Fase remaja merupakan fase untuk mengeksplorasi berbagai macam hal baru, tak terkecuali merokok. Kebiasaan merokok yang dilakukan oleh remaja dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari pergaulan dan faktor psikologis (stres, cemas, rasa ingin tahu). Mirisnya, remaja menjadi kelompok perokok yang mengalami jumlah kenaikan secara signifikan.Â
Mengutip dari Tribunnews, Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa di antara 70 juta perokok aktif, sebanyak 7,4% adalah perokok berusia 10-18 tahun, dengan rincian 56,5% merupakan perokok berusia 15-19 tahun, dan 18,4% masih berusia 10-14 tahun. Perilaku merokok yang dilakukan terus-menerus dapat memengaruhi kondisi kesehatan anak dan remaja hingga usia dewasa.
Berikut empat dampak negatif akibat perilaku merokok:
Penyakit kardiovaskular
Zat nikotin yang terdapat di dalam rokok dan vape meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular (gangguan jantung dan pembuluh darah), yang meliputi jantung koroner, stroke, dan lain sebagainya
Penyakit paru-paru
Baik asap rokok maupun vape mengandung zat-zat kimia berbahaya yang mampu merusak jaringan paru-paru dan peradangan kronis. Akibatnya, perokok dapat terkena penyakit paru obstruktif kronik (POK).
Kanker
Menurut American Cancer Society, merokok menjadi penyebab hampir 20 persen kematian akibat kanker. Merokok memicu penyakit kanker paru-paru, mulut, tenggorokan, kerongkongan, pankreas, kandung kemih, dan ginjal.
Gangguan reproduksi dan kehamilan
Tidak hanya mengganggu kesuburan pria, rokok juga dapat membahayakan wanita hamil. Rokok meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, kelahiran bayi dengan berat badan rendah, hingga sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Anak-anak yang menjadi perokok pasif bahkan berpotensi mengalami masalah pernapasan dan infeksi telinga.
Meski begitu, perusahaan rokok tetap menggencarkan segenap upaya dalam mempromosikan produk-produk mereka, sehingga menarik minat merokok kepada para remaja.
Bagi Anda yang memiliki anak berusia remaja dan masih aktif merokok, sebaiknya intervensi dan edukasi anak sejak awal sebelum efek negatif rokok semakin memperburuk kesehatannya. Adapun langkah-langkah yang dapat Anda ikuti untuk menghentikan kebiasaan merokok pada anak adalah sebagai berikut:
Gunakan gaya komunikasi yang aman
Ketika Anda hendak memberikan edukasi, samakan gaya komunikasi dengan anak terlebih dahulu. Terlebih, anak usia remaja cenderung lebih tertutup pada orang tua. Jangan menggunakan bahasa yang terkesan menghakimi anak, sebaliknya posisikan Anda sebagai teman dekat. Cari tahu alasan mengapa anak Anda merokok, kemudian bimbing dan edukasi secara lembut tentang bahaya rokok.Â
Beri contoh perilaku gaya hidup sehat
Jika Anda perokok aktif, beri contoh dengan menghentikan kebiasaan merokok sesegera mungkin. Bisa jadi, anak terbiasa merokok karena menurun dari orang tua bukan dari lingkungan eksternal. Tak hanya itu, Anda juga bisa melakukan pola hidup sehat, seperti olahraga dan makan-makanan sehat sebagai pengalihan dari merokok.
Awasi pergaulan
Pergaulan juga terkadang membuat anak terdorong untuk melakukan kebiasaan merokok. Luangkan waktu untuk mengetahui siapa saja teman-temannya dan bagaimana mereka menghabiskan waktu saat berkumpul. Tempatkan diri pada posisi yang satu level dengan anak, supaya ia bersedia menceritakan tentang pergaulannya.Â
Lakukan cara tersebut secara berulang dan jangan menyerah karena menghentikan sebuah kebiasaan memang tergolong sulit. Hal ini diperlukan demi kesehatan dan keselamatan anak dari bahaya rokok.
Baca Juga: Berhenti Merokok Sekarang: Langkah untuk Memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia oleh Ummu Iffah Qonita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H