Mohon tunggu...
Almer Reyhan D.N
Almer Reyhan D.N Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Student of International Islamic University of Islamabad. feel free to reach out at [reyhanalmer.dn@gmail.com] (+92) 3150150337.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi di Antara Baris-Baris Kata

31 Juli 2024   04:24 Diperbarui: 31 Juli 2024   04:25 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari disebuah sudut desa kecil yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tumbuhlah seorang anak bernama Raya, ia tumbuh dan hidup dengan keluarga kecilnya, ia juga sering dipanggil dengan teman sebayanya dengan sebutan " ucil ". mungkin karena tubuhnya yang kurus dan kecil, makanya ia sering dipanggil oleh teman sebayanya dengan sebutan itu. Namun, walaupun ia kerap dipanggil dengan sebutan " ucil " akan tetapi semangat dia dalam belajar dan membaca tidak sebanding dengan sebutan yang ia terima. Semangatnya dan kegigihannya yang keras dan kuat untuk belajar dan membaca membuat ia menjadi anak yang tumbuh dengan optimisme tinggi untuk membangun dan memberikan dampak positif terhadap anak-anak lainnya di desanya.

Raya terlahir dari keluarga kecil, ayahnya telah meninggal semasa raya berumur belum genap satu tahun akibat kecelakaan yang menimpanya, raya hidup dengan ibunya yang berjuang keras demi menghidupi anak-anaknya agar tak kekurangan satupun dari kewajiban yang harus anak- anaknya terima. Raya terlahir sebagai anak yang sedikit berbeda dengan khalayak teman-teman sebayanya, ia tumbuh sebagai anak yang cerdas dan pintar, minatnya dalam membacalah yang mengantarkan ia dalam mengetahui pengetahuan yang lebih luas.

Akan tetapi, sungguh amat disayangkangkan, minat membaca dari seorang raya tidak mampu diimbangi dengan fasilitas perpustakaan yang cukup di desanya. Alih-alih membangun perpustakaan, pihak perangkat desa lebih memilih membangun bangunan lain yang dirasa nihil dampak positif terhadap perkembangan anak-anak di desa. Namun dengan begitu raya tidak tinggal diam dan patah semangat, ia tetap bersemangat untuk menyalurkan minat bacanya, dengan ikut sang paman yang tiap seminggu sekali berangkat ke kota untuk berbelanja kebutuhan warungnya, raya pun ikut turut sang paman untuk membantu berbelanja kebutuhan warungnya, dengan dalih agar sang paman bersedia untuk mengantarnya ke perpustakaan kota, dan biasanya raya meminjam buku di perpustakaan itu, dan mengembalikannya seminggu kemudian dan itu berulang-ulang hingga saat ini setiap minggunya.

Hingga suatu hari ketika saat raya sedang membaca buku di depan teras rumahnya, datang seorang anak muda dengan badan tinggi semampai menhampirinya, dan ternyata dia seorang mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN di desa raya. Mahasiswa itupun bertanya kepada raya " kamu suka membaca buku ? " tanyanya. Raya pun menjawab dengan tegas " iya kak, membaca bagian dari hidupku " lantas seorang mahasiswa itu bertanya kepada raya dari mana ia mendapatkan buku-buku itu untuk dia baca tiap harinya, raya pun akhirnya mejelaskan bagaimana ia mendapatkan buku-buku kepada mahasiswa akhir itu, sontak si mahasiswa pun tertegun dan kaget bagaimana bisa seorang anak kecil seumur raya sudah berusaha tanpa patah semangat untuk tidak mengurungkan niatnya dalam membaca buku-buku. Dengan yakin dan penuh semangat mahasiswa tersebut berusaha untuk mewujudkan mimpi raya untuk bisa membangun perpustakaan kecil di desanya, agar minat baca anak-anak di desa dapat tersalurkan dengan baik.

Satu tahun berlalu akhirnya mahasiswa itu pun kembali dengan dana proposal yang ia telah kumpulkan untuk membangun perpustakaan di desa, tidak seorang diri saja ia juga bersama dengan rekan se-mahasiswanya membantu untuk menyediakan buku-buku dan membantu anak- anak desa dalam membaca dan menulis. Akhirnya perpustakaan itupun sudah jadi dan kini menjadi kiblat literasi di desa, mengenalkan anak-anak desa tentang membaca, menulis dan ceria dengan literasi.

5 tahun berlalu, kala raya sudah menginjak usia remaja. Di desa tempat raya tinggal, internet dan segala fasilitasnya belum ada dan terpenuhi, warga desa hanya mengandalkan surat kabar untuk tahu kondisi dan berita diluar sana. Namun dengan begitu keharmonisan dan kebahagiaan terlihat jelas dan nampak diwajah mereka. Tanpa adanya sosial media, game online dan lain-lain yang sering kita jumpai di kota-kota, berbanding terbalik dengan apa yang ada di desa, toh mereka pun ada yang tidak tahu dengan apa itu handphone dan bagaimana cara menggunakannya.

Namun dengan seiring berjalannya waktu, dan program pemerintah dalam perluasan dan pemerataan internet dan teknologi untuk wilayah-wilayah terpencil, terluar dan terdalam, pada tahun ini akhirnya internet dan teknologi pun menghiasi pedesaan yang tadinya asing dari internet, teknologi dan semacamnya. Dengan tersedianya jaringan internet, memudahkan masyarakat desa dalam mengakses informasi dan kabar diluar sana, tanpa harus melihat surat kabar, dan dengan adanya internet dan teknologi yang hadir di desa, juga mampu menjadi latihan bagi masyarakat dan anak-anak untuk mengembangkan skill mereka didalam dunia literasi dan semacamnya.

Dengan hadirnya jaringan internet dan teknologi yang sekarang sekarang sudah tersedia di desa, mampu memberikan dampak positif untuk masyarakat dan anak-anak di desa. contohnya raya, dengan teknologi itu ia sekarang mulai merambah ke dalam dunia literasi yang lebih dalam yaitu menulis. Ia kini memanfaatkan teknologi dan jaringan itu untuk menulis di blog yang telah ia buat, dari blog itu ia bercerita dan berkisah didalam tulisannya tentang pengalaman dan kehidupan anak-anak di desa tanpa tahu hiruk pikuk kota, juga bagaimana anak-anak di desa mampu belajar dan membaca tanpa harus adanya internet dan nteknologi yang memadai.

Reaksi positif pun datang dari berbagai penjuru indonesia, ternyata dengan tulisannya itu, banyak orang-orang yang terinspirasi dan terpicut semangatnya, hanya dengan tulisan yang ia buat di laman blognya, lantas semangat raya pun makin kuat dan gigih untuk makin sering menulis guna mengisi laman blognya dengan berbagai tulisan yang ia buat, dari cerpen, puisi, maupun kisah inspiratif tentang anak desa yang tidak patah semangan di karenakan kondisi. Dengan adanya reaksi positif itu mendorong raya untuk terus berkarya dan giat lagi dalam membaca dan menulis.

Namun dengan begitu perjalannya raya tidak semulus seperti yang ia kira, hadir banyak kritikan dari pembaca dan kesulitan yang ia alami semasa menulis. Karena pembaca di laman blognya adalah khalayak luas, menjadikan bermacam-macam reaksi orang atas tulisan yang raya buat di laman blognya, dari tidak sepemandangan dengan raya dan banyak juga kritikan tentang gaya penulisan yang masih jadul dan lain-lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun