Komisaris BUMN tidak memiliki power seperti itu. Mereka tidak dapat memecat dewan direksi. Erick Thohir lah yang dapat dengan seketika mencopot direksi BUMN yang dianggap tidak becus dan/atau melakukan tindak pidana korupsi. Seperti dijelaskan diatas, dewan komisaris itu bukan pemilik modal BUMN dan sebagian besar, jika tidak seluruhnya, adalah orang-orang Magata yang ditunjuk oleh kementerian dan lembaga negara dan yang ditunjuk sebagai hadiah dari pemerintah karena berbagai alasan sosial politik.Â
Para pembicara juga mengapresiasi keputusan berani Erick untuk menugaskan Ahok membongkar sekitar 142 anak cucu perusahaan PT Pertamina. Mereka juga salut dengan penunjukan sosok dengan integritas tinggi seperti Chandra Hamzah sebagai Komisaris Utama Bank BTN.Â
Namun, untuk kasus Chandra Hamzah rasanya belum terdengar tugas spesifik dari Erick. Pesan Erick lebih bersifat umum yang mengatakan bahwa kasus-kasus hukum di BTN perlu dibenahi dan BTN perlu tampil lebih gesit dalam membiayai kredit perumahan ASN di IKN PPU dan Kukar, Kaltim. Lagi-lagi perlu kita sadari bahwa ujung tombaknya adalah direksi dengan boz baru Pahala Mansury.
Tergelitik juga untuk mempertanyakan kenapa Erick tidak atau belum membongkar anak cucu BUMN yang lain. PT PLN, misalnya, memiliki anak cucu perusahaan yang yang tidak jauh beda dengan PT Pertamina. Hal serupa dengan PT KAI, PT Angkasa Pura, PT Pelindo, PT KS, dan seterusnya dan seterusnya.
Menurut Ulfa, Almizan (2017), Mengurai Benang-benang Kusut BUMN, Yogyakarta: Deepublish, terdapat sekitar 2.000 anak cucu perusahaan BUMN. Â
Pasti Magata dan pemanis masif di 144 BUMN serta 2.000 anak cucu nya.
Jumlah anggota dewan komisaris/pengawas untuk 144 BUMN itu saja sekitar 6.000 orang. Hitung cepat dengan estimasi bawah rerata gaji, bonus, tantiem, dan lain-lain fasilitas berjumlah Rp 2.0 miliar per tahun per orang. Untuk 6.000 orang tersebut potensi uang negara yang dibakar sia-sia adalah Rp12.0 triliun per tahun dan Rp60.0 triliun dalam masa jabatan lima tahun.
Seperti disambar halilintar jika kita hitung potensi Magata untuk sekitar 2.000 anak cucu BUMN. Â Ledakan bom atom jika dihitung juga untuk kasus seluruh BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) secara nasional.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H