Mohon tunggu...
Almizan Ulfa
Almizan Ulfa Mohon Tunggu... Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan RI -

Just do it. kunjungi blog sharing and trusting bogorbersemangat.com, dan, http://sirc.web.id, email: alulfa@gmail.com, matarakyat869@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Imbas Tahun Politik ke Formasi dan Rekrutmen CPNS

19 Januari 2018   15:06 Diperbarui: 23 Januari 2018   14:37 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Grafik 3. Pertumbuhan Jumlah PNS, YoY, 2000 -- 2016 (persen).

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Data tahun 2017 menunjukan bahwa jumlah PNS yang pensiun di tahun ini adalah sebanyak 132.815 dan jumlah rekrutmen baru CPNS hanya 37.138 orang sehingga terjadi penurunan jumlah PNS sebanyak 95.667 orang dibandingkan dengan tahun 2016 (negative growth). Jumlah PNS aktif tahun 2017 dengan demikian adalah 4.278.664, atau, dapat disingkat dengan angka 4,3 juta orang.  

Lonjakan penerimaan CPNS diperkirakan akan terjadi kembali menjelang dan di tahun politik 2019. Hal ini antara lain merujuk ke pernyataan Kementerian PAN RB, Asman Abnur, yang sudah mengumumkan akan menerima sebanyak 250.000 orang CPNS di tahun 2018 (Koran Sindo, 18 Desember 2017), yang berarti akan terjadi penambahan jumlah PNS sebanyak 93.651 orang dengan memperhitungkan jumlah 156.349 orang PNS yang akan pensiun tahun ini. Dengan demikian, jumlah PNS di tahun 2018 akan menyentuh angka 4,372,315 (4,4 juta) orang. Selanjutnya, proyeksi sebesar 4,6 juta PNS di tahun politik 2019 dan 4,8 juta orang PNS di tahun 2020 patut untuk diantisipasi.

Informasi terkini menunjukan bahwa formasi CPNS tahun 2018 hanya 120 ribu orang dan bukan 250 ribu orang. Dengan demikian, tidak akan terjadi kenaikan tetapi sebaliknya akan terjadi penurunan jumlah PNS sebanyak 36.349 orang di tahun 2018 dibandingkan tahun 2017. Namun, lonjakan formasi dan rekrutmen CPNS berpotensi untuk terjadi kembali di puncak tahun politik siklus sekarang ini yaitu di tahun 2019 yang akan datang.

Updating yang lebih baru lagi untuk formasi 2018 adalah 250.000 orang. Angkanya terkesan belum final, masih bergoyang terus tetapi akan lebih dari 120.00 orang, rasanya. Updating hari ini, 23 Januari 2018,  adalah 220.000 orang.

Analisis ini agak bersebrangan dengan pernyataan Wapres Jusuf Kalla yang diposting pada tanggal 3 Juni 2016 di website Sekretariat Kabinet RI. Disini Wapres JK menyatakan akan menggulirkan kebijakan negative growth PNS hingga tahun 2019. Concerns Beliau ini mencakup fakta ada sebagian Pemda yang belanja pegawainya mencapai 80% dari nilai APBD. Lebih jauh lagi, Beliau menginginkan adanya road map pemangkasan PNS hingga delapan tahun, yang sangat sulit untuk terlaksana berdasarkan hasil analisis ini. Namun, wait and see, kita tunggu saja.

Juga, mungkin ada yang masih ingat dengan pernyataan fenomenal mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki T.P atau yang lebih akrab dengan sapaan Ahok. Tokoh nasionalist fenomenal ini pernah menyatakan bahwa ada pegawai DKI Jakarta yang kerjanya hanya foto copy saja tetapi menerima gaji 20 juta per bulan. Tokoh fenomenal ini juga yang sekarang lagi menjalani hukuman penjara dalam kasus penghinaan agama pernah mengatakan akan memangkas separuh PNS DKI Jakarta, jika memiliki kekuatan yang cukup.

Terlepas dari pernyataan Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wapres JK itu, kesimpulan yang dapat kita tarik dari analisis sederhana ini adalah bahwa tahun-tahun politik adalah tahun rekrutmen CPNS dalan jumlah yang besar. Satu tahun sebelum satu tahun sesudah dan di tahun politik itu sendiri terjadi lonjakan rekrutmen CPNS. 

Kesimpulan lain adalah bahwa di era reformasi sekarang, tahun 2000 -- 2017, kebijakan zero growth PNS tidak pernah dilaksanakan. Yang terjadi adalah kebijakan negative dan positive growth silih berganti dengan ayunan (magnitude) positive growth yang lebih kuat sehingga hasil kumulatif di tahun 2017 adalah positive growth dengan jumlah PNS menjadi 4,3 juta dibandingkan dengan tahun 2000 yang hanya 3,9 juta orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun