Mohon tunggu...
Almer Reyhan D.N
Almer Reyhan D.N Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Student of International Islamic University of Islamabad. feel free to reach out at [reyhanalmer.dn@gmail.com] (+92) 3150150337.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi di Antara Baris-Baris Kata

31 Juli 2024   04:24 Diperbarui: 31 Juli 2024   04:25 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raya tidak berhenti atas kritikan dan kesulitan semasa ia menulis, justru itu menjadi refleksi bagi raya dalam menulis dan mengintropeksi diri dalam pengembang tulisan. Karena sejatinya kritikan itu sebagai penyeimbang agar kita tidak berpuas diri lalu berjalan di tempat tanpa harus tetap berjalan kedepan. Dengan begitu raya untuk terus mengembangkan diri dengan terus belajar dan menggali skillnya yang masih terpendam di dalam dirinya, hingga ia tepikan kritikan-kritkan itu menjadi semangat berapi-api yang tak pernah padam.

Hingga sampai suatu ketika datang sebuah pucuk surat dari kota, ternyata surat itu berasal dari penerbit ternama, yang mana penerbit tersebut tertarik terhadap tulisan-tulisan raya dan ingin menjadikan tulisan raya menjadi sebuah buku. Raya pun terdiam serta kebingungan, bagaimana bisa seorang anak yang tinggal desa dengan keluarga kecilnya bisa membuat buku dan ditawari oleh penerbit ternama, yang biasanya ia membaca buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit itu, kini ia akan menjadi salah satu penulis dari salah satu karyanya, suatu kebanggan bukan? tanyanya kepada dirirnya sendiri. Lantas raya pun mengiyakan tanpa perlu berpikir panjang ajakan penerbit itu, dengan haru dan bahagia ia menerima tawaran itu.

Satu bulan setelah penerbitan buku raya yang berjudul " Melawan Ketidakmungkinan ", ternyata antusias dari pembaca membludak dan bukunya pun menjadi best seller di bulan itu juga, belum juga genap seminggu bukunya pun sudah terjual habis di gramedia. Raya hanya bisa terdiam dan kaget menyaksikan buku-bukunya diterima hebat di kalanganan masyarakat sampai terjual habis, bagaimana bisa anak desa seperti raya yang terbatasi dengan segala fasilitas tapi mampu untuk berjuang dan berusaha dalam menggapai mimpinya.

Dengan diterimanya buku-buku karya raya di khalayak masyarakat, juga memberikan dampak positif kepada masyarakat banyak, karena dengan begitu karyanya mampu membangkitkan semangat anak-anak milenial untuk tetap berkarya meskipun terbatasi dengan fasilitas dan keadaan. Serta juga memberikan perubahan positif dalam membangun minat baca anak-anak sekarang yang mungkin kini sudah mulai punah dikarenakan mulai tersisih oleh handphone dan sosial media didalamnya. Juga turut memberikan inspirasi kepada anak-anak diluar sana untuk mengejar literasi dan terus berkarya.

Perjalanan raya mengajarkan kita begitu banyak hal tentang sebuah perjuangan dan pengorbanan, tidak ada perjuangan dan pengorbanan yang sia-sia, semua akan berhasil bila kita benar-benar gigih dan berjuang atas apa yang telah kita perjuangkan dan kita korbankan. Dari kisah raya kita bisa renungkan bahwasanya dari literasi adalah kunci untuk berkarya dan berkembang, terlepas dari zaman yang terus berubah. Tetapi literasi mampu mengantarkan kita untuk mengetahui dunia luas dan juga untuk dunia luas mengetahui kita, terbukti dari kisah perjalanan seorang raya, yang mana ia dikenal seluruh penjuru negeri karena karya literasinya yang memberikan dampak positif bagi pembacanya.

Berharap agar raya terus menghidupi literasi dengan karya-karyanya, dan memberikan dampak positif yang lebih luas kepada masyarakat, karena sejatinya literasi tidak akan mati apabila ia ditemukan oleh penikmatnya, dan raya adalah salah satu penikmatnya. Kini raya pun telah membuat sebuah komunitas taman baca di desanya, untuk memberikan fasilitas kepada anak- anak di desa atas minat mereka terhadap literasi, semoga dapat membangkitkan minat baca dan literasi anak-anak yang lain dan mungkin akan terlahir raya-raya yang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun