Allah kian menambah keberkahan dalam akhir kehidupannya. Ia masih memiliki kesempatan untuk bertemu dan bercengkerama dengan cucu-cucu: Vira, Dhafin, Rosi, Nadine, Moreno, Rama, dan Audrey. Bertamasya dengan keluarga Meruya dan keluarga Bogor. Dan belajar mengaji lebih rutin di setiap akhir pekan tahsin dan taklim di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dan karunia ketulusan hati: tidak pernah ada panggilan dengan label “Bu Haji”, sebuah status seperti yang umumnya melekat pada mereka yang pernah (berulang kali) beribadah ke Tanah Suci. Juga tidak ada kecenderungan untuk riya agar ia selalu ingin dikenal dan disebut sebagai orang yang rajin dalam beribadah kepada Allah SWT.
Clean Thursday® adalah sebuah gerakan masif yang mengajak orang lain untuk melakukan puasa sunah khususnya di hari Senin dan Kamis. Membersihkan atau lebih tepatnya menyimpan semua perlengkapan makan dan minum dan hanya menggunakannya di saat sahur dan berbuka. Mari memulainya atau juga membiasakannya dari sekarang, dari diri kita, dari keluarga kita.
Terkait puasa, dalam buku The Microbes Factor (2010) karya Dr. Hiromi Shinya dibahas tentang manfaat mikroba dalam pembentukan enzim pada usus manusia. Dalam bukunya setebal 251 halaman bahasa Indonesia ini, Dr. Shinya menjelaskan bahwa usus adalah bagian terpenting dalam saluran pencernaan manusia. Di situ tempat berkumpulnya mikroba-mikroba untuk mengurai makanan yang akan diserap dan dibuang oleh tubuh.
Dua pertiga sel imun dalam tubuh kita berkumpul di usus. Ketika lingkungan usus terganggu dan berada dalam kondisi buruk, masalahnya akan melebar, tak hanya menyangkut kesehatan usus tetapi akan berdampak kepada kekuatan kekebalan dan daya hidup kita menjadi lemah. Hal ini akan membuat kita rentan terhadap penyakit menular, penyakit terkait gaya hidup dan masalah lainnya termasuk kanker.
Dr. Shinya juga menjelaskan bahwa kedokteran modern banyak mengandalkan obat-obatan untuk mengobati penyakit dan memerangi mikroba penyebab penyakit. Padahal sesungguhnya obat-obatan adalah racun yang bukan hanya menghancurkan mikroba berbahaya, namun juga mematikan mikroba yang menguntungkan, terutama mikroba/ bakteri yang berada dalam usus. Dengan demikian, obat-obatan cenderung merusak kondisi usus, sehingga ujung-ujungnya adalah rusaknya kesehatan tubuh kita. Namun, pola makan yang buruk juga bisa menurunkan kondisi usus.
Bagaimana cara memelihara kondisi usus yang sehat? Dr. Shinya menyarankan metode Biozim Shinya untuk menciptakan kondisi usus yang kondusif bagi pertumbuhan mikroba yang menguntungkan. Metode Biozim Shinya juga mendorong diaktifkannya sel-sel tubuh sehingga mampu meremajakan diri dan mengeluarkan sampah tubuh. Tubuh kita pun akan selalu bugar, jauh dari penyakit, selalu enerjik dan panjang umur.
Metode Biozim Shinya dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan hewani maksimal 15%, puasa kecil, karena puasa dapat meremajakan tubuh, mengutamakan makanan mentah (sayuran dan buah-buahan tak dimasak) sebab masih banyak mengandung enzim, tidak mengonsumsi susu sapi dan produk turunannya, karena susu sapi bisa menurunkan kemampuan reproduksi dan menyebabkan osteoporosis, minum air putih dalam jumlah cukup, makan makanan terfermentasi sebab mudah dicerna dan membantu pembiakan bakteri bermanfaat.
Salah satu hal yang disarankan oleh Dr. Shinya adalah puasa kecil shinya. Beliau dalam bukunya tidak menjelaskan manfaat puasa dari segi spiritual, tetapi menjelaskan manfaat puasa kecil dilihat dari sisi kedokteran, terutama jika dilihat latar belakangnya sebagai dokter ahli pencernaan. Kita tahu bahwa puasa adalah salah satu rukun Islam keempat dan telah diwajibkan kepada setiap muslim sekitar 1.400-an tahun yang lalu.
Bagaimana penjelasannya? Proses pencernaan pada manusia dapat diterangkan secara singkat, yakni gizi yang kita dapat dari makanan dicerna dan diserap di usus kita dan diangkut ke semua sel tubuh lewat darah. Tubuh kita terdiri dari 40-60 triliun sel yang setiap hari harus dipasok gizi oleh sel darah. Protein adalah salah satu zat gizi yang kemudian dipecah menjadi asam amino di usus halus, kemudian diubah menjadi protein baru dalam sel-sel kita. Proses pembuatan protein baru disamping menghasilkan sel bagus, juga menghasilkan banyak sampah berupa protein “cacat”.
Ada suatu sistem dalam sel tubuh yang berfungsi untuk mencerna gizi dalam sel sekaligus mengeluarkan sampah dari sel atau disebut autofagi. Proses autofagi merupakan tugas lisosom sel yang merupakan organel sel yang berisi sekitar 60 jenis enzim. Enzim-enzim lisosom ini terlibat proses detoksifikasi (daur ulang sampah).
Sebagian besar sampah dalam sel kita adalah protein cacat yang tidak berguna. Semakin banyak sampah yang menumpuk dalam sel akan menyebabkan penuaan sel, tidak diperbaikinya sel-sel rusak dan kurang berfungsinya sistem kekebalan tubuh. Karena tubuh terdiri atas sel, maka kegiatan sel yang terganggu akan berdampak kepada kesehatan seluruh tubuh. Pendek kata, autofagi merupakan proses vital yang sangat berpengaruh bagi kesehatan sel tubuh.