Mohon tunggu...
Allisa Qutrun
Allisa Qutrun Mohon Tunggu... Lainnya - Newbie

Why are we giving up?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harta, Tahta dan Adab

4 Januari 2021   21:08 Diperbarui: 4 Januari 2021   21:12 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Keempat, pandanglah gurumu dengan penuh kehormatan dan kemuliaan, sebab hal tersebut dapat membawamu pada kebahagiaan. Perhatikan pula caramu dalam memanggil guru, KH. Hasyim Asy'ari mengemukakan pendapat para ulama salaf yang mengharuskan mengharuskan murid untuk memanggil guru dengan "ya sayyidi" --wahai tuanku atau "yaa ustadzii" -- wahai guruku.


Kelima, ketahuilah kewajibanmu sebagai seorang murid terhadap guru dan ingat serta kenanglah selalu jasa-jasa guru yang telah menyampaikan ilmunya. Panjatkanlah doa-doa untuknya dan apabila gurumu telah tiada, maka ziarahilah makamnya.


Keenam, apabila amarah dan kesedihan melanda gurumu, bersabarlah dan cobalah meminta maaf atau ampun kepadanya, yakinkanlah pada diri anda  bahwa seorang guru memilki derajat yang baik dan ta'wilkanlah apa yang diperbuatnya dengan tafsiran yang baik. Jangan sampai apa yang diperbuatnya membuatmu meninggalkannya.


Ketujuh, mintalah izin terlebih dahulu sebelum mendatangi rumah gurumu, hendaklah meninggalkan rumahnya jika dalam 3 ketukan sang guru tak kunjung keluar menemuimu. Temuilah gurumu dengan mengenakan pakaian terbaikmu


Kedepalan, hendaklah duduk dengan penuh kerendah hatian dihadapan gurumu, tundukkanlah pandanganmu dihadapannya serta perhatikanlah apa yang dibicarakannya sehingga beliau tidak harus mengulangi perkataannya.


Kesembilan, perhatikanlah etikamu ketika bertanya atau berbicara terhadap gurumu, jangan sampai kamu bertanya hanya untuk mengujinya, atau bahkan kamu membandingkan jawabannya dengan pendapat orang. Hilangkan kesombongan yang ada pada dirimu, seperti menghilangkan kesombongan akan ilmu yang anda miliki dihadapannya.


Kesepuluh, jadilah gelas kosong yang seakan tak tahu apa-apa ketika guru sedang membahas suatu huku ataupun bercerita. Sebagai seorang murid tetaplah mendengarkan apapun yang dijelaskan atau diceritakan oleh sang guru,  jadilah gelas yang belum terisi sama sekali dihadapannya sehingga engkau dapat menerima ilmu-ilmu yang disampaikannya dengan tabah.


Kesebelas, hendaklah tidak mendahulukan guru dalam menjelaskan atau menjawab suatu materi ataupun pertanyaan, walaupun anda sudah lebih dulu memahami atau mengetahuinya, tetaplah menjadi gelas kosong dihadapannya.


Keduabelas, tekunilah satu ilmu atau pelajaran sampai anda benar-benar mendalami ilmu tersebut.


Ketigabelas, sibukkanlah diri anda dengan kegiatan-kegiatan yang berfaedah sebagai wujud dari cinta pada kesuksesan. Jauhilah segala kesedihan dan segala sesuatu yang dapat menghambat focus anda terhadap suatu pelajaran.


Kurang lebih seperti itulah penjelasan singkat mengenai Bab 3 dari kitab "Adabul 'Alim wal Muta'allim" karya Syekh KH Hasyim Asy'ari.
Berkali-kali mendengar penjelasan tentang adab, tetap saja tidak akan berarti jika hanya kesedar diceritakan, dijelaskan dan dibicarakan. Mari mulai mengaplikasikan ke kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun