Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Yang Seharusnya Dikejar oleh Presenter Tv Metro dan CNNI

31 Maret 2020   00:10 Diperbarui: 31 Maret 2020   21:17 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
beberapasumber diolah_dokpriJoko Sutopo, Ginanjar Prabowo, dan J.P. Batubara

Sudah berapa hari ya kita #dirumahaja? Lebih dua minggu rasanya. Sebagian kegiatan penulis adalah menyimak berbagai teleconference Tv yang sejauh ini masih didominasi tema wabah virus Corona.

Telecon Virus Corona Hari Ini

Tema virus Corona juga tadi diangkat dalam telecon Metro Tv dan CNN Indonesia. Keduanya membahas isu Covid-19 ini dalam kaitannya dengan serbuan pemudik dari DKI Jakarta ke berbagai daerah. 

Jika telecon MetroTV itu menghadirkan Gubernur Jawa Tengah, Ginanjar Pranowo dan Menteri Sosial, Juliari Peter Batubara, maka telecon CNNI menghadirkan pembicara tunggal, mungkin saja kebetulan sesi ini yang disaksikan penulis, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo. 

Seperti hal nya dalam kegiatan talkshow Tv konvensional, telecon Tv ini juga sarat dengan untold stories atau hal-hal yang terlalu umum dan normatif dan/atau hal-hal yang disampaikan tidak cukup rinci. Ini dapat bersumber dari kesepakatan antara stasiun Tv dengan para pembicara untuk menyembunyikan substansi berita yang seharusnya sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat. Selain itu, untold stories ini dapat juga bersumber dari kurang jelinya dan/atau kurangnya pemahaman presenter Tv tersebut atas isu yang sedang diangkatnya.

Telecon CNNI

Coba kita mulai dulu dari telecon CNNI dengan Bupati Wonogiri, Joko Sutopo. Disini memang cukup banyak yang dibahas, tetapi coba kita ambil dulu isu yang paling penting yaitu isu Orang Dalam Pemantaun (ODP). Ini sangat penting karena pemahaman protokol ODP yang baik sangat membantu untuk mengendalikan penyebaran virus Corona ini.

Mas Topo, mungkin sapaan akrab Bupati Wonogiri ini, melaporkan bahwa sejak seminggu terakhir sudah ada 25.000 pemudik ke Kabupaten Wonogiri. 

Dijelaskan oleh Mas Topo, bahwa dari jumlah ini ternyata terdapat 126 orang yang memperlihatkan gejala awal terinfeksi virus Corona dan untuk itu Mas Bupati ini mengatakan orang-orang termaksud sudah didaftarkan sebagai ODP.

Sayangnya, Pak Bupati Wonogiri ini tidak menjelaskan protokol kesehatan ODP termaksud. Ini mencakup protokol bagi ODP itu sendiri misalnya jika demam dan batuk filek berlanjut kemana ia harus sesegera mungkin berobat atau kemana ia harus kontak dengan Puskesmas atau rumah sakit terdekat. Ini juga mencakup protokol Covid-19 fasilitas kesehatan terdekat dalam melakukan pemantauan atau monitoring ODP tersebut yang berada dalam wilayahnya. 

Protokol yang serupa juga tidak dijelaskan oleh Pak Bupati Joko Sutopo ini untuk para tetangga ODP tersebut. Mungkin lebih aman jika Pak Bupati ini menjelaskan protokol untuk para tetangga dari para pemudik lockdown, social distancing mungkin lebih tepat ya,  DKI Jakarta sekarang ini. 

Ini yang seharusnya digali lebih dalam oleh para presenter Tv. Namun, dalam kasus Bupati Joko Sutopo ini, hal yang sangat penting ini tidak dilaksanakan oleh presenter CNNI itu yang disebabkan baik oleh karena ada kesepakatan sebelumnya maupun oleh karena kelalaian dan/atau kurangnya penguasaan substansi oleh presenter CNN Indonesia itu.

Telecon Metro Tv

Seperti sudah disebutkan diatas tema telecon Metro Tv juga terkait dengan arus mudik lockdown virus Corona. Banyak isu yang diangkat, seperti hal nya telecon CNNI, namun karena salah satu pembicaranya adalah Menteri Sosial Kabinet Jokowi-Maruf Amin, maka yang akan disorot oleh penulis adalah isu bantuan sosial untuk para pemudik yang terdampak dari bencana wabah virus Corona ini.

Dalam kaitan ini, Gubernur Jawa Tengah menyatakan bahwa pemerintah daerah Jawa Tengah sudah menyediakan anggaran Rp1,5 triliun sebagai bantuan sosial untuk orang-orang yang paling menderita akibat wabah virus Corona ini. 

Sayangnya, Pak Gubernur yang murah senyum ini, tidak menjelaskan kriteria penerima bantuan sosial ini dan juga tidak menjelaskan berapa rupiah nilainya per orang atau per kepala keluarga. 

Presenter Metro Tv seharusnya menanyakan kriteria dan nilai bantuan sosial termaksud sebab ini sangat penting untuk pengendalian korupsi dan/atau kesalahan target penerima bantuan sosial. Lebih tajam lagi, jika presenter Metro Tv itu langsung menohok isu korupsi dan kesalahan target. 

Maksudnya, presenter itu langsung menanyakan trik atau strategi apa saja yang sudah disiapkan oleh Gubernur Jawa Tengah ini, yang merupakan sosok humoris dan tidak taboo atas video/film porno, untuk mengatasi masalah korupsi dan/atau kesalahan target penerima bantuan sosial Covid-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun