Mohon tunggu...
Almas Sadrina
Almas Sadrina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyuntingan Bahasa Indonesia Ejaan dalam Penulisan Surat Resmi pada Kajian Sintaksis

15 Desember 2023   01:15 Diperbarui: 15 Desember 2023   01:35 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surat resmi, juga dikenal sebagai surat dinas, merupakan sebagai surat dinas, merupakan jenis tulisan yang berisi tentang masalah kedinasan. Surat ini dibuat atau dikirimkan oleh suatu jawatan atau organisasi lain, atau dari perorangan kepada jawatan atau organisasi. Menulis surat resmi memiliki arti penting dalam menyampaikan informasi, ide, atau gagasan. Melalui surat ini, pembaca dapat memperoleh berbagai informasi yang terkandung di dalamnya.

             Analisis kesalahan merupakan suatu kegiatan yang melibatkan pengamatan, analisis, pengklasifikasian, dan pengungkapan aspek-aspek yang terdapat dalam sistem pembelajaran yang beroperasi dalam diri pembelajar. (Brown 2007:284). Hal ini mendorong munculnya penelitian tentang kesalahan pembelajaran. Dalam proses analisis kesalahan, kita mengamati dan menganalisis kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar, kemudian mengklasifikasikannya berdasarkan jenis dan penyebabnya. Tujuan dari analisis kesalahan adalah untuk memahami dan mengungkapkan aspek-aspek yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran.

       Penelitian ini bertujuan untuk menyunting kesalahan dalam segi sintaksis.  Dalam kesalahan surat ini ditemukan kesalahan penggunanan tanda baca, kesalahan pengunaan huruf,  ejaan, pemilihan diksi yang salah atau tidak tepat.

       Sintaksis adalah ilmu bahasa yang mempelajari hubungan antara elemen-elemen bahasa untuk membentuk kalimat yang gramatikal dan bermakna. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani "suntattein" yang berarti "menempatkan bersama". Dalam bahasa Belanda, istilahnya adalah "syntaxis", dalam bahasa Inggris adalah "syntax", dan dalam bahasa Arab disebut "nahu". 

            Secara etimologi istilah ini di sebut menempatkan kata bersama, melalui frasa (kelompok kata) atau kelompok kalimat. Oleh karena itu sintaksis sebagai ilmu tata kalimat. Sintaksis menghubungkan ilmu bahasa pada persoalan kata dengan satuan yang lebih besar dari kalimat. Sintaksis adalah suatu alat untuk menentukan penerimaan kalimat dalam bahasa Indonesia pada urutan kata, bentuk kata, penggunaan kata dan intonasi. Sintaksis adalah satuan terbesar dari kata yang berhubungan frasa, klausa dan kalimat.

    Dalam sintaksis Atmazaki (2007), kalimat tidak efektif memiliki beberapa ciri-ciri. Pertama, kalimat tak lengkap adalah kalimat yang tidak memiliki unsur subjek dan predikat yang diperlukan untuk membentuk kalimat yang lengkap. Kedua, kalimat mubazir adalah kalimat yang mengandung kata-kata atau kelompok kata yang berlebihan atau tidak perlu. Ketiga, kalimat tidak baku adalah kalimat yang menggunakan kata-kata yang tidak sesuai dengan aturan tata bahasa atau norma bahasa yang berlaku. Keempat, kalimat tidak teratur adalah kalimat yang memiliki susunan kata-kata yang tidak mengikuti aturan tata bahasa yang benar. Kelima, kalimat bermakna ganda adalah kalimat yang dapat ditafsirkan dengan lebih dari satu arti. Terakhir, kalimat tak bernalar adalah kalimat yang, meskipun strukturnya benar, tetapi tidak masuk akal secara logika atau akal sehat karena penggunaan kata yang tidak tepat dalam konteks tertentu.

     Tanda baca titik (.) digunakan dalam beberapa situasi. Pertama, tanda titik digunakan di akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Kedua, tanda titik digunakan di akhir singkatan nama orang. Ketiga, tanda titik digunakan untuk ungkapan yang telah umum. Yaitu "dll". Keempat, tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik dalam jangka waktu. Kelima, tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya dalam jumlah. Terakhir, tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam bagan, ikhtisar, atau daftar.  Tanda baca koma (,) digunakan dalam beberapa situasi. Pertama, tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.  tanda koma juga digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali. Ketiga, tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Keempat, tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. Kelima, tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu. Terakhir, tanda koma digunakan untuk memisahkan kata seru atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat. Tanda baca titik dua (: ) digunakan dalam beberapa situasi. Pertama, tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian. Kedua, tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian. Ketiga, tanda titik dua digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Tanda hubung (-) digunakan dalam beberapa situasi. Pertama, tanda hubung digunakan untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya. Kedua, tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Ketiga, tanda hubung digunakan untuk menyambung huruf yang dieja. Keempat, tanda hubung digunakan untuk merangkai se-, ke-, dan -an. Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya. Tanda garis miring (/) digunakan dalam beberapa situasi. Pertama, tanda garis miring digunakan dalam beberapa situasi. Kedua, tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata "dan," "atau," atau "per." Tanda pisah (-) digunakan untuk menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan, serta menghimpun atau memperluas suatu rangkaian subjek atau bagian kalimat. Tanda ulang digunakan dalam tulisan cepat atau notula untuk menunjukkan pengulangan kata atau frasa.

   Penulisan huruf besar atau huruf kapital dan huruf miring adalah suatu ejaan yang mencakup pada tanda baca.

METODE 

Melalui metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008), penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menganalisis data deskriptif berupa ucapan atau tulisan serta perilaku orang-orang yang diamati. Penelitian ini menggunakan sumber data simak catat. Teknik pengumpulan data dalam mengkaji kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun