Mohon tunggu...
Alma Nurullita
Alma Nurullita Mohon Tunggu... Penulis - Generasi muda penerus bangsa

Penyuka literasi, hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ragastina: Gunung Kapur yang Sebentar Lagi Hanya Tinggal Nama

5 Februari 2022   09:55 Diperbarui: 5 Februari 2022   10:03 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Ragas yang ditambang, 

Setiap hari kami kenyang dengan debu, lumpur di tengah jalan saat musim hujan, dan jalan raya yang selalu rusak tiap tahun. Bahkan jalan yang hampir tiap tahun diaspal, dicor, atau sekedar ditambal rasanya nggak pernah bagus karena dilewati truk bermuatan berat tiap hari. Kalaupun mungkin ada kompensasi atau sekedar tombo bledug (kompensasi akibat dampak debu) yang diberikan ke pihak pemerintah desa, nyatanya kami nggak pernah merasakan apapun. Pembangunan ya gitu gitu saja.

#3 Perekonomian masyarakat masih biasa-biasa saja


Menurut teori, setiap ada sebuah proyek tertentu di suatu daerah termasuk tambang batu kapur ini, katanya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Nyatanya, nggak begitu. Tidak semua masyarakat mencari nafkah dengan bekerja di tambang, dan mereka yang bekerja disana pun hanya sekedar bisa hidup atau punya penghasilan dari sana. Kalaupun perekonomiannya meningkat, itu dari sektor-sektor lain seperti pertanian, perikanan, atau niaga. Bukan dari tambang. Bahkan resiko bagi para pekerja pun sangat besar. Sudah puluhan kali terjadi kecelakaan kerja sejak Gunung Ragas mulai dikeruk.

Itulah sekelumit kisah dan uneg-uneg saya sebagai warga desa yang telah menyaksikan pengerukan Gunung Ragas selama bertahun-tahun. Saya cuma bisa berdoa supaya Allah SWT menyelamatkan desa dari bencana akibat eksploitasi alam yang dilakukan terus menerus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun