"Maafkan aku" ucapnyaĀ
"Kenapa kamu minta maaf" jawabku bingung
"Aku pergi tanpa berpamitan dan membiarkanmu begitu saja" jelasnya
Aku masih tidak menyangka dia akan semerasa bersalah seperti ini, aku kira dia pergi memang sengaja tidak memberi tahuku karena memang aku sudah tidak penting dalam hidupnya, ternyata dugaanku selama ini salah, dan rinduku selama ini pun berbuah manis.
ya tuhan aku tidak merindukan orang yang salah.
"Tidak apa-apa Vano, bahkan aku bahagia kamu masih ingat aku" jawabku sambil mengusap air mata yang terus jatuh
Dia tersenyum sembari menatapku, oohhh tatapan yang sangat aku rindukan.
Diapun meminta kontakku dan dia berjanji akan mengeberiku nanti dan dia juga berjanji akan menemui di waktu dekat.
Setelah ku berikan kontakku, dia pergi dan mencium puncak kepalaku, aku hanya bisa merasakan tubuhku seperti mengeras kaku, lalu dia pergi sambil sedikit berlari.
Setelah dia pergi tidak terlihat oleh mataku, akupun memutuskan untuk pulang, bahkan aku lupa tujuan aku keluar rumah tadi mau kemana, aku hanya berharap aku akan segera sampai rumah dan masuk ke kamar ternyaman milikku.
Sesampainya di rumah, aku masuk ke kamarku dan mengunci pintu, aku masih terbayang-bayang kejadian beberapa menit yang lalu, rasanya seperti tidak mimpi tapi pelukan dan kecupannya seakan benar-benar terasa.