Peluncuran gerakan ‘Tujuh Kebiasaan Baik’ oleh Mendikdasmen (Abdul Mu’ti) resmi dilaksanakan pada Hari Jum’at, 27 Desember 2024. Gerakan ini merupakan upaya untuk memastikan anak-anak Indonesia tidak hanya unggul dalam bidang akademik, namun juga dalam karakternya. Tujuh kebiasaan yang dicetuskan tersebut meliputi: beribadah, bermasyarakat, bangun pagi, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, serta tidur cepat. Tujuh kebiasaan ini juga diperkenalkan oleh Mendikdasmen, melalui album lagu yang terdiri atas delapan lagu.
Tujuh kebiasaan baik yang dicetuskan tersebut tentunya sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter anak. Khususnya kebiasaan “bermasyarakat”. Kebiasaan bermasyarakat sangat penting bagi Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, suku, dan agama. Selain itu, adanya perkembangan zaman dan arus globalisasi menjadikan kebiasaan “bermasyarakat” sedikit demi sedikit luntur. Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan sikap anak agar dapat “bermasyarakat” dengan baik.
Nilai-nilai ke-bermasyarakat-an yang dicetuskan dalam gerakan “Tujuh Kebiasaan Baik” dapat dianalisis melalui lagu dengan Tema Bermasyarakat yang berjudul “Beda Tapi Satu”. Lagu tersebut diproduksi oleh Pusat Penguatan Karakter, Kemendikdasmen. Pencipta lagu berjudul “Beda Tapi Satu” ini adalah Atielda Ashley Renova Tambunan yang merupakan pemenang pertama pada lomba KELANA 2024 pada Kategori Aktif Bermasyarakat. Adapun pengisi vokal dari lagu tersebut adalah Alula Hadya Namiya dan diaransemen oleh Dwiki Dharmawan.
Lirik lagu “Beda Tapi Satu” adalah sebagai berikut:
Verse 1:
Aku senang, hatiku bahagia
Tinggal di negeri Indonesia yang kaya
Banyak suku dan ragam budaya
Tak menghalangi tuk saling menyapa
Reff:
Ayo kita bersatu dan berteman
Utamakan cinta dan kasih sayang
Mari bermasyarakat, bersama kita kuat
Jangan terpecah karena perbedaan
Beda tapi satu Indonesia
Bhinneka Tunggal Ika
Verse 2:
Aku bangga, hatiku gembira
Menjadi anak Indonesia yang hebat
Tumbuh jadi pribadi yang baik
Bermasyarakat saling tolong menolong
Reff: Ayo kita bersatu dan berteman
Utamakan cinta dan kasih sayang
Mari bermasyarakat, bersama kita kuat
Jangan terpecah karena perbedaan
Beda tapi satu Indonesia
Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika
Berdasarkan lirik lagu di atas dapat diidentifikasi beberapa poin penting diantaranya:
1. Kebanggaan akan Keberagaman
Lirik "Beda tapi satu Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika" memberikan pengertian bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan landasan untuk bersatu. Lagu ini selaras dengan kebijakan pendidikan yang sudah seharusnya mengajarkan toleransi sejak dini.
2. Mengutamakan Cinta dan Kasih Sayang dalam Kehidupan Bermasyarakat:
Pada lirik "Mari bermasyarakat, bersama kita kuat" menekankan pentingnya membangun relasi yang harmonis. Hal ini dapat diperkuat di sekolah melalui program yang mempraktikkan nilai-nilai toleransi, seperti diskusi lintas budaya atau kegiatan-kegiatan sosial.
3. Gotong Royong dan Kepedulian
Lirik "Bermasyarakat saling tolong-menolong" mengingatkan kita pada nilai gotong royong sebagai ciri khas masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang mendorong kolaborasi masyarakat dalam pendidikan, seperti peran aktif orang tua dan lingkungan masyarakat. Selain itu pada lirik “Tak menghalangi tuk saling menyapa” juga memberikan pengajaran kepada anak agar memiliki jiwa kepedulian dan kepekaan dalam bersosialisasi dan hidup bermasyarakat. Melalui lirik lagu tersebut, keramah- tamahan yang juga merupakan ciri khas bangsa Indonesia dapat diajarkan. Dengan demikian, dapat mencegah adanya sikap acuh tak acuh yang dimiliki anak dan mencegah kebiasaan-kebiasaan baik tergerus zaman.
Beberapa poin tersebut tentunya akan sangat baik apabila dapat diimplementasikan dalam pembentukan dan penguatan karakter siswa Indonesia. Namun, tantangan utamanya adalah bagaimana kebijakan ini bisa diimplementasikan hingga ke tingkat paling dasar. Salah satu inovasi seperti penggunaan lagu-lagu bertema kebersamaan sebagai media pembelajaran kreatif di sekolah dapat dilaksanakan dalam rangka menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Kedua, upaya penyelenggaraan kegiatan lintas budaya di sekolah, seperti pertukaran budaya antardaerah juga dapat dilakukan. Ketiga, tentunya perlu dilakukan pula pengadakan program pelatihan guru untuk memperkuat nilai keberagaman dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa “Gerakan Tujuh Kebiasaan Baik”, terutama dalam hal “Bermasyarakat”, memberikan panduan nyata untuk memperkuat solidaritas di tengah keberagaman. Lirik lagu “Beda Tapi Satu” menjadi ekspresi sederhana namun kuat dalam menyampaikan pesan-pesan bertema ke-bermasyarakat-an. Dengan kebijakan pendidikan yang mendukung tersebut, diharapkan Indonesia bisa mewujudkan generasi yang tidak hanya bangga dengan keberagamannya, tetapi juga mampu menjaga persatuan melalui sikap bermasyarakat yang kokoh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H