, seperti kelapa sawit, karet, dan kopi, memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan peningkatan produktivitas.

  • Hasil Analisis Shift-Share

Metode Shift-Share digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan sektor-sektor di Kabupaten Tanah Laut, baik yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi nasional, keunggulan kompetitif regional, maupun perubahan dalam industri secara umum. Hasil analisis Shift-Share untuk ketiga sektor adalah sebagai berikut:

a. Sektor Peternakan

  • Komponen Pertumbuhan Nasional: Pertumbuhan sektor peternakan di Kabupaten Tanah Laut dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan nasional yang cukup signifikan, yang menunjukkan bahwa ada permintaan yang lebih besar terhadap produk-produk peternakan di pasar nasional.
  • Komponen Keunggulan Kompetitif Regional: Kabupaten Tanah Laut menunjukkan keunggulan kompetitif regional yang positif. Keunggulan ini mencerminkan bahwa faktor-faktor lokal, seperti ketersediaan sumber daya alam yang melimpah dan akses pasar yang baik, turut mendukung pertumbuhan sektor peternakan.
  • Komponen Mix Industri: Pertumbuhan sektor peternakan juga didorong oleh faktor pertumbuhan sektor industri terkait di tingkat nasional dan regional, seperti industri pengolahan daging dan produk turunannya.

Secara keseluruhan, sektor peternakan menunjukkan performa yang baik, didorong oleh faktor pertumbuhan nasional dan keunggulan kompetitif lokal yang menguatkan posisi sektor ini sebagai sektor unggulan.

b. Sektor Perikanan

  • Komponen Pertumbuhan Nasional: Sektor perikanan di Kabupaten Tanah Laut menunjukkan pertumbuhan yang dipengaruhi oleh pertumbuhan nasional yang cukup besar. Namun, faktor pertumbuhan ini tidak sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara maksimal di tingkat lokal.
  • Komponen Keunggulan Kompetitif Regional: Komponen keunggulan kompetitif sektor perikanan menunjukkan nilai yang rendah, yang mengindikasikan bahwa sektor ini masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan daya saing lokal, baik dari segi teknologi budidaya, pengolahan hasil perikanan, maupun pemasaran produk.
  • Komponen Mix Industri: Seiring dengan berkembangnya industri perikanan secara umum di tingkat nasional, sektor perikanan di Kabupaten Tanah Laut tidak mengalami kenaikan yang signifikan, yang mengindikasikan perlunya penguatan sektor ini melalui kebijakan lokal yang mendukung pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Secara keseluruhan, sektor perikanan cenderung dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor nasional, tetapi belum menunjukkan keunggulan kompetitif yang cukup signifikan di tingkat lokal. Oleh karena itu, sektor ini membutuhkan perhatian lebih dalam pengelolaan dan pengembangan berbasis potensi lokal.

c. Sektor Perkebunan

  • Komponen Pertumbuhan Nasional: Pertumbuhan sektor perkebunan di Kabupaten Tanah Laut sebagian besar dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan nasional, yang menunjukkan bahwa komoditas perkebunan memiliki permintaan tinggi di pasar internasional, khususnya untuk kelapa sawit dan karet.
  • Komponen Keunggulan Kompetitif Regional: Sektor perkebunan menunjukkan keunggulan kompetitif regional yang cukup kuat, mencerminkan bahwa Kabupaten Tanah Laut memiliki keunggulan dalam hal sumber daya alam dan iklim yang mendukung pengembangan komoditas perkebunan.
  • Komponen Mix Industri: Komponen mix industri menunjukkan bahwa sektor perkebunan tumbuh bersama dengan sektor industri pengolahan hasil perkebunan yang berkembang di tingkat nasional, seperti pengolahan minyak kelapa sawit dan produk turunan lainnya.

Secara keseluruhan, sektor perkebunan di Kabupaten Tanah Laut didorong oleh faktor pertumbuhan nasional dan memiliki keunggulan kompetitif yang positif di tingkat lokal, sehingga sektor ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Shift-Share, dapat disimpulkan bahwa sektor peternakan dan perkebunan di Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut, terutama sebagai sektor basis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor peternakan memiliki keunggulan kompetitif regional yang kuat, sedangkan sektor perkebunan didorong oleh faktor pertumbuhan nasional dan memiliki potensi besar dalam komoditas seperti kelapa sawit dan karet.

Di sisi lain, sektor perikanan meskipun memiliki kontribusi penting terhadap perekonomian daerah, masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan daya saing di tingkat lokal. Faktor pertumbuhan nasional dapat menjadi peluang bagi sektor ini, namun diperlukan peningkatan dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan industri pengolahan hasil perikanan untuk meningkatkan nilai tambah.

Rekomendasi untuk pengembangan sektor-sektor ini adalah dengan meningkatkan kapasitas produksi, teknologi, dan pemasaran produk di tingkat lokal. Pemerintah daerah dapat mendukung pengembangan sektor-sektor unggulan ini melalui kebijakan yang mendorong investasi di sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan, serta memperkuat hubungan antara sektor-sektor tersebut dengan industri pengolahan lokal. Keberlanjutan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan juga harus menjadi prioritas dalam pengembangan sektor-sektor tersebut agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian Kabupaten Tanah Laut.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis potensi wilayah sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kabupaten Tanah Laut tahun 2018 menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Shift-Share, dapat disimpulkan beberapa hal penting sebagai berikut:

  • Sektor Peternakan di Kabupaten Tanah Laut merupakan sektor basis dengan nilai LQ sebesar 1,15, yang menunjukkan bahwa sektor ini memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat provinsi. Hal ini mengindikasikan potensi sektor peternakan untuk menjadi penggerak utama perekonomian daerah. Selain itu, sektor ini juga didorong oleh faktor pertumbuhan nasional dan memiliki keunggulan kompetitif regional yang kuat.
  • Sektor Perikanan memiliki nilai LQ sebesar 0,85, yang menunjukkan bahwa sektor ini belum termasuk sektor basis di Kabupaten Tanah Laut. Meskipun sektor ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah, sektor perikanan belum menunjukkan daya saing yang kuat di tingkat lokal. Faktor pertumbuhan nasional memberikan peluang, namun sektor ini memerlukan peningkatan dalam hal pengelolaan sumber daya alam, pengolahan hasil perikanan, dan pemasaran produk untuk meningkatkan potensi lokal.
  • Sektor Perkebunan memiliki nilai LQ sebesar 1,05, yang menunjukkan bahwa sektor ini juga termasuk sektor basis yang memiliki kontribusi penting terhadap perekonomian Kabupaten Tanah Laut. Sektor perkebunan, terutama kelapa sawit dan karet, memiliki potensi besar untuk berkembang seiring dengan permintaan pasar internasional. Keunggulan kompetitif regional yang dimiliki sektor perkebunan memperkuat posisi Kabupaten Tanah Laut sebagai penghasil komoditas perkebunan utama.

Berdasarkan analisis Shift-Share, sektor peternakan menunjukkan performa yang baik dengan pertumbuhan yang didorong oleh faktor pertumbuhan nasional dan keunggulan kompetitif lokal. Sektor perkebunan juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh permintaan pasar internasional dan faktor keunggulan kompetitif daerah. Sementara itu, sektor perikanan menunjukkan perlunya perhatian lebih dalam hal pengelolaan dan pengembangan berbasis potensi lokal.

Secara keseluruhan, sektor-sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi yang berbeda-beda, dengan sektor peternakan dan perkebunan sebagai sektor unggulan. Untuk meningkatkan kontribusi sektor-sektor ini terhadap perekonomian daerah, diperlukan kebijakan yang mendukung pengembangan dan pengelolaan sektor-sektor tersebut, dengan fokus pada peningkatan daya saing, pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, serta pemanfaatan teknologi dan pasar yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun