Mohon tunggu...
Agus Sujarwo
Agus Sujarwo Mohon Tunggu... Guru - Founder Imani Foundation

Founder Imani Foundation

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merangkai Harapan dari Samanea "The Little Shenzhen" Hill

20 Juni 2024   23:57 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:04 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, yang kemudian membuat saya lebih jatuh hati adalah ketika untuk pertama kali membuka pintu rumah di salah satu blok di Cluster Avilla. Tidak seperti unit atau bangunan rumah (baru) pada umumnya yang begitu membuka pintu langsung bertatapan dengan dinding rumah atau tembok, saya justru langsung beradu pandang dengan sebuah taman kecil di sisi tengah rumah. Dengan cara yang sederhana nan lugas, seakan pengembang utama perumahan ini, yakni Farpoint Realty ingin berpesan bahwa perubahan itu dimulai dari diri sendiri, dari rumah kita, dari keluarga kita. Seakan mencoba memperkuat eksistensi sebagai permukiman ramah lingkungan, pengembang pun juga telah menyiapkan shuttle bus sebagai mass rapid transit untuk para warga Samanea Hill.

Dan dalam beberapa situasi, kita mungkin saja mengalami de javu. Cukup banyak unit rumah di luar sana yang dibangun tinggi dan megah, juga didirikan di area yang cukup luas namun begitu kita membuka pintu rumahnya, terasa berketerbatasan dan tak lapang. Ini berkebalikan dengan yang saya temukan di Samanea Hill, semungil apa pun rumah yang kita lihat, begitu kita membuka pintu rumahnya, perasaan lapang seakan tak berkesudahan.

Dari sisi ekonomi, pengembang pun juga memberikan keleluasaan bagi para warga hunian untuk membuka layanan atau usaha dari rumah tempat mereka tinggal. Sehingga dengan demikian, kebutuhan pokok terutama yang merupakan kebutuhan inti para warga dapat terpenuhi dari dalam hunian itu sendiri tanpa harus menghabiskan waktu berjam-jam menunggu atau justru keluar area permukiman. Dan ke depannya, masih di area permukiman ini, akan dibangun pusat bisnis (central business district) yang tentu dengan jangkauan pasar dan diversifikasi produk yang lebih luas. Ini seperti mengingatkan kita pada pusat perbelanjaan yang bersanding dengan pasar tradisional di Shenzhen.

Sahabat, sebagai epilog, jika Parungpanjang telah "memiliki" Commuter Line, tak selayaknyakah jika kemudian Parungpanjang juga kelak memiliki Electric Taxi Line? Jika Parungpanjang telah "membangun" projek double track dari Stasiun Tanah Abang hingga Stasiun Rangkasbitung, tak selayaknyakah jika kelak Parungpanjang juga membangun projek double line grand boulevard yang menghubungkan Pasar Parungpanjang dan Pasar Lebakwangi? Jika jalur utara sudah mapan, maka jalur selatan pun juga perlu untuk disepadankan. Jika jalur timur pun sudah matang, maka jalur barat pun juga seyogianya perlu untuk disesuaikan. Ini yang saya sebut dengan strategi empat penjuru mata angin. 

Belajar dari Shenzhen yang kini telah menjadi salah satu rujukan kota pintar dunia, mari beralihlah dari pemikiran dan polemik klasik membangun jalan hanya untuk mengakomodasi kendaraan (personal purposed) ke pemikiran visioner membangun jalan untuk menaungi kehidupan (social life) yang ada di dalamnya. Seperti halnya Shenzhen yang telah memperjuangkan sesuatu yang jauh lebih besar ketimbang dirinya sendiri, yakni Tiongkok, pun demikian halnya Parungpanjang yang seyogianya juga menjadi miniatur Kota Tanpa Kecemasan Buitenzorg.

Hingga pada akhirnya di masa depan, Parungpanjang akan seperti ruang pameran tanpa langit-langit atau dinding; (1) dari arah mana pun Anda masuk ataupun keluar; barat, timur, utara, selatan, yang akan Anda temui senantiasa sama, yakni kenyamanan; (2) dengan cara apa pun Anda menjalani hidup ataupun mengakhiri hidup; berjalan kaki, berlari pagi, berdagang, mengendarai mobil, kuliah, menjalani perawatan medis, melestarikan alam, yang akan Anda temui senantiasa sama, yakni kenyamanan; dan (3) melalui jalur infrastruktur fisik maupun digital mana pun Anda singgah ataupun pergi; sungai, jalan desa, jalur kereta, bandara, aplikasi, monitor raksasa, maka yang akan Anda temui juga senantiasa akan sama, sebuah kota gerbang provinsi yang nyaman bagi siapa pun dan apa pun yang menetap ataupun singgah untuk melanjutkan perjalanan.

Ad maiora natus sum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun