Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

ih Serem, Postur Utang Pemerintah

29 Juni 2021   20:50 Diperbarui: 30 Juni 2021   13:04 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/ Sumber: Kemenkeu (diolah)

Diagram 1. Profil SBN Jatuh Tempo 2021 -- 2071, Rp Triliun

Dokpri/Sumber: Kemenkeu, diolah pada posisi 24 Juni 2021
Dokpri/Sumber: Kemenkeu, diolah pada posisi 24 Juni 2021
Penulis menggunakan kurs Kementerian Keuangan untuk mengkonversi SBN valuta asing, masing-masing: IDR/USD = Rp14.453; IDR/JPY = Rp130.34, dan IDR/EUR = Rp17.249.40. Selain itu, profil ini untuk posisi 24 Juni 2021. Maksudnya ini adalah data profil SBN jatuh tempo yang sudah dijual/diterbitkan hingga 24 Juni 2021.

Sebagai perbandingan, dibawah ini disajikan Postur SBN jatuh tempo berdasarkan dua titik proyeksi: (i) 01 Januari 2012 dan (ii) 24 Juni 2021. Maksudnya (i) adalah data SBN yang sudah terjual/diterbitkan hingga 01 Jaunari 2012 dan (ii) untuk yang sudah terjual/diterbitkan hingga 24 Juni 2021. Periode observasi sama yaitu 2021 -- 2034.

Postur (i) berubah sangat drastis dibandingkan dengan Postur (ii), seperti disajikan pada Diagram 2 dibawah ini. Postur (ii) akan berubah menjadi super drastis ketika dibuat forecasting jatuh tempo SBN yang diperkirakan akan diterbitkan dalam periode mendatang.

Diagram 2, Perbandingan Profil SBN Jatuh Tempo Posisi 01 Jan 2012 Vs Posisi 24 Juni 2021

Dokpri/ Sumber: Kemenkeu (diolah)
Dokpri/ Sumber: Kemenkeu (diolah)
Coba lihat, misalnya menurut proyeksi (i) nilai SBN jatuh tempo dalam tahun 2021 adalah Rp64 triliun tetapi melonjak hampir tiga lipat menjadi Rp185 triliun menurut proyeksi (ii). Hal yang lebih fantastis untuk tahun 2026. Proyeksi (i) hanya Rp20 triliun tetapi (ii) meroket menjadi Rp513 triliun; mengalami lonjakan lebih dari 25 kali.

FORECASTING SBN JATUH TEMPO HINGGA 2034

Diagram 1 diatas akan berubah secara drastis mengingat sejauh ini APBN selalu defisit (pengeluaran pemerintah selalu lebih besar dari penerimaan pemerintah). Defisit ini semangkin membesar karena antara lain program pembangunan insfrastruktur Presiden Jokowi. Lebih mendebarkan lagi, defisitnya menjadi super super besar karena krisis Pandemi Covid-19, di satu sisi, dan tidak terlihat adanya indikasi efisiensi pengeluaran negara, di lain sisi.

Berdasarkan data runtun waktu sebelum Pandemi Covid-19, data tahun 2010 hingga 2019, penulis menggunakan asumsi konservatif untuk proyeksi nilai rupiah tambahan SBN jatuh tempo mulai tahun 2022 hingga 2026. Asumsi konservatif pertama yang digunakan tersebut adalah Rp50 triliun rata setiap tahunnya (2022 -- 2026). Asumsi konservatif kedua adalah tambahan rata sebesar Rp5 triliun untuk SBN jatuh tempo dalam periode 2027 -- 2034. Diagram 3 dibawah ini menyajikan Forecasting Postur SBN jatuh tempo 2021 -- 2034 berdasarkan modifikasi Proyeksi SBN Jatuh Tempo Kemenkeu pada posisi 24 Juni 2021 dengan tambahan asumsi konservatif pertama dan asumsi konservatif kedua.

 Diagram 3, FORECASTING SBN JATUH TEMPO 2021 - 2034

Dokpri
Dokpri
Dengan demikian, Kabinet Jokowi-MA perlu menyiapkan uang dengan nilai kumulatif Rp1.554 triliun hingga akhir masa jabatan di tahun 2024 untuk pembayaran SBN jatuh tempo. Beban berat yang serupa juga akan berlaku untuk dua kabinet Pasca Kabinet Jokowi-MA. Nilai kumulatifnya untuk dua Kabinet Pasca Jokowi-MA tersebut adalah Rp5.794 triliun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun