Proyek The New Sarinah Tidak Feasible Secara Ekonomi
Sumber pendanaan The New Sarinah dengan estimasi awal biaya pemugaran sebesar Rp700 miliar akan diusahakan secara patungan oleh Sarinah sendiri dan BUMN lain. Dengan asumsi ada 100 tenant dan rerata sewa Rp200 juta per tahun, maka jumlah sewa yang berhasil didapat oleh PT (persero) New Sarinah ini adalah Rp20 miliar per tahun. Dengan kata lain, pay back period proyek the New Sarinah ini memerlukan waktu 35 tahun.
Bandingkan jika uang itu dideposito dengan rerata bunga 10 persen per tahun yang akan menghasilkan pendapatan Rp70 miliar per tahun. Pendapatan deposito tanpa risiko sudah lebih dari tiga lipat dari pendapatan investasi renovasi yang jelas memiliki risiko bisnis yang cukup tinggi. Dengan demikian, dengan hanya menggunakan pertimbangan murni bisnis dan dengan asumsi perolehan sewa sebesar Rp 20 miliar per tahun, maka proyek Bang Thohir ini sebetulnya tidak feasible.
Konklusi ini juga diperkuat oleh data pendapatan PT Sarinah (Persero) ini pada tahun 2015 yang hanya Rp300 juta. Angka ini berarti hanya 1,5% dari nilai proyeksi perolehan sewa the New Sarinah yang Rp20 miliar per tahun itu. Dengan kata lain, perlu kenaikan perolehan sewa sekitar 67 lipat atau 6.670 persen untuk setara dengan proyeksi perolehan sewa Rp20 miliar per tahun tersebut. Mustahil ini dapat dicapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H