Kita semua sok mendengar  remaja putri berumur 15 tahun membunuh anak berumur lima tahun. Pelaku dan korban adalah tetangga dan bermukim di wilayah kumuh dan miskin (Kumis) Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Penulis cukup akrab dengan daerah ini ketika masih dinas di Kementerian Keuangan yang juga masuk dalam kelurahan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Penulis kemudian terpikir mungkin faktor lingkungan Kumis itu berpengaruh. Jawabannya adalah seperti berikut ini.Â
Pengalaman Penulis
Beberapa tahun yang lalu ada kejadian serupa di sekitar rumah penulis. Sesama remaja bermain-main dengan cambuk berujung besi tajam. Tanpa sengaja, mungkin, paku itu terayun dan menghujam dan menancap di mata teman bermain nya yang berujung kematian.
Mereka ini tinggal di perkampungan yang relatif Kumis. Letak perkampungan ini tidak begitu jauh dari komplek perumahan penulis.
Namun, penulis juga ingat dua kasus yang relatif serupa yaitu kasus remaja pembunuh yang lain. Satu kejadian di Amerika Serikat dan satu kejadian di Medan Indonesia.Â
Masing-masing remaja pembunuh itu tidak tinggal di wilayah Kumis dan bahkan sebaliknya mereka berdua berasal dari keluarga kaya dan hidup di lingkungan kaya dan elit. Lebih-lebih yang di Amerika Serikat itu. Remaja pembunuh ini kakak beradik dari keluarga miliarder yang sangat kaya bahkan untuk ukuran negara Paman Sam ini.
Jadi, apa dong faktor-faktor utama yang menyebabkan remaja itu berubah menjadi pembunuh sadis?
Ini apa yang penulis temu di beberapa literatur.Â
1. Remaja pembunuh itu biasanya sama sekali tidak menyesal dan bahkan sebaliknya merasa puas atas apa yang sudah dilakukan nya.
2. Mereka terinspirasi dari film dan atau buku-buku kekerasan dan pembunuhan termasuk cerita dan film horor.
3. Kurang atau tidak adanya hubungan yang akrab dan hangat dalam keluarga dan/atau tetangga. Ini mencakup kedua orang tua yang bekerja dan anak-anak diurus oleh asisten rumah tangga serta kebersamaan mereka sangat sedikit sekali.
4. Merasa dikucilkan oleh keluarga dan/atau lingkungan
5. Merasa diperlakukan secara tidak adil oleh keluarga dan/atau lingkungan
6. Bawaan sejak lahir yaitu ada beberapa jaringan saraf otak yang tidak atau kurang berfungsi secara normal.
Remaja Pembunuh Orang Tua
Kasus di Amerika Serikat dan kasus di Medan seperti penulis sebutkan diatas adalah remaja yang membunuh orang tua. Kasus Medan yang dibunuh oleh remaja itu adalah Saudara kandung, hampir semua rasanya, Â dan juga rasanya orang tua nya juga. Sedangkan kasus di Amerika Serikat adalah kakak dan adik yang membunuh ayah dan ibu mereka.
Ini beberapa fakta yang berhasil penulis himpun dari beberapa literatur.Â
1. Remaja pembunuh orang tua biasanya berjenis kelamin laki-laki
2. Remaja ini mengalami gangguan psikologi termasuk sering diganggu oleh pikiran halusinasiÂ
3. Remaja ini dilakukan (merasa) secara semena-mena (abusive) oleh orang tua mereka dalam waktu yang panjang
4. Ada kecenderungan mereka membunuh ayah/ibu tiri. Ini berbeda dengan kasus baik di Amerika Serikat maupun kasus di Medan seperti disampaikan diatas.
5. Mereka merasa puas setelah melakukan pembunuhan itu.
Diatas kesemua itu yang paling penting diwaspadai adalah jika terlihat remaja yang bertingkah laku sangat mencolok bedanya dengan tingkah laku anak-anak yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H