Kesehatan, adalah salah satu Nikmat terbesar yang diberikan Tuhan pada tubuh ini. Kita bisa melakukan hal baik apapun, makan makanan baik apapun, dan hal baik lainnya apabila kita sehat. Jika kita sakit, tentu sebaliknya. Aktivitas terbatas, makanan lebih dijaga, tidur harus ekstra, dan berbagai penanganan lainnya.
Orang tua jaman dahulu, senantiasa berusaha menjaga kesehatan keluarganya, dengan memformulasikan berbagai herbal berkhasiat, guna menjaga sistem kekebalan tubuh keluarga. Selain itu, makanan yang terjaga dari bahan kimia dan istirahat yang cukup, mampu menjadi amunisi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Berbeda dengan jaman ini yang orang tua dirasa sibuk bekerja dan anak-anak sibuk sekolah, sehingga kesehatan diri dan keluarga kurang diperhatikan. Apa dampaknya? Minimal sakit flu, maksimalnya banyak hal, salah satunya penyakit tifus sehingga harus dirawat di rumah sakit. Kalau sudah sakit, yang sehat pun harus mengorbankan waktu, biaya dan tenaganya untuk merawat yang sedang sakit.
Makanan yang tidak dijaga ditambah rutinitas yang cukup padat serta banyaknya pikiran, namun tidak diimbangi dengan amunisi yang cukup, adalah penyebab utama sakit yang  sering disepelekan. Hal ini terjadi karena tidak disiplinnya diri, dengan menganggap rumit untuk menjaga kesehatan. Kenapa ketika cuaca sedang ekstrim misal, ada orang yang sakit, ada juga yang sehat. Perbedaannya terletak pada kekebalan tubuh itu sendiri.
Kita sudah terbiasa dengan peribahasa Sedia Payung Sebelum Hujan, namun rasa-rasanya terkadang kita baru memakai payung ketika sudah terkena air hujan. Banyak yang menganggap rumit untuk membawa payung, padahal tahu musim hujan. Banyak orang yang tidak peka terhadap kesehatan, padahal wabah penyakit sudah mengintai orang sekitar.
Kesehatan, banyak orang yang belum betul-betul menjaganya, karena merasa sehat-sehat saja. Padahal rutinitasnya padat, padahal sering pulang pergi ke luar kota, padahal juga cuaca sedang tidak menentu. Akhirnya ketika sakit barulah berobat. Dan terkadang ketika sakit pun, kalau orangnya betul paham kandungan kimia yang terdapat dalam obat, mereka lebih baik menghindari dan menggantinya dengan herbal dan madu.
Bersyukur, dengan berbagai kecerdasan dan pintarnya bangsa ini, telah hadir sejak tahun 1930 obat herbal dengan kemasan praktis yang berkhasiat untuk mencegah dan mengobati masuk angin, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Tentunya, dengan meningkatnya daya tahan tubuh, maka tubuh akan lebih terlindungi dari sakit, bukan hanya masuk angin.
Racikan herbal dari tangan seorang Ibu bernama Rachmat Sulistyo, telah melahirkan obat herbal bernama Tolak Angin dengan formula yang tetap sama sampai saat ini. Berkomposisi dari daun mint, jahe, madu, adas dan daun cengkeh, Tolak Angin telah menghangatkan lahir dan menenangkan batin orang Indonesia dan Mancanegara. Komposisi yang pas dan teruji klinis, secara khasiat Tolak Angin terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Dan tak usah khawatir, karena secara toksisitas Tolak Angin aman diminum untuk jangka panjang. Tentu mengetahui keamanan untuk konsumsi jangka panjang ini, akan membuat para konsumen merasa tenang batin.
Pada umumnya, orang hanya mengenal Tolak Angin apabila masuk angin saja, atau ketika akan berpergian saja. Tetapi lebih dari itu, Tolak Angin juga dapat dikonsumsi ketika akan melakukan aktivitas yang padat, kecapean dan juga kurang tidur. Hal ini akan membuat badan terasa lebih fit dan lebih siap untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
Tolak Angin menyediakan berbagai produk untuk berbagai kondisi yang dialami, bukan hanya masuk angin saja. Lebih bijak, Tolak Angin telah mengembangkan varian produknya untuk berbagai kondisi. Kita sepertinya sudah amat dekat dengan kemasan kuning Tolak Angin yang dipadukan dengan madu. Namun tak hanya itu, Tolak Angin juga fokus memperhatikan konsumen yang tidak mengkonsumsi gula, yang hadir dengan kemasan coklat. Untuk yang sedang flu, dengan kemasan biru. Dan untuk anak tersayang, ada kemasan hijau bergambar dua anak lucu di depannya. Selain itu, ada juga dalam bentuk permen pelega tenggorokan, baik yang mengandung gula dan tidak mengandung gula, serta minyak angin aromatherapy dalam bentuk roll on. Semuanya lengkap.
Saat ini, Indonesia berada dalam cuaca yang tidak menentu, bahkan beberapa daerah terkena bencana gempa. Menyikapi hal tersebut, sebagai orang pintar, sepatutnya kita mengantisipasi turunnya daya tahan tubuh, dengan mengkonsumsi dua sachet Tolak Angin setiap hari. Sekali lagi, Tolak Angin aman dikonsumsi untuk jangka panjang. Apalagi, Tolak Angin adalah satu-satunya obat masuk angin yang mendapat sertifikat obat herbal terstandar dari BPOM RI. Lebih amannya lagi, Tolak Angin diproses di pabrik modern berstandar GMP (Good Manufacturing Practices) dengan quality control yang ketat.
Beberapa berpendapat, jika merek suatu produk disebut sebagai jenis dari produk itu sendiri, maka telah sukses dalam sosialisasi produk kepada khalayak. Sudah banyak contoh merek produk yang disebut sebagai jenis dari produk itu sendiri. Sama halnya dengan Tolak Angin, walaupun banyak merek dengan produk jual yang sama, ketika transaksi dengan kasir, yang ditanya apa? "Ada Tolak Angin?" "Tolak Angin sebelah mana?" dan pertanyaan seputar Tolak Angin lainnya. Padahal sudah jelas, nama Tolak Angin adalah nama jenis produk, bukan produk itu sendiri. Kalau pertanyaannya menjadi "Ada obat untuk mencegah dan mengobati masuk angin"? Akan dirasa aneh.
Pernah satu waktu saya menjadi panitia Family Gathering dari kantor. Saya ditunjuk sebagai petugas P3K saat itu. Hal yang terlintas pertama di kepala, ketika menjadi petugas P3K adalah membeli obat yang membuat nyaman di perjalanan. Saya menghitung tiap orang untuk mendapatkan 2 sachet Tolak Angin dalam sehari. Berkeliling di dalam bus, untuk menawarkan Tolak Angin, ada yang segera mengambil, ada juga yang bilang, "Saya mah kuat, ga usah minum begituan", baiklah P3K hanya menawarkan bantuan.
Perjalanan malam panjang dari bandung ke Pangandaran, hujan dan bis ac yang cukup dingin, serta medan jalan yang berbelok dan terjal, akhirnya membuat orang yang tadi menolak Tolak Angin menjadi berubah pikiran. Bukannya saya yang berkeliling menawarkan, malah orang tersebut yang menghampiri dan meminta Tolak Angin pada saya. Sambil tersenyum, saya beri yang dia pinta.
Untuk anak-anak pun demikian. Ada yang mengambil, ada juga yang ragu-ragu, katanya "Anak saya juga kuat, tapi minta dulu saja untuk jaga-jaga". Setelah dikonsumsi, orang tua tadi mengakui, walaupun anaknya kuat dan tidak mabuk di perjalanan, tetapi ada perbedaan ketika mengkonsumsi dan tidak mengkonsumsi Tolak Angin. Katanya, kondisi tubuhnya lebih fit dibanding dengan tidak mengkonsumsi sebelumnya. Akhirnya, liburan berjalan lancar, dan semua orang berada dalam kondisi fit.
Setelah liburan selesai, sisa-sisa obat saya simpan di kotak P3K. Takut jaga-jaga satu waktu dibutuhkan kembali oleh rekan kerja. Berselang lama, ternyata saya sendiri yang terkena sakit. Saat itu, saya merasa tenggorokan mulai tidak enak seperti gejala flu. Saya cek kembali di kotak P3K, ternyata masih ada Tolak Angin yang setia. Dengan meminta pertolongan Tuhan semoga segera disembuhkan, sembari usaha untuk mengobati sakitnya, bersyukur dengan jalan meminum Tolak Angin, kondisi saya berangsur membaik.Â
Hingga akhirnya, ketika berbelanja ke mini market, saya list Tolak Angin di daftar belanjaan untuk dikonsumsi sebagai amunisi daya tahan tubuh. Karena rutinitas saya yang padat, mudah cape dan juga terkadang kurang tidur, saya harus memiliki amunisi yang hebat untuk tetap menstabilkan kekebalan tubuh, sehingga tidak mudah sakit. Dulu pun saya mengira Tolak Angin hanya berkhasiat ketika masuk angin saja. Tetapi seiring berjalannya waktu dan bertambahnya ilmu, ternyata Tolak Angin tidak hanya untuk itu. Namun lagi-lagi, Tolak Angin Berkhasiat Lebih.
Bijaknya, saya bangga mengkonsumsi Tolak Angin, karena merupakan produk obat masuk angin terbesar dan asli Indonesia yang ramah lingkungan. Sebagai tanggung jawab Perusahaan, di lokasi sekitar pabrik, limbah cair diolah menjadi air yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman. Sedangkan limbah padat, diolah menjadi pupuk organik. Sangat ramah lingkungan bukan?
Jadi, tunggu apalagi? Selalu sediakan dan konsumsi Tolak Angin, untuk mengobati masuk angin, juga meningkatkan daya tahan tubuh. Tolak Angin, Berkhasiat Lebih. Selamat Sehat Masyarakat. Hangat di Lahir, Tenang di Batin. Orang pintar minum Tolak Angin Sido Muncul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H