Mohon tunggu...
al mudhofa
al mudhofa Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ASN Hobby Rebahan (Anytime and Anywhere)

Pecinta Caffein Pecinta Nikotin Pecinta Duit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Lebih Jauh tentang Stunting

22 Agustus 2023   14:50 Diperbarui: 22 Agustus 2023   15:07 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://promkes.kemkes.go.id/imagex/content/4a26ad00leaflet-stunting.png

STUNTING MENGANCAM ANAK BANGSA

Stunting menjadi salah satu problem kesehatan yang masih menggejala di Indonesia khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Masalah stunting bahkan menjadi perhatian khusus Kementerian Kesehatan lewat sejumlah kampanyenya.

Hal ini karena stunting bisa mengakibatkan anak gagal tumbuh karena kekurangan nutrisi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Mengingat pentingnya permasalahan tersebut, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dalam sambutan di Pembukaan Rapat Kerja Nasional Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) dan Penurunan Stunting di Auditorium BKKBN Halim Perdanakusuma Jakarta (tanggal 25 Januari 2023), menyampaikan bahwa dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah nanti rendahnya kemampuan anak untuk belajar, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak. Oleh karena itu, diharapkan target persentase stunting di Indonesia pada tahun 2024 dapat turun hingga 14 persen . Presiden Republik Indonesia juga yakin bahwa dengan kekuatan bersama maka angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai, asal semuanya bekerja bersama-sama.

Secara rinci, data stunting per wilayah provinsi di Indonesia pada tahun 2022, sebagaimana tabel berikut:

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/

Lalu apa sebenarnya stunting itu ? Bagaimana cara mencegahnya ? Simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut.

APA ITU STUNTING ?

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2019/02/stunting-01.jpg
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2019/02/stunting-01.jpg

Merujuk Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan tumbuh kembang pada anak lantaran gizi buruk, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Seorang anak dikategorikan stunting apabila tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO. Stunting wajib diwaspadai karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak buah hati Anda.

Anak pengidap stunting cenderung memiliki IQ rendah serta sistem imun lemah. Secara jangka panjang, kondisi ini memberikan risiko lebih tinggi untuk anak menderita penyakit degeneratif, seperti diabetes dan kanker.

Sebagai orang tua, Anda dapat membedakan tanda anak stunting dari tinggi badan di bawah rata-rata teman sebayanya. Kekurangan gizi kronis juga membuat berat badan mereka sulit naik, bahkan terus menurun. Anak stunting cenderung mudah lelah dan tidak aktif jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

APA YANG MENYEBABKAN STUNTING ?

Stunting terjadi pada anak karena kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama, yaitu 1000 hari pertama kehidupan. Kurangnya asupan gizi berkaitan erat dengan pola asuh yang kurang baik, Infeksi bakteri/kuman yang terjadi akibat pola hidup yang tidak bersih seperti BAB sembarangan.

CARA MENCEGAH MASALAH STUNTING PADA ANAK

https://promkes.kemkes.go.id/imagex/content/4a26ad00leaflet-stunting.png
https://promkes.kemkes.go.id/imagex/content/4a26ad00leaflet-stunting.png

Untuk mencegah kasus Stunting semua pihak perlu terlibat untuk mendukung program - program pemerintah dalam mengatasi masalah stunting, antara lain :

  • Pemberdayaan masyarakat

Masyarakat perlu didukung agar mampu menggunakan dana desa untuk memerangi stunting di desanya dengan menyelenggarakan dan menguatkan layanan Posyandu dan kelas Ibu. Dengan dana desa, keluarga tidak mampu dan sulit di jangkau juga bisa didukung agar mereka dapat mengakses layanan di Posyandu dan Puskesmas.

  • Pelatihan Tenaga Kesehatan

Kecakapan tenaga kesehatan terutama bidan dan kader perlu diperkuat agar mampu memberikan pelayanan gizi dan kesehatan yang lebih baik. Pelatihan ini termasuk diantaranya pelatihan konselaing Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB) dan pelatihan cara mengukur tinggi dan berat badan anak.

  • Pemberian Suplemen Gizi Mikro Untuk Ibu dan Balita

Ibu hamil dan balita perlu kecukupan gizi mikro agar tumbuh kembang janjin dan balita optimal. Karena itu, pemerintah perlu memastikan ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD) di fasilitas – fasilitas kesehatan tempat ibu hamil memeriksakan kandungannya serta ketersediaan vitamin A dan obat cacing di setiap Posyandu.

  • Memfasilitasi keluarga untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat serta mengkonsumsi air minum yang aman.

Angka diare anak – anak yang keluarganya buang air besar sembarangan, 66% lebih tinggi dibandingkan dengan yang keluarganya menggunakan jamban sehat. Oleh karena itu Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB) harus diperluas, untuk memastikan setiap keluarga memiliki dan menggunakan jamban sehat. Selain itu, akses terhadap air bersih bagi masyarakat harus diperluas, dan masyarakat perlu dididik agar dapat mengolah dan menyimpan air minum dengan aman.

BKKBN
BKKBN

Mari kita selamatkan generasi kita dari Stunting mulai dari kita !!!

Refrensi

Artikel ‘Mengenal Apa Itu Stunting’ di https://yankes.kemkes.go.id

hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/tanda-anak-stunting-adalah/

Daftar Prevalensi Balitan Stunting di Indonesia Pada 2022 di https://databoks.katadata.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun