Mohon tunggu...
Agus Sujarwo
Agus Sujarwo Mohon Tunggu... Guru - Founder Imani Foundation

Founder Imani Foundation

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pasung

2 Maret 2022   09:37 Diperbarui: 2 Maret 2022   09:38 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Untuk kedua kalinya panggilan itu membuyarkan ingatan Mbah Trimah. Tidak ada jawaban. Asih masuk ke dalam rumah membawakan rukuh dan sajadah. Asih duduk bersimpuh di belakang Mbah Trimah yang tampak sedang mengusap kedua telapak tangan keriputnya sehingga menutupi wajah. Asih menunggu Mbah Trimah yang sedang berdoa kepada sang Kuasa. Hari ini wetone Simbah. Asih seperti tak sabar ingin segera memberikan kado untuk Mbah Trimah berupa sepasang rukuh dan sajadah. Sajadah dan rukuh memang menjadi pakaian kebesaran Mbah Trimah. Ia jarang sekali mengenakan wewangian, gelang, kalung, alas kaki, atau baju yang menjuntai hingga ke tanah. Apalagi saat Lebaran.

        Kedua telapak tangan Mbah Trimah masih terus terdiam tak bergerak menutupi wajah. Rukuhnya masih menggelayut menutup seluruh tubuhnya. Sebuah sajadah cokelat tua terhampar rapi di hadapannya. Di atasnya sebuah kitab suci masih dalam keadaan terbuka. Hening. Tak ada suara.

"Mbah,"

         Kampung Ngaren, Jumat Pahing. Maret 1901 -- Agustus 1998. Trimah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun