2. Tabu
Menurut KBBI edisi kelima ialah hal yang tidak disentuh diucapkan karena berkaitan dengan hal yang supranatural berbahaya. Dalam budaya sosial wanita lebih sering menghindari kata-kata tabu kerena masyarakat menganggap bahwa kata-kata tabu merupakan perkataan kotor dan tidak sopan, seperti kata 'anjing' lebih sering digunakan oleh kebanyakan laki-laki.[1]
3. Sikap Sosial dan Kejantanan
Sisi sosial dan kejantanan dapat memengaruhi tuturan bahasa seseorang. Hal ini telah dibuktikan oleh seorang ilmuan dengan melakukan survei di Inggris. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kata-kata yang kurang baik seperti sumpah serapah lebih cocok digunakan oleh pria.
Wanita lebih menyadari kedudukannya sehingga bahasa tuturannya lebih baik. Dapat terlihat dari tuturan, "I want nothing," lebih sering digunakan oleh wanita daripada kalimat "I don't want none,".
4. Prestise
Nilai sosial atau social value merupakan hal yang cita-citakan oleh wanita, sehingga ia menggunakan bahasa tuturan yang lebih baik daripada kenyataannya agar mendapatkan nilai sosial yang baik, sedangkan laki-laki tidak demikian. Laki-laki menggunakan bahasa yang merendah dan kurang baik walaupun kenyataannya tidak demikian.
Prestise tersebunyi juga terdapat dalam tuturan para buruh rendahan yang kebanyakaan pria. Mereka lebih sering menggunakan bahasa tuturan yang rendah.
Penulis akan menguraikan pengaruh gender dalam perspektif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab.Â
Bahasa Indonesia
Tataran bahasa dalam Bahasa Indonesia meliputi 1) fonologi, 2) formologi dan 3) leksikal. Berikut adalah uraiannya: