A.Pengaruh Islam di Spanyol
 Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik dan sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara.  Dan masuknya islam ke Spanyol ini memberikan dampak yang cukup besar terhadap perkembangan budaya di Eropa. Hal itu dikarenakan Eropa pada masa sebelum islam datang masih sangat terbelakang serta diliputi oleh kegelapan. Dan dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga tokoh penting islam yang paling berjasa yang memimpin satuan-satuan pasukan kesana, mereka adalah Tharif Ibnu Malik, Tharik Ibn Ziyad, dan Musa Ibn Nushair.
Orang orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya di Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains disamping bangunan fisik. Yang terpenting di antaranya adalah pemikiran Ibn Rushd (1120-1198 M.) ia melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berpikir. Dan ia mengedepankan sunnatullah menurut pengertian Islam terhadap pantheisme dan anthropomorphisme Kristen. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di Eropa timbul gerakan Averroeisme yang dipelopori oleh Ibn Rushdisme yang menuntut kebebasan berpikir. Namun Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini. Berawal dari gerakan Averroeisme inilah, di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M. dan rasionalisme pada abad XVII M.
Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya ada pemikiran Ibn Rushd, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan muslim.
Dan pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka mulai mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Di universitas-universitas itu, ilmu yang mereka mengajarkan ilmu-ilmu yang mereka pelajari sebelumnya, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran Al-Farab, Ibn Sin dan Ibn Rushd.
B. Perkembangan Pendidikan Islam di Spanyol
- Mendirikan Lembaga Pendidikan
Ketika umat Islam berkuasa di spanyol telah mendirikan madrasah-madrasah yang tidak sedikit jumlahnya guna menopang pengembangan pendidikannya. Madrasah-madrasah itu tersebar di seluruh daerah kekuasaan Islam, antara lain: Qurthubah (Cardova), Isybiliah (Seville), Thulaitihillah (Toledo), Gharnathah (Granada) dan lain sebagainya.Guna melakukan sosialisasi ilmu pengetahuan lebih lanjut, khalifah Abdul Rahman III mencoba merintisnya dengan mendirikan Universitass Cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan. Universitas ini mengambil tempat di sebuah masjid. Pada masa pemerintahan Al-Hakam II (961-976 M), universitas tersebut diperluas lokasinya, dan bahkan mendatangkan para professor dari timur (Al-Azhar dan Nizhamiyyah) sebagai dosen undangan untuk memberikan perkuliahan di sana.langkah yang diambil Al-Hakkam II dalam memajukan pendidikan di Spanyol Islam, kemudian diikuti oleh para penguasa sesudahnya.
Semangat (ghirah) tinggi yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam menuntut ilmu tidak pernah mundur, meskipun untuk memperkuat eksistensi lembaga pendidikan para penguasa Spanyol Islam memberlakukan peraturan yang berbeda dengan penguasa Abbasiyah di Baghdad. Peraturan tersebut dengan memungut biaya bagi para siswanya. Hal ini dilakukan bagi terlaksananya penyelenggaraan pendidikan yang diinginkan. Semangat menuntut ilimu yang diperkenalkan Spanyol Islam, bukan hanya terbatas bagi para pelajar muslim saja, akan tetapi juga terbuka kepada para pelajar nonmuslim. Sikap toleran yang ditawarkan membuat para pelajar nonmuslim berlomba-lomba untuk menuntut ilmu di Spanyol Islam.
Dalam menunjang pendidikannya, pendidikan Spanyol Islam memberlakukan kurikulum universal dan kompherensif. Artinya, menawarkan materi pendidikan agama dan umum secara integral pada setiap tingkatan pendidikannya, khususnya pada pendidikan tinggi.
- Pengembangan Perpustakaan
Kelancaran proses pendidikan sangat tergantung dari prasarana-prasarana yang mendukung.Diantaranya adalah fasilitas perpustakaan. Untuk itulah khalifah-khalifah Umayah di Spanyol telah berupaya menyisihkan dana dari kas Negara untuk membangun berbagai sarana pendukung tersebut secara intensif.Ambisi untuk mnedirikan perpustakaan, bukan hanya dilakukan oleh para khalifah saja. Akan tetapi, ambisi tersebut juga telah diwakili oleh setiap masyarakat Spanyol Islam. Mereka mengoleksi berbagai buku bukan untuk kepentingannya dirinya saja.besarnya perhatian umat Islam di Spanyol dalam penyediaan sarana perpustakaan sangat luar biasa. Ini dapat dilihat dengan berdirinya perpustakaan Khazanatul Humist-Tsani di Andalusia. Perpustakaan ini memiliki buku sebanyak 400.000 jilid. Di samping perpustakaan-perpustakaan lain yang didirikan oleh perorangan untuk dimanfaatkan secara umum, bahkan mereka berlomba-lomba untuk mendirikannya.
Penomena ini menyulap daerah Spanyol menjadi negara yang kaya dan makmur, di samping kemerdekaan ilmiah yang dikembangkan. Kondisi ini terlihat dari peratuaran yang berlaku saat itu. Ilmu pengetahuan bukan hanya milik orang merdeka, tetapi juga merupakan milik para budak. Hubungan yang harmonis ini menjadi daya penggerak tersendiri bagi kemajuan pendidikan yang diperkenalkan Spanyol Islam.
- Faktor Penunjang Pengembangan Pendidikan Spanyol Islam
Ilmu pengetahuan Spanyol Islam tidak telepas dari berbagai factor, baik factor internal maupun eksternal. Factor internal dalam hal ini adalah factor ajaran islam sebagai motivasi dan nilai merupakan factor utama dalam memajukan pendidikan Spanyol Islam. Ini terlihat dari gairah umat Islam dalam menyikapi dorongan tersebut. Mereka menyikapi ilmu pengetahuan bukan untuk mencari kedudukan tertentu dalam susunan pemerintahan, akan tetapi karena tuntutan ajaran Islam.
Factor ekstrinsik merupakan factor yang berhubungan dengan upaya kaum muslimin Spanyol dalam menciptakan kultur Islam dalam bentuk peradaban.Factor tersebut antara lain:
- Factor kekuasaan.
      Factor ini dibentuk dengan kebijaksanaan penguasa Umayah II dan penguasa lainnya, dukungan yang sangat kuat dalam perkembangan pendidikan.
- Faktor akademis.
      Munculnya lembaga pendidikan di Spanyol memiliki saham yang cukup besar dalam menstimulasi dan mendinamisir kaum muslim untuk mengembagkan pendidikan dan melalukan berbagai rangkaian riset.
C.Meredupnya Pengaruh Islam
Ada dua faktor yang menyebabkan meredupnya pengaruh islam di spanyol, yaitu faktor internal dan eksternal. Pertama adalah faktor internal
- Perpecahan dan perebutan kekuasaan
Pada tahap awal semenjak menjadi wilayah Islam, Spanyol masih diwarnai perpecahan dan perebutan kekuasaan sehingga stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna. Hal ini disebabkan perselisihan di antara elite penguasa akibat perbedaan etnis dan golongan. Juga terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengakui bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol. Oleh karena itu fase awal ini telah terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Jadi tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama.Â
Ketika Abdul al Rahman I (al Dakhil) menduduki jabatan Amir, perpecahan, kerusuhan dan pemberontakan terus berlangsung beberapa tahun kekuasaannya diperebutkan oleh orang Barbar, Yamaniyah dan Tahiriyah. Namum perpecahan tersebut dapat diatasi.Â
Demikian halnya pada masa pemerintahan Hisyam, perpecahan terjadi antara saudaranya sendiri. Abdullah dan Sulaiman mengadakan pemberontakan tapi dapat digagalkan oleh Hisyam pada masa pemerintahan Hakam terjadi kerusuhan akibat ketidakramahannya terhadap fuqaha, ia tidak menghendaki campur tangan fuqaha dalam urusan negara. Akibatnya timbul gerakan fuqaha yang ingin menggulingkan kekuasaan Hakam dan ini melatari terjadinya pemberontakan di Cordova. Perpecahan dan perebutan kekuasaan semakin parah setelah meninggalnya Hakam II, yang memerintah selama 14 tahun (961-976 M). Ia digantikan oleh putraya Hisyam II yang masih berusia relatif muda yaitu sebelas tahun. Akibatnya ia tidak dapat melaksanakan sistem dan aturan pemelintahan sebagaimana mestinya.
 Dan terjadilah silang pendapat di antara pejabat negara yang terbagi ke dalam dua kubu. Kalangan militer berpendapat bahwa untuk melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan kekhalifahan harus diserahkan kepada pamannya al Mughirah Ibnu Abd al Rahman. Sedangkan pihak sipil berpendapat bahwa pemerintahan tetap di tangan Hisyam II, walaupun ia masih anak-anak. Terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan pejabat negara mengakibatkan terbunuhnya Mughirah Ibnu Abd al Rahman. Tragedi pembunuhan itu dilakukan oleh kalangan sipil yang dipimpin oleh Ja'far al Mushafi, seorang menteri yang dipercayakan untuk menjalankan urusan pemerintahan ketika Hakam II sakit.Â
Pada saat-saat terakhir kekuasaan Islam di Spanyol, perebutan kekuasaan terjadi lagi. Wilayah kekuasaan Islam pada saat itu tinggal Granada di bawah pemerintahan Dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M).Â
Dinasti ini terkenal dengan sebutan al Hambura yang pernah jaya dan dikagumi, terutama pada masa pemerintahan Abd al Rahman al Nasir. Namun akhirnya melemah karena terjadinya perebutan kekuasaan dan dua putra penguasa Abu Abdullah Muhamammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad bin Sa'ad. Akibatnya kekuasaan Islam terpecah dan melemah, Inilah perebutan kekuasaan yang terakhir dalam kekuasaan Islam Spanyol dan kesempatan emas ini dipergunakan oleh orang Kristen untuk mengusir orang Islam dari Spanyol untuk selama-lamanya.
- Pribadi dan Kepemimpinan Khalifah
Salah satu penyebab kemunduran Islam di Spanyol adalah faktor pribadi dan kepemimpinan khalifah. Hal ini tampak ketika Hisyam II naik tahta menggantikan ayahnya Hakam II. Ia termasuk khalifah yang lemah, tidak memiliki kemampuan dan kecakapan untuk mengurus negara, karena menduduki kursi kekhalifahan dalam usia yang relatif muda. Ia tidak mampu membaca dan mengamati gerakan Kristen yang mulai tumbuh dan mengancam kekuasaannya. Kekuasaannya dapat bertahan lama dalam pemerintahan karena keberadaan Muhammad Ibnu Abi 'Amir yang menjabat sebagai pelaksana kebijaksanaan politik dan kekuasaan pemerintahan yang cukup disegani kawan maupun lawan. Muhammad Ibnu Abi 'Amir adalah tokoh militer pada masa pemerintahan khalifah Hakam II dan dengan keperkasaannya ia berhasil memperkecil wilayah kerajaan Kristen yang terletak di sebelah utara Spanyol. Pada masa pemerintahan Hisyam II, ia menjadi perdana menteri dan merebut Maroko dari kekuasaan Fatimiyah (984 M). Dia menyebut dirinya dengan Malik al Mansur Billah (yang dimenangkan oleh Allah), biasa disebut al Manzor di Eropa. Sementara itu khalifah Hisyam II yang sudah dewasa hanya merupakan sebuah boneka, penguasa sebenarnya adalah al Mansur. Hak khalifah saat itu tinggal namanya yang selalu disebutkan di dalam doa dari mimbar-mimbar khutbah pada setiap hari Jum'at, hari raya, dan pembubuhan cap setiap keputusan yang dikeluarkan dan diumumkan oleh Muhammad Ibnu Abi Amir. Setelah al Mansur meninggal, ia digantikan oleh putranya Abd al Malik Ibnu Muhammad dengan gelar al Muzaffar. Dia seperti bapaknya negarawan yang cakap dan ahli strategi, sehingga pada masa menduduki jabatan keadaan pemerintahan masih tetap berjalan dengan baik. Setelah Abd al Malik meninggal pada tahun 1009 M ia digantikan oleh saudaranya Abd al Rahman Ibnu Muhammad. Pada masa pemerintahannya, situasi politik di Cordova mulai memburuk, kekacauan dan pemberontakan semakin bertambah. Abd al Rahman tidak sama dengan bapak dan saudaranya terdahulu. Ia tidak memiliki kecakapan dan keahlian yang diperlukan bagi jabatannya, Ia haus kebesaran dan kekuasaan. Ia sedemikian cepat memamerkan lambanglambang kebesaran khilafah untuk dirinya. Dan menuntut khalifah Hisyam II untuk menunjuk dan mengumumkannya sebagai khalifah sepeninggalnya kelak. Tuntutannya diperkenankan begitu saja oleh khalifah Hisyam II. Akibatnya kalangan istana menjadi marah yang membawa terjadinya kudeta dan khalifah Hisyam II ditahan. Tetapi kemudian dapat meloloskan diri dan lari ke kota Malaga.Ketidakmampuan penguasa dan khalifah memelihara stabilitas politik dan pemerintahahn menjadikan para penguasa di tingkat wilayah seperti provinsi, mulai tidak percaya pada kekuasaan khalifah dan mengambil sikap pelepaskan diri dari kekhalifahan yang berpusat di Cordova, akibatnya berdirilah dinasti-dinasti kecil yang dikenal dengan Muluk al Tawaif atau reyes de taif.
- Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil
Disintegrasi kekuatan Islam di Spanyol dengan munculnya dinasti-dinasti kecil merupakan salah satu penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol. Meskipun demikian pada masa ini terjadi pula kecemerlangan kultural. Sejumlah dinasti lokal berkuasa di berbagai bagian Spanyol. Sebagian di antaranya hanyalah negara kota, sebagaian lagi sepeiti Afthasia di barat daya, menguasai wilayah yang amat luas. Dinasti-dinasti ini dari berbagai ras, yang mencerminkan heterogenitas kelas-kelas militer di bawah Umayah dan ketegangan etnis dan persaingan di kalangan kelompok-kelompok ini. Dinasti-dinasti kecil yang berkuasa di berbagai bagian di Spanyol ini mencapai jumlah dua puluh buah Data lain menyebutkan berkisar tiga puluh, atau dua puluh tiga. Antara dinasti-dinasti tersebut sering terjadi konflik bersenjata yang tak segera padam. Mereka bertahan mati-matian untuk mempertahankan wilayahnya, bahkan tidak jarang mereka bersekongkol dan meminta bantuan kepada orang Kristen untuk menyerang sesama Muslim. Sebagai contoh, Umar al Mutawakkil, Raja Dinasti Afthasia terakhir, siap menyerahkan sebahagian besar wilayah yang dikuasainya kepada Alfonso IV dari Leon dan Castile sebagai imbalan atas bantuan Alfonso kepada Umar ketika ia menghadapi al Murawiyah Terjadinya. persaingan antara dinasti-dinasti kecil merupakan kesempatan emas bagi penguasa Kristen melakukan politik adu domba, akibatnya mereka saling berperang. Kemudian penguasa Kristen memberikan bantuan kepada pihak yang memerlukan bantuan. Permintaan bantuan dari dinasti Islam kepada penguasa Kristen merupakan suatu kesalahan besar dan fatal, karena kelemahan Islam dapat diketahui secara langsung, sehingga memudahkan penguasa Kristen mencaplok daerah kekuasaan Islam satu persatu, sampai akhimya Islam hilang dari daratan Spanyol.
- Kesulitan Ekonomi
Keadaan ekonomi juga dapat menentukan maju mundurnya suatu negara. Di paruh kedua masa Islam di Spanyol pembangunan kota dan pengembangan ilmu pengetahuan sangat gencar dan serius, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang sangat mempengaruhi kondisi politik dan militer. Di samping itu pasukan muslim yang menyita harta milik orang-orang kaya di Spanyol dan kekayaan para raja dan pejabat negara, tidak mengembangkan kekayaan tersebut secara baik, akibatnya pendapatan negara merosot. Kemudian lebih parah lagi setelah munculnya khalifah yang lemah yang tidak lagi memperhatikan kemaslahatan rakyatnya, tetapi bergelimang dalam kemewahan dan hanya ingin bersenang-senang semata. Akhirnya penghasilan negara terkuras untuk kepentingan khalifah. Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk membiayai peperangan untuk menumpas
kerusuhan-kerusuhan.
      Kedua faktor Eksternal Kemunduran dan Kehancuran. Selain faktor-faktor internal yang telah disebutkan di atas, terdapat pula faktor eksternal yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol, yakni:
- Konflik Islam-Kristen
Kehadiran bangsa Arab Islam di Spanyol secara tidak langsung melahirkan kesadaran kebangsaan orang-orang Kristen Spanyol. Sehingga kehidupan negara Muslim Spanyol tidak berhenti dari pertentangan antara pihak Muslim dengan pihak Kristen. Semenjak abad XI kekuatan Kristen mulai bertambah kuat, sementara umat Islam mulai mengalami kemunduran. Ini. akibat kebijaksanaan para khalifah ketika menguasai Spanyol tidak melakukan Islamisasi secara sempurna, tetapi mereka membiarkan orang-orang Kristen mempertahankan hukum dan tradisi mereka asal tetap membayar upeti dan tidak melakukan perlawanan bersenjata. Wilayah kekuasaan Islam di Spanyol berbatasan dengan kerajan-kerajaan. Kristen di Utara yang selalu mencari kesempatan untuk menyerang Islam. Apalagi ketika Islam Spanyol pecah ke dalam beberapa dinasti-dinasti kecil atau Muluk al Tawdif, peta kekuatan Islam mulai menurun. Sebaliknya raja-raja Kristen di Utara mulai bersatu dan mengadakan penyerangan-penyerangan, akhirnya satu demi satu dinasti-dinasti Islam dapat ditaklukkan. Serbuan yang dilakukan oleh raja Alfonso VI berhasil merebut Toledo dari dinasti Zunniyah pada tahun 1085 M. Dalam kondisi yang demikian, umat Islam tidak mampu membendung serangan-serangan dari pihak Kristen yang semakin gencar. Akhirnya satu persatu wilayah Islam dikuasai oleh Kristen. Cordova jatuh pada tahun 1238 M, menyusul Seville tahun 1248 dan wilayah-wilayah lain kecuali. Di bawah kekuasaan Bani Ahmar, Granada dapat bertahan selama dua abad lebih. Tapi pada tahun 1469 M, kerajaan Aragon dan Castilia bersatu menyerang Islam di Granada, sehingga pada tanggal l Januari 1492, Granada dikepung dan ditaklukkan oleh penguasa Kristen. Dengan jatuhnya Granada ke tangan Kristen, maka Islam sebagai kekuatan politik dan agama hilang dari daratan Spanyol. Dan pada tahun 1609, raja Philip III menguasai secara paksa orang-orang Islami di Spanyol dengan dua pilihan, masuk Kristen atau keluar
dari Spanyol.
- Faktor Geografis
Faktor Geografis juga menentukan hilangnya Islam di Spanyol. Karena Spanyol merupakan daerah terpencil dari dunia Islam yang lain, sehingga ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapatkan bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di Spanyol. Selain itu faktor iklim juga mempengaruhi, sehingga orang-orang Arab sebagai pendatang tidak tahan mendiami daerah Spanyol yang iklimya tidak cocok dengan mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI