Menurut Wikipedia, klik disini, pada tanggal 1 Mei tahun 1886, lebih dari seratus tahun yang lau, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei. Ratusan buruh tewas ditembak aparat keamanan, pimpinan serikat buruh ditangkap, diadili dan dihukum mati.Â
Wikipedia itu juga menyatakan bahwa pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris mencetuskan resolusi agar peristiwa di Amerika Serikat tanggal 1 Mei itu ditetapkan sebagai hari buruh sedunia. Gayung pun bersahut, resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun banyak yang mendapat tekanan keras dari pemerintah mereka
Kilas Balik Nasional
May Day, 1 Mei sudah diperingati di Indonesia sejak tahun 1920. Tokoh Buruh Indonesia adalah Diva Nusantara (D.N. ) Aidit yang memiliki hubungan erat baik dengan partai Komunis Cina maupun partai Komunis Uni Soviet. Pergerakan buruh ketika itu lebih diasosiasikan dengan kegiatan untuk membangun jaringan partai komunis di Indonesia.Â
Di Era Orde Baru Soeharto hari libur nasional May Day, 1 Mei dihapus. Upaya-upaya untuk menjadi 1 Mei menjadi hari libur nasional dianggap sebagai kegiatan subversif dan akan berhadapan dengan aparat keamanan dan/atau hukum.
Antara lain, Pikiran Rakyat, klik disini, mendokumentasikan bahwa hari libur nasional May Day, 1 Mei, diberlakukan di Indonesia di tahun 2014. Keputusan itu diambil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 29 Juli 2013. Presiden mengabarkan keputusan itu lewat akun twitternya @SBYudhoyono.
 Hari ini, saya tetapkan 1 Mei sebagai Hari Libur Nasional dan dituangkan dalam Peraturan Presiden. *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) 29 Juli 2013
OkeNews, klik disini, 1 Mei 2018, merilis berita tentang lima pejuang buruh Indonesia. Kelima pejuang buruh Indonesia kontemporer itu adalah Said Iqbal, Muchtar Pakpahan, Marsinah, Widji Thukul, dan Agus Sudono. Seingat penulis, Marsinah Tewas dalam perjuangannya di Era Orde Baru dan Widji Thukul hilang dalam kerusuhan Reformasi 1997/98 dan belum diketemukan hingga saat ini.Â
Agus Sudono tokoh buruh multi era. Sukses dan selamat di Era Soeharto serta sempat menjadi perwakilan Indonesia di ILO. Cukp dikenal di Era Orla dan Era Reformasi dewasa ini.
Said Iqbal adalah tokoh buruh KSPI. KSPI merupakan penggerak utama demo buruh 1 Mei 2019.
Penulis lagi mengumpulkan informasi terkait prestasi gemilang yang lain dari Agus Sudono dan Said Iqbal.
Muchtar PakpahanÂ