Mohon tunggu...
Agus Sujarwo
Agus Sujarwo Mohon Tunggu... Guru - Founder Imani Foundation

Founder Imani Foundation

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rumah Surga Samanea (Hill)

5 Juni 2024   09:37 Diperbarui: 5 Juni 2024   10:33 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu kesamaan antara saya dan samanea (hill). Samanea Hill adalah projek perdana untuk kategori perumahan yang dikembangkan oleh pengembang ternama Farpoint Realty Indonesia. Sementara, bagi saya Samanea Hill adalah kompleks permukiman perdana yang insya Allah akan ditinggali untuk pertama kalinya seumur hidup.

Mahakarya Arsitektur Kelas Dunia

Saat menelusur kanal farpoint.co.id, saya sempat berdecak kagum karena di dalamnya terpampang jelas dan besar foto Yori Antar. Sebuah nama di balik tata ulang stadion kebanggaan masyarakat Indonesia Gelora Bung Karno, revitalisasi Danau Toba, pun pelestarian desa Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Saya cukup mengenal baik beliau. Setiap awal tahun, saya biasanya "mengirim" murid-murid saya yang masih belajar di jenjang sekolah menengah pertama ke kantor yang sekaligus rumah beliau di bilangan Bintaro Jaya untuk melihat lebih dekat dunia arsitektur. Dan dalam salah satu kesempatan, sosok rendah hati nan bersahaja --- ya demikian adanya --- ini memberikan kenang-kenangan sebuah buku yang pernah beliau tulis Pesan dari Wae Rebo: Kelahiran Kembali Arsitektur Nusantara. Buku setebal 446 halaman ini pun masih tersimpan resik di antara deretan buku yang ada di rumah saya.

"A building has at least two lives. The one imagined by its maker and the life it lives afterward. And they are never the same."

Remment Lucas Koolhas,  

Professor in Practice of Architecture and Urban Design, Harvard University

Farpoint Realty Indonesia, yang sebelumnya terfokus pada pengembangan properti premium seperti high rise residential, landed homes, offices and shophouse, dan retail, memulai projek perdana permukiman dengan merintis Samanea Hill.

Saat mencoba mencari secara etimologis kata samanea, saya menemukan dua sumber, yang dua-duanya kemudian selaras dengan makna samanea. Pertama, sumber bahasa Sunda. Samanea dalam bahasa Sunda berarti istimewa. Samanea Hill ini memang istimewa, setidaknya dari nama yang digunakannya. Berbeda dari penamaan hunian-hunian pada umumnya yang lebih menyaran pada sisi geografis, Samanea Hill memilih untuk menyaran pada sisi filosofis, yakni samanea.

Ini yang kemudian mengarahkan saya pada sumber yang kedua, yakni bahasa Latin. Samanea dalam bahasa Latin berarti trembesi. Sebuah lembaga nirlaba yang berbasis di negara bagian Hawaii, Amerika Serikat dan berfokus pada penelitian dan konservasi National Tropical Botanical Garden menulis, Samanea saman adalah pohon tropis besar yang tumbuh setinggi 60 meter dengan kulit kayu keriput kasar dan mahkota berbentuk payung lebar simetris yang menjadikannya pilihan terindah sebagai pohon peneduh.

Situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mencatat, trembesi menorehkan data fantastis, mampu menyerap 28.488,39 kg CO2 per pohon setiap tahunnya. Sangat jauh berbeda dibandingkan kemampuan rerata pepohonan yang hanya menyerap 1.000 kg CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya. Seperti kita tahu, CO 2 atau karbondioksida adalah komponen penting dari udara yang ada di bumi. Salah satunya membantu menjebak panas di atmosfer bumi.

Ini sejalan dengan salah satu usulan untuk Konferensi Perubahan Iklim Kopenhagen, 7 -- 18 Desember 2009, yang pernah disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat konferensi pers di Hotel Crowne Plaza, Kopenhagen, Denmark. Ada lima usulan yang disampaikan oleh Presiden saat itu. Salah satunya adalah kesepakatan untuk tidak memberi toleransi kenaikan suhu melebihi 2 derajat Celcius. Dan untuk mencapai hal itu, maka negara-negara maju harus mengupayakan pengurangan emisi yang cukup.

Dan seperti yang terlihat di Samanea Hill, deretan trembesi bertumbuh rapi di sisi kanan kiri sejak gerbang utama hingga area hunian utama seakan membentuk green belt dan mengucap salam, "Selamat datang di Bukit Trembesi."

Sustainable Mind

Adalah Isandra Matin Ahmad, lebih dikenal sebagai Andra Matin, sosok populis di balik mahakarya Samanea Hill. Andra Matin mendirikan firma arsitektur bernama "Andramatin" yang telah berdiri lebih dari 20 tahun dan telah mengerjakan beragam proyek mulai dari skala rumah hingga fasilitas publik. Beliau telah beberapa kali mendapatkan penghargaan berskala nasional dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Tak hanya itu, pada skala internasional, Andra Matin juga pernah mendapat penghargaan Honorable Mention pada 16th Venice Architecture Biennale 2018 lewat instalasi karya berjudul Elevation.

Karakter rancangan Andra Matin yang modern dan clean menjadi kekhasan tersendiri yang membedakan karya beliau dengan arsitek-arsitek lain. Andra Matin dengan desain yang simpel dan clean menonjolkan kejujuran dalam desain melalui unsur materialitas yang ditekankan dalam setiap bangunan rancangannya.

Salah satu mahakaryanya adalah Masjid As Sobur yang terletak di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung. Dengan desain yang memadukan unsur Islam dan budaya Lampung bersama arsitektur modern, bangunan ini berhasil menjadi landmark dari Kabupaten Tubaba. Masjid As Sobur sarat akan simbol yang membawa nilai-nilai Islami. Jumlah seluruh tiang masjid sebanyak 114, sesuai jumlah surat dalam Alquran. Ukuran masjid 34 meter x 34 meter mengarah pada jumlah sujud sehari sebanyak 34 kali, dan tinggi menara 30 meter menunjukkan jumlah juz Alquran sebanyak 30 juz.

Dari sisi material, penggunaan beton ekspos tanpa warna dan tanpa ornamen sebagai material fasad sekaligus material utama bangunan dimaksudkan untuk menyimbolkan ketiadaan. Simbol ini memiliki makna bahwa tampilan luar bukanlah sesuatu yang penting. Dalam konteks rumah ibadah, dapat pula diartikan sebagai pesan bahwa ibadah bukanlah untuk dipamerkan.

Konstruksi desain ini mengingatkan saya pada rancang bangun Ravenscar House Museum yang ada di 52 Rolleston Avenue, Christchurch 8013, Selandia Baru. Ketika dua sosok filantropis Jim Wakefield dan Susan Mary Wakefield menugaskan para arsitek di Patterson Associates untuk merancang rumah baru tempat mereka dapat berbagi koleksi seni, keduanya ingin bangunan itu pada akhirnya menjadi sebuah karya seni yang dapat mereka persembahkan untuk para region Canterbury dan khususnya untuk para warga di kota pesisir timur pulau selatan Selandia Baru, Christchurch.

Desain yang Patterson sematkan untuk bangunan ini terdiri dari empat ruangan utama, yang masing-masing berdasarkan pada salah satu ruangan utama di rumah asli Scarborough: ruang makan, kamar tidur, ruang tamu, dan perpustakaan. Di rumah baru, ruangan-ruangan ini ditata mengelilingi halaman tengah dan dihubungkan dengan ruang penghubung kaca yang menghadap ke taman. Sementara atap pelana gedung yang tinggi mengingatkan pada bentuk neo-Gotik dari Pusat Seni dan Museum Canterbury yang berada di sebelahnya. Dan terlepas dari kesan masa lalu, Ravencar House adalah bangunan modern yang melampaui batas yang masih membawa sisi misteri dan romansa masa lalu.

Maka, cukup beralasan jika kemudian Ravenscar House Museum ini memenangi bangunan budaya baru terbaik di Festival Arsitektur Dunia 2023 tahun lalu di Singapura.

Cluster Avilla

Tanpa bermaksud menyimpulkan bahwa konstruksi hunian di Samanea Hill terinspirasi oleh Ravenscar House Museum, nyata dan jelas bahwa keduanya memiliki karakter konstruksi yang sama: berani (beda), fungsional, minimalis, dan artistik. Ini terlihat jelas pada salah satu tipe hunian yang ada di dalamnya, yakni Cluster Avilla.

Kesan pertama yang saya dapatkan ketika melihat langsung dari dekat desain luarnya, garis-garis berani yang lugas terlihat jelas pada desain carport, pembatas antarblok, bentuk taman, dan khususnya pada tampilan model atapnya. Avilla --- juga tipe lainnya seperti Acacia dan Albizia --- menampilkan model atap lurus mendatar maupun miring. Ini berbeda dengan atap-atap hunian pada umumnya yang bermodel segitiga, melengkung, ataupun lurus mendatar. Sisi fungsional terlihat pada "lubang raksasa" yang berada di sisi tengah rumah, yang memungkinkan cahaya matahari dan cahaya bulan, pun tetesan air hujan menerangi dan menyejukkan area di dalam rumah.

Garis-garis yang terkesan berani dan malah cenderung rebel ini lebih lugas terlihat pada tampilan gerbang Cluster Avilla. Konstruksi gerbang cluster yang sebenarnya hanya membutuhkan ruang sesuai lebar jalan, seperti konstruksi gerbang permukiman pada umumnya, di Cluster Avilla justru "ditabrakkan" melampaui sisi kanan dan terlebih sisi kiri gerbang yang berlatar depan taman. Pola serupa pun juga tersematkan baik di gerbang Cluster Acacia, gerbang Cluster Albizia, dan terlebih di gerbang utama depan Samanea Hill; kesemuanya seolah sepasang tangan yang membentang menjaga dan melindungi siapa pun dan apa pun yang ada di dalamnya.

Dari sisi minimalis, terlepas tipe yang tersedia: grande, suite, prime, ataupun loft business, wajah bangunan rumahnya semua sama: material bata merah ala Bali yang berpadu padan dinding putih gading ala Beverly Hills, California. Kalaupun berbeda, lebih ke tinggi ataupun lebar desain bangunan. Selebihnya, desain bangunan dengan alur garis kubus-prismatis yang berani dan visioner.

Dari sisi artistik, jika pada umumnya model-model atap rumah menampilkan model prisma dengan titik perpotongan simetris yang menempatkan ujung atau puncak rumah berada di tengah seperti halnya rumah-rumah joglo atau limasan di Jawa Tengah. Di Cluster Avilla khususnya, sudut perpotongan prismatis ini justru berada di pinggir; khas sentuhan Andra Matin yang senantiasa berani "menabrak" hal-hal yang konvensional dengan permainan garis-garis yang tegas dan panjang namun tetap mengedepankan sisi minimalis.

Rumah Surga

Sisi minimalis ini pun juga menjadi salah satu acuan, atau lebih tepatnya konsep inti pembangunan permukiman Samanea Hill. Dari total area 25 hektare, sang pengembang telah mengalokasikan 4.5 hektare di antaranya dikhususkan untuk ruang terbuka hijau.

Ini selaras dengan positioning Cluster Avilla sebagai cluster premium terbaik dengan konsep resort. Sejauh mata memandang, fasad merah bata yang menghiasi setiap unit hunian langsung mengingatkan pada sebuah nama: Pulau Dewata. Pun ketika kemudian dilihat secara keseluruhan dari sisi atas permukiman melayangkan memori pada sebuah kota dengan bangunan putih dengan garis-garis bangunan yang tegas di Kepulauan Cyclades, yakni Santorini. Bedanya, di Samanea berlatar depan persawahan hijau sedangkan di Santorini berlatar depan Pantai Putih dan Laut Aegea. Tetapi, baik Bali ataupun Santorini adalah cermin destinasi resort (resort destination) yang mengedepankan bentang alam sebagai bingkai lanskapnya. Ditambah sisi artistik rancang bangun hunian yang menjadikan nuansa resort lebih berbeda dibandingkan hunian nuansa lainnya.

Salah satu ruang terbuka hijau ini berada di depan Blok A atau di sisi selatan Cluster Avilla. Pengembang telah menyediakan lahan terbuka yang belum terdapat bangunan apa pun di atasnya. Selanjutnya, pengelolaan lahan ini akan diserahkan sepenuhnya kepada warga yang ada di Samanea Hill, khususnya warga yang berada di Cluster Avilla. Ada banyak kemungkinan bentuk akhir dari ruang nonhunian ini nantinya: mulai taman bermain, toko, galeri, hingga tempat ibadah.

Saya berdoa dan bersepenuh harap. Di antara hijaunya pepohonan, beningnya aliran sungai, dan sejuknya hawa perbukitan, hunian ini akan semakin teduh dengan berdirinya sebuah masjid. Ada dua pertimbangan mengapa kemudian saya sangat berharap akan hal ini. Pertama, personal. Di usia yang sudah tidak lagi muda, maka jalan terindah untuk menikmati hidup adalah dengan lebih memperbanyak mendekat kepada sang Pencipta karena satu alasan kuat bahwa cepat atau lambat, ditolak ataupun berharap, kita akan kembali kepada zat yang telah menciptakan kita. Pertanyaannya adalah, di manakah ruang-ruang kasih dan cinta sang Pencipta itu mudah kita temukan atau dapatkan? Jawabannya tentu adalah di rumah-Nya. Dan masjid adalah rumah tempat kita dapat bertaut hati bersama-Nya.

Kedua, komunal. Sebuah lembaga riset independen yang bermarkas di Amman, Jordania, The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) telah merilis laporan bertajuk "The Muslim 500: The World's 500 Mist Influential Muslim 2024". Dalam laporan itu disebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia. RISSC mencatat, jumlah populasi mulsim di Indonesia mencapai 240,62 juta jiwa pada 2023. Jumlah ini setara 86,7% dari populasi nasional yang totalnya 277,53 juta jiwa.

Meski bersifat asumtif, dapat saya sampaikan bahwa mayoritas para warga di Samanea Hill adalah para muslim. Ini artinya, dengan adanya sebuah masjid, kebutuhan spiritual mereka menjadi lebih terpenuhi. Mereka tetap dapat beribadah lebih tepat waktu, lebih dekat, lebih aman, tanpa harus merasa terburu-buru, alih-alih bolak-balik jauh meninggalkan rumah ataupun permukiman untuk pergi ke masjid, yang kita tahu bahwa kita berkewajiban untuk beribadah salat lima kali minimal dalam sehari.

Jika kita dapat berolah raga cukup hanya dengan berenang di area swimming pool-nya yang luas, atau bertemu klien cukup hanya dengan bersantap di kedai kopinya yang tenang, atau berbelanja keperluan sehari-hari cukup hanya dengan bertandang ke loft business-nya tetangga yang nyaman, atau bercerita tentang masa depan cukup hanya dengan berkumpul bersama tetangga di tamannya yang rindang ... haruskah kita menempuh perjalanan keluar nun jauh bermeter-meter, alih-alih bermil-mil sekadar untuk bersujud dan bertasbih di rumah-Nya yang terang?

Tulisan ini semoga adalah doa untuk Rumah Surga Samanea (Hill). Seperti kata Rem Koolhas, for the life it lives afterward. I hope.

Quam bene referre langsung, non quam diu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun