Meski bersifat asumtif, dapat saya sampaikan bahwa mayoritas para warga di Samanea Hill adalah para muslim. Ini artinya, dengan adanya sebuah masjid, kebutuhan spiritual mereka menjadi lebih terpenuhi. Mereka tetap dapat beribadah lebih tepat waktu, lebih dekat, lebih aman, tanpa harus merasa terburu-buru, alih-alih bolak-balik jauh meninggalkan rumah ataupun permukiman untuk pergi ke masjid, yang kita tahu bahwa kita berkewajiban untuk beribadah salat lima kali minimal dalam sehari.
Jika kita dapat berolah raga cukup hanya dengan berenang di area swimming pool-nya yang luas, atau bertemu klien cukup hanya dengan bersantap di kedai kopinya yang tenang, atau berbelanja keperluan sehari-hari cukup hanya dengan bertandang ke loft business-nya tetangga yang nyaman, atau bercerita tentang masa depan cukup hanya dengan berkumpul bersama tetangga di tamannya yang rindang ... haruskah kita menempuh perjalanan keluar nun jauh bermeter-meter, alih-alih bermil-mil sekadar untuk bersujud dan bertasbih di rumah-Nya yang terang?
Tulisan ini semoga adalah doa untuk Rumah Surga Samanea (Hill). Seperti kata Rem Koolhas, for the life it lives afterward. I hope.
Quam bene referre langsung, non quam diu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H