Dari obrolan warung kopi semalam, kami simpulkan bahwa KPK akan bernasib sama dengan BPKP. KPK akan mati suri. Kami simpulkan juga nasib KPK tidak berbeda jauh dengan nasib Abraham Samad dan Ahok.
Menarik juga, ada peserta bincang-bincang warung kopi itu mengatakan bahwa di banyak negara, termasuk Indonesia, dengan indeks keparahan korupsi yang tinggi berlaku frasa "korupsi itu pelumas ekonomi dan pembangunan." Jokowi terkesan lebih baik memelihara pembangunan ekonomi dari pada mengambil risiko untuk menjadi pahlawan anti korupsi Indonesia.
Last but not least, peserta bincang-bincang juga sepakat ada tiga kaki pengendali anti korupsi yang efisien. Ketiga kaki itu adalah Preventif, Edukatif, dan Represif. Kaki represif dijalankan utamanya oleh KPK sejauh ini. Dua kaki yang pertama belum banyak dilangkahkan dalam agenda pengendalian korupsi di Indonesia.
Dua langkah pertama itu jauh lebih sulit dari langkah ketiga, preventif. Jokowi seperti presiden-presiden RI terdahulu juga akan sambil guyon saja melangkah dengan dua kaki pertama itu.
Korupsi Adalah Pelumas Pembangunan dan Ekonomi
Ini Indonesia Bung!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H