Mohon tunggu...
Taufik Al Mubarak
Taufik Al Mubarak Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tukang Nongkrong

Taufik Al Mubarak, blogger yang tak kunjung pensiun. Mengelola blog https://pingkom.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Keluarga, Membangun Bangsa

7 Agustus 2015   23:36 Diperbarui: 29 Mei 2024   09:14 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tegak rumah karena sendi, tanpa sendi rumah binasa. Tegak bangsa karena budi, tanpa budi bangsa binasa.

Sekilas, pepatah lama itu tampak seperti tak ada hubungannya dengan keharusan membangun keluarga, apalagi untuk mencapai kemajuan sebuah bangsa. Tapi, kalau kita coba dalami lagi, pepatah itu sebenarnya cukup erat kaitannya dengan tema yang sedang kita bahas. Sebuah bangsa yang kokoh pondasinya, dibangun dan dimulai dari sebuah keluarga.

Cerminan sebuah bangsa yang hebat, bisa dilihat dari kondisi masyarakatnya. Sementara sebuah masyarakat yang sehat atau pun sakit, memiliki hubungan dengan kondisi sosial sebuah keluarga, sebagai unit terkecil dari sebuah masyarakat. Dapat dibayangkan, bagaimana jadinya sebuah masyarakat jika banyak keluarga yang membentuknya sakit secara mental dan moral.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mempersiapkan keluarga yang tangguh, yang kuat secara mental dan hubungannya dengan pembangunan sebuah bangsa?

Keluarga harapan

Pemerintah dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun ini punya program mempersiapkan generasi emas 100 tahun Indonesia merdeka, yaitu tahun 1945. Tugas ini tak boleh hanya semata-mata menjadi beban pemerintah dan BKKBN saja. Tanpa dukungan dari keluarga sebagai basis inti pembangunan, tujuan itu akan sulit dicapai. Karenanya, membangun keluarga harapan, harus dimulai dari unit terkecil, yaitu keluarga, di mana peran orang tua mutlak harus lebih besar.

Ini memang tantangan berat, karena Indonesia juga mengalami bonus demografi yang dimulai sejak 2010 dan diperkirakan mencapai puncak pada 2035. Deputi Bidang KSPK BKKBN, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA dalam paparannya saat Kompasiana nangkring dengan BKKBN menjabarkan strategi yang dilakukan pemerintah, yaitu pembangunan keluarga menggunakan pendekatan siklus hidup. Pertama, pembinaan ketahanan balita dan anak. Kedua, pembinaan ketahanan remaja. Ketiga, pembinaan ketahanan lansia dan kelompok rentan, dan terakhir pemberdayaan ekonomi keluarga.

Langkah ini tentu saja tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, karena masyarakat juga perlu terlibat di dalamnya. Jika pemerintah melakukannya dari atas terutama melalui kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, maka masyarakat melakukannya melalui penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat, apakah itu Paud, TPA dan sebagainya.

Kerjasama ini, tentu saja memberi harapan yang lebih menjanjikan untuk mewujudkan keluarga harapan (pembangunan keluarga). Dengan demikian, tujuan dari pembangunan keluarga yaitu untuk menciptakan keluarga kecil yang berketahanan dan sejahtera bukan jauh panggang dari api.

Keluarga hebat

Yang tak kalah penting dalam melahirkan generasi emas 100 tahun Indonesia merdeka adalah mewujudkan keluarga hebat. Sebuah keluarga hebat tentu saja lahir dari keberadaan orang tua hebat. Melahirkan orang tua hebat tak semudah membalik telapak tangan. Memang, tak ada pendidikan yang khusus disiapkan untuk menciptakan orang tua hebat. Tapi, untuk menjadi orang tua hebat sebenarnya tak membutuhkan pendidikan. Masyarakat yang sehat, saya pikir, menjadi modal sosial bagaimana melahirkan orang-orang tua hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun