Mohon tunggu...
Alma Nurullita
Alma Nurullita Mohon Tunggu... Penulis - Generasi muda penerus bangsa

Penyuka literasi, hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalan ke Langit

7 Februari 2022   20:28 Diperbarui: 7 Februari 2022   20:31 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"jahitannya robek sedikit. Nggak perlu khawatir, kita lanjut aja."

Venna memelukku. Ia tampak lega karena aku baik-baik saja. Kami melanjutkan perjalanan setelah sempat berhenti di depan pom bensin yang sedang direnovasi. Sepanjang perjalanan kami banyak bicara dan tertawa, seperti tujuan awal kami untuk menghabiskan waktu berdua sebelum Ia pergi. Tanpa memberitahuku, Venna berbelok ke gerbang wisata gunung dan memarkirkan mobilnya.

"Ayo turun." Ujarnya kegirangan.

"Kenapa kita ke gunung? Padahal kelihatannya bakalan hujan lho."

"Emang kenapa kalau hujan? Kan kita bukan mau ke puncak."

Venna berlari ke gerbang utama dan mendaki sekitar lima belas anak tangga . Aku berjalan agak lambat karena tubuhku belum benar-benar pulih setelah terjatuh. Ia mencapai puncak tangga lebih dulu dan menyemangatiku. Aku melambaikan tangan seraya menaiki anak tangga itu dengan pelan. Saat mencapai anak tangga terakhir, Venna mengulurkan tangannya dan meraihku.

Setelah melewati tangga yang cukup curam tadi, kami menuju jembatan kayu yang membentang puluhan meter di atas permukaan tanah. Cuaca membuat jembatan itu sedikit diselimuti kabut. Venna tertarik untuk menyeberang, tetapi aku tak yakin di tengah kondisi seperti ini. Apalagi kondisi tubuhku yang membuatku semakin enggan kesana.

"Aku tahu kamu masih sedikit sakit!  Aku pegang tangan kamu. Ayo!" ajaknya penuh antusias.

"Venna, jembatannya agak berkabut. Bahaya kalau tiba-tiba hujan. Kita bisa lihat-lihat pemandangan dari cafe atau gardu pandang."

"Tapi aku pengen banget kesana." Venna menunjuk ke seberang. Raut wajahnya menunjukkan bahwa dia benar-benar ingin melakukannya.

"Kalau begitu aku tunggu disini. Kamu bisa balik setelah ambil foto."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun