Bangunan Masjid Sunan Ampel Surabaya
Masjid Sunan Ampel Surabaya memiliki arsitektur yang khas dengan campuran gaya Jawa dan Arab. Bagian depan masjid terdapat gapura yang dihiasi dengan ornamen Jawa khas seperti wayang, tanduk kerbau, dan pucuk rebung. Di bagian dalam masjid, terdapat mihrab dan mimbar yang terbuat dari kayu jati yang indah dan khas.
Selain itu, komplek Masjid Sunan Ampel Surabaya juga dilengkapi dengan beberapa bangunan seperti makam Sunan Ampel, gedung pesantren, dan museum. Makam Sunan Ampel terletak di sisi utara masjid dan merupakan tempat ziarah bagi umat Islam yang datang ke sini. Sedangkan gedung pesantren terletak di sebelah selatan masjid dan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Museum di komplek Masjid Sunan Ampel Surabaya menampilkan berbagai koleksi yang berkaitan dengan sejarah dan budaya Islam di Surabaya.
Kegiatan di Komplek Masjid Sunan Ampel Surabaya
Selain sebagai tempat ibadah, komplek Masjid Sunan Ampel Surabaya juga menjadi tempat wisata religi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Di sini, pengunjung dapat melihat langsung keindahan arsitektur dan seni Islam yang khas.
Saya tiba di komplek Masjid Sunan Ampel menjelang Salat Isya. Saya melihat beberapa peziarah, pria dan wanita berdoa di dekat makam Sunan Ampel. Ada yang sekadar berdoa dan ada juga yang membaca Al Quran terutama Surat Yaasin. Di luar komplek makam, saya melihat 9 gentong yang diletakkan di dua lokasi berbeda. Dari gentong itu, peziarah bisa mengambil air untuk minum, mencuci muka atau untuk air wuduk.
Firdaus mengatakan bahwa air di dalam gentong itu memiliki banyak khasiat. "Apa khasiatnya," saya bertanya spontan. "Jika yakin, air itu bisa menyembuhkan penyakit," katanya. Saya hanya mengiyakan saja.
"Apakah setiap hari air di gentong itu diisi?" Firdaus mengatakan bahwa air di dalam itu terisi sendiri. Airnya berasal dari kolam yang dulunya ada di dekat makam. Lalu, saya mencoba menyentuh gentong berwarna hitam itu untuk membuka tutupnya, dan ternyata tidak bisa terbuka.
Setelah puas berkeliling di komplek makam, Firdaus mengajak saya untuk berkeliling di pusat jajanan yang tak jauh dari komplek makam. Ada banyak sekali jenis kuliner di kawasan ini, terutama dari timur tengah. "Kampung ini dikenal dengan kampung Arab," kata Firdaus menerangkan. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H