Mohon tunggu...
Almira Fitri Noviandini
Almira Fitri Noviandini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Jaya

Mahasiswa baru Tahun 2023 dengan program studi Akuntansi di Universitas Pembangunan Jaya dengan latar belakang SMA di SMAS Cendana Mandau Duri,Riau.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Psikologis Perempuan Fatherless

20 Desember 2023   15:00 Diperbarui: 20 Desember 2023   15:08 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Without you, I feel broke. Like I'm half of a whole. Without you, I've got no hand to hold"(Kings,2013).

Pernahkah kamu merasakan hal seperti itu ketika sedang merasa kesepian? Seperti kamu seakan-akan tidak memiliki orang yang peduli denganmu dalam lingkungan disekitarmu. 

Kamu kesepian, tidak ada yang menanyakan kabarmu, tidak ada yang mendengarkanmu, tidak ada yang bisa menjagamu selain diri kamu sendiri, tidak ada yang membela kamu saat banyak orang yang menghakimimu, tidak ada tempat untuk bercerita. Selain hal tersebut, kamu juga merasa tidak percaya diri. 

Kemudian kamu membuat kesimpulan, Tidak ada yang peduli denganku dan aku tidak ingin dikenal oleh banyak orang. Lantas kamu duduk menyendiri dalam suatu ruangan sambil meyakinkan diri kamu bahwa kamu tidaklah sendirian dalam hidup ini dan juga meyakinkan diri sendiri untuk lebih percaya diri.

Saya sering mengalami hal seperti itu sejak ditinggalkan oleh ayah saya yang sekarang sudah menyentuh tahun ke 17 ayah saya wafat. Pikiran seperti itu terjadi saat saya sedang berdiri didepan banyak orang ataupun saat saya melihat seorang ayah bermain atau menemani anak perempuannya dengan menunjukkan ekspresi bahagia. 

Saat terjadi hal tersebut, saya menjalani hari dengan rasa kesepian dan sedih yang timbul secara tiba-tiba. Saya membuat diri menjadi lebih sibuk daripada biasanya sehingga setidaknya rasa kesepian tersebut memudar.

Ketika rasa kesepian telah memudar, akan mulai timbul rasa tidak nyaman seperti gelisah akibat terlalu memaksakan diri untuk lebih sibuk daripada biasanya. 

Akhirnya saya menyadari satu hal. Cara membuat diri sendiri lebih sibuk daripada biasanya merupakan suatu hal yang tidak akan bisa mengubah apapun. Hal itu hanya bisa untuk mengalihkan pikiran sejenak dan hal yang saya alami ini juga banyak terjadi kepada perempuan lainnya.

Wardah Roudhotina S.Psi., M.Psi., mengatakan bahwa anak yang tidak mendapatkan peran figure ayah umumnya mengalami permasalahan psikologis hingga perilaku. 

Seperti halnya, kepercayaan diri rendah, kebingungan, dan kemampuan pengambilan risiko yang rendah. Dampak tersebut semakin parah apabila anak telah kehilangan sosok ayah sejak usia dini.

Dalam hal tersebut, contoh dari kepercayaan diri rendah itu seperti kurangnya rasa percaya diri sehingga timbul rasa enggan untuk menunjukkan bakat yang dimiliki.

Lalu, ada kebingungan. Kebingungan yang dimaksud disini adalah seperti kebingungan terhadap peran sebagai anak itu seperti apa. Lalu, terakhir ada kemampuan pengambilan risiko yang rendah. Contohnya seperti seorang anak yang memiliki fatherless (peran figur ayah dalam proses pengasuhan yang minim atau bahkan tidak ada) terpilih sebagai salah satu siswa untuk mengikuti sebuah perlombaan. 

Namun, anak tersebut menolak untuk mengikuti perlombaan karena ia tidak siap untuk merasa gagal. Fakta tersebut sudah cukup banyak yang membahas mengenai fatherless. Bahkan media massa ada yang mengatakan bahwa negara Indonesia merupakan negara fatherless ketiga di dunia. 

Saat ini, banyak orang yang mencari fatherless itu seperti apa dikarenakan timbulnya berita bahwa negara Indonesia merupakan negara fatherless ketiga di dunia. 

Bagi mereka yang sudah mencari tahu fatherless itu seperti apa, mereka dapat memikirkan apakah mereka merupakan salah satu yang merasakan fatherless. 

Akibatnya akan banyak perempuan yang memberi label pada dirinya sendiri hingga hal tersebut benar-benar mempengaruhi perilaku dirinya sendiri.

Apakah fatherless merupakan suatu hal yang buruk bagi psikologis seseorang? Lalu bagaimana dengan negara yang mendapatkan label sebagai negara fatherless? Jangan khawatir! Sekarang sudah bukan saatnya merasa cemas akibat terlalu memikirkan dampak dari fatherless. Terutama bagi negara yang mendapatkan label sebagai negara fatherless. 

Fatherless jika dilihat dari kedua sudut pandang yang berbeda akan memiliki dampak negatif dan dampak positifnya tersendiri. Dampak negatif fatherless seperti kepercayaan diri rendah, kebingungan, dan kemampuan pengambilan risiko yang rendah. 

Namun, fatherless juga memiliki dampak positif seperti menjadi pribadi yang lebih mandiri dalam hal apapun baik dalam pengambilan keputusan untuk diri sendiri maupun yang menyangkut orang lain sehingga negara yang mendapatkan label sebagai negara fatherless tidak perlu khawatir karena seseorang yang mengalami fatherless hanya membutuhkan waktu untuk menerima bahwa fatherless tidak seburuk itu dalam hidup mereka dan mereka juga hanya membutuhkan waktu untuk terus berproses supaya dapat merasa setara dengan anak lainnya.

Bagi kalian yang merasakan dampak dari fatherless seperti tidak percaya diri, tidak dapat mengambil keputusan, dan juga merasa sendiri, stop! Hentikan pikiran seperti itu. Mungkin sulit untuk kalian menerima yang terjadi dalam hidup kalian mengenai fatherless. Tetapi, kita bisa menghentikan baik pikiran negatif maupun hal yang dapat menghambat proses menjadi pribadi yang lebih baik. Inilah saatnya untuk kalian berkembang dan bangkit.

Kalian dapat bangkit dengan melakukan terapi apabila kalian membutuhkan seseorang untuk mendengarkan ataupun mendukung kalian. Lalu, kalian juga dapat memfokuskuskan diri terhadap diri kalian sendiri untuk mengejar mimpi yang kalian impikan. 

Menerima diri sendiri mengalami dampak fatherless memang bukanlah hal yang mudah, terutama ketika sering melihat teman ataupun orang yang kita tidak kenal sekalipun dapat berkomunikasi bahagia dengan ayahnya. 

Meskipun demikian, fatherless bukanlah hal yang hanya memiliki dampak buruk saja. Ingatlah bahwa kemandirian menjadi pribadi yang lebih baik tidak dibatasi oleh fatherless. 

Jadi mulai sekarang pandanglah sosok dirimu menjadi seseorang yang mandiri, bahagia, memiliki banyak relasi, dan juga percaya diri! Jika kamu masih saja tidak mau menerima bahwa fatherless memiliki dampak positif apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda, ya sudah. Akan tetapi, apakah kamu rela merelakan impian mu dan menyesal di kemudian hari karena tidak melihat sudut pandang lainnya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun