1. Fonologi
Dalam tataran fonologi Bahasa Indonesia terdapat perbedaan fonem untuk menyatakan kejantanan dan feminin yaitu /a/ dan /i/. Fonem /a/ digunakan untuk pria sedangkan /i/ digunakan untuk menunjukkan status feminin wanita. Misalnya kata putra dan putri. Putr/a/ digunakan untuk menunjukkan sisi kejantanan sehingga dimaksudkan untuk laki-laki sedangkan putr/i/ digunakan untuk menunjukkan sisi feminin sehingga ditujukan untuk wanita.
2. Morfologi
Dalam tataran morfologis terdapat dua kelompok yang menunjukkan makna kejantanan dan feminin, yaitu monomorfemis dan polimorfemis.
a. Monomorfemis
Pada kelompok ini, komponen semantik dan maskulin atau femininnya sudah bermakna karena bersifat inheren dan leksikal. Contoh kata gagah dan tampan sudah pasti ditujukan kepada peria karena mengandung makna maskulin sedangkan kata cantik dan anggun ditujukan kepada wanita karena mengandung makna feminin.
b. Polimorfemis
Pada kelompok ini, komponen semantik dan maskulin atau femininnya harus ditambah dengan suatu imbuhan agar terlihat maknanya apakah maskulin atau feminin. Contohnya kata 'perkosa' dapat dipahami apakah ini mengandung makna maskulin atau feminin seyogyanya ditambah imbuhan 'me' sehingga menghasilkan kata 'memperkosa', 'seorang laki-laki telah memperkosa anak tetangganya yang sedang bermain di halaman rumah'.
Â
Bahasa Arab
Dalam Bahasa Arab hanya ada perbedaan gender dalam tataran morfologi dan leksikal.