Mohon tunggu...
Disra Alldrick
Disra Alldrick Mohon Tunggu... Lainnya - Ahsan Muamalah

Seorang pekerja yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Relawan Founder’s Day, Bak Temukan Oase di Desa Wisata

29 November 2021   09:04 Diperbarui: 29 November 2021   09:10 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bidak bersandar di Dermaga Desa Kuala Terusan./dokpri

World Business Council for Sustainable Development di tahun 2000 memaparkan CSR adalah cara di mana sebuah usaha berkontribusi terhadap stabilitas lingkungan sosial, ekonomi dan investasi. Dengan terus mengedepankan dan memenuhi prioritas sosial, sebuah perusahaan menampilkan wajah manusianya kepada masyarakat, pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

Keith Davis dan Robert L. Bromstrom, sebelum Milton, di tahun 1966 berpendapat tanggung jawab sosial itu merupakan sebuah cara berpikir yang sistematis. Ia tidak hanya berkutat pada keputusan tradisional seperti nilai ekonomi dan teknis yang sempit, melainkan pemikiran yang lebih luas meliputi keseluruhan sistem sosial daripada persoalan mencari keuntungan belaka.

Kemudian juga pandangan yang cukup baik disampaikan oleh Joseph W. McGuire di tahun 1963 mengatakan sebuah perusahaan tidak hanya memiliki kewajiban ekonomi dan hukum, tetapi juga tanggung jawab tertentu kepada masyarakat yang melampaui kewajiban ini. Menurutnya, perusahaan harus menaruh minat pada politik, kesejahteraan masyarakat, pendidikan, “kebahagiaan” karyawannya bahkan di seluruh dunia sosial.

Dari definisi-definisi tentang CSR yang dipaparkan oleh berbagai sumber tadi, terdapat kesamaan dan perbedaan sudut pandang yang digunakan. Setiap perusahaan tentu memiliki interpretasi mereka sendiri dalam menjalankan program CSR sesuai definisi yang paling sesuai.

Salah satu sudut pemandangan Desa Kuala Terusan yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan sungai./dokpri
Salah satu sudut pemandangan Desa Kuala Terusan yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan sungai./dokpri
Sebagai contoh yang dilakukan oleh perusahaan tempat saya bekerja saat ini, CSR berarti tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Bahkan, ada hari khusus setiap tahunnya mengingatkan setiap orang yang menjadi bagian dari usaha keluarga ini bahwa semakin banyak kita memberi, maka semakin banyak pula kita memiliki. Begitu kira-kira credo yang diyakini oleh pendiri perusahaan sehingga lahirlah kegiatan RGE Founder’s Day.

Perusahaan ini kemudian melahirkan prinsip yang ditanamkan oleh Founder. Filosofi 5C dipegang teguh sebagai landasan keberlangsungan usaha. Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan harus memberikan kebaikan bagi masyarakat (Community), negara atau daerah (Country), iklim atau lingkungan (Climate), pelanggan (Customer), dan ketika semua aspek tadi sudah baik, tentu akan membawa kebaikan pula bagi perusahaan atau karyawan (Company).

 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun