Kita tahu bahwa di Indonesia ada dua aliran ideologi Partai Politik. Pertama, partai-partai Islam dan sehari-hari sering disebut sebagai partai agama. Kedua, partai-partai nasionalis. Ada lima partai politik aliran nasionalis yang lolos ke Senayan hingga Pileg 2014.Â
Kelima Parpol tersebut  itu adalah PDIP, Golkar, Nasdem, Demokrat dan Hanura. Di sisi lain, ada empat partai politik dengan azas agama (Islam) yang tinggi yang berhasil lolos ke Senayan hingga tahun Pileg tersebut. Keempat partai agama tersebut adalah: PKS, PKB, PAN, dan PPP.Â
Posisi Gerindra sedikit unik. Gerindra walaupun dalam Anggaran Dasar (AD) nya menyatakan berazaskan nasionalis (Pancasila dan UUD1945) tetapi publik mempersepsikan kandungan aqidah Islam cukup tinggi di Partai besutan Prabowo Subianto ini. Koalisi Gerindra dan PKS yang memiliki kesamaan ideologi Islam, Â semakin kuat dalam Pilpres 2014 dan 2019 yang baru lalu.
Ideologi partai politik di tataran pemerintah provinsi dan kabupaten/kota tidak begitu nyata. Hal yang biasa jika PDIP berkoalisi dengan PKS pada Pilkada. Juga itu lumrah sekali PKB berkoalisi dengan Golkar, Nasdem, dan PKS. Begitu juga hal nya dengan Partai Gerindra yang berkoalisi dengan banyak partai politik nasionalis di sejumlah wilayah Pilkada. .Â
Tirto.id, Saat PDIP, Gerindra, PKS, PAN Berkoalisi dalam Puluhan Pilkada klik disini, melaporkan koalisi partai politik di Pilkada serentak 2018. Disini Tirto melaporkan bahwa PDIP, PKS, Gerindra, dan PAN bersama-sama mengusung satu paslon di Sulawesi Tenggara. Dilaporkan juga bahwa di tingkat kabupaten/kota, keempat tersebut berkoalisi di 16 wilayah. Seperti misalnya di Magetan, Lebak, Tangerang, dan Kota Tangerang.
Lebih jauh laporan ini menyatakan bahwa PDIP sendiri berkoalisi dengan PKS di 33 wilayah. Contoh koalisi itu yang disampaikan dalam laporan ini adalah di Jawa Timur untuk dukungan dukungan pada Drs. H. Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno. Di sisi lain, menurut laporan ini, PDIP berkoalisi dengan Gerindra di 48 wilayah dan PAN di 58 wilayah.Â
Dalam nuansa yang sama, Tirto.id ini melaporkan dinamika koalisi partai nasionalis besutan Surya Paloh, Partai Nasdem. Disini dilaporkan bahwa Nasdem, PKS, Gerindra, dan PAN berkoalisi pada pemilihan gubernur di Sumatera Utara. Koalisi Nasdem di wilayah lain, menurut laporan ini, adalah Nasdem -PKS-Gerindra-PAN yang mengusung calon di 16 kabupaten/kota.
Hal yang tidak berbeda dan bukan berita baru lagi jika PKB dekat dengan semua, hampir semua, partai nasionalis di ajang Pilkada. DetikNews melaporkan, klik disini, Â PKB-PDIP-Golkar berkoalisi untuk mendukung Dodi Alex Noerdin _ Giri Kiemas dalam Pilgub Sumsel 2018. Dilaporkan juga bahwa PKB dan Golkar merupakan duet Parpol yang mengusung Arinal-Chusnunia pada Pilgub Lampung 2018.Â
Lebih seru seru lagi pada Pilgub Jabar 2018. Menurut laporan ini PKB Nasdem PPP dan Hanura mengusung Ridwan K dan Uu Ruzhanul sebagai Cagub-Cawagub Jabar 2018.
Dari berbagai laporan tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa tidak ada unsur ideologi dan agama dalam Pilkada Indonesia. Partai agama dan partai nasionalis berkoallisi secara masif dan terstruktur di seluruh wilayah Pilkada Indonesia. Basis koalisi mereka adalah jumlah kursi masing-masing parpol baik di DPRD Provinsi maupun di di DPRD Kabupaten/Kota.