Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengubah Paradigma: Petani Karet Lokal ke Petani Karet Unggul

1 Mei 2015   14:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:29 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_414120" align="aligncenter" width="585" caption="Bibit Karet Unggul Yang Siap Diokulasi dengan Bibit Karet Yang ada kebun Entres | Dok. Pri"][/caption]

Semua desa/kampung di pedalaman Kalimantan Barat memiliki kebun karet, tetapi tidak semua keluarga memiliki kebun karet, padahal mereka rata-rata memiliki lahan kosong minimal satu hektare. Keluarga yang memiliki kebun karet pun, rata-rata hanya karet lokal yang tingkat produksinya rendah, dibandingkan karet bibit unggul.

[caption id="attachment_414121" align="aligncenter" width="585" caption="Sebagian peserta latihan sedang mendengarkan pengarahan oleh instruktur sebelum pelatihan dimulai | dok. Pri."]

1430463284186729525
1430463284186729525
[/caption]

Dalam upaya memanfaatkan lahan kosong yang tidak terpakai (umumnya bekas ladang) dan menambah penghasilan mereka, perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang perkayuan (PT.SBK), melalui para penyuluh lapangan yang terdidik dan terlatih secara kontinyu memberikan pelatihan cara meng-okulasi karet unggul kepada masyarakat sekitar.

Pada saat pelatihan, bukan hanya cara okulasi yang diajarkan, termasuk juga pemeliharaan bahkan sampai pada cara memanen/menderes karet yang benar juga diajarkan.

[caption id="attachment_414122" align="aligncenter" width="585" caption="Peserta latihan sedang mendengarkan pengarahan oleh Intruktur Terlatih Bpk. Abar Pius di Tengah Kebun Bibit | Dok. Pri"]

14304634671381842319
14304634671381842319
[/caption]

Bukan pekerjaan mudah, sikap skeptis dan merasa lebih pintar menjadi halangan utama, karena orang-orang yang menerima pelatihan, sebagian diantaranya hidup dari hasil menderes karet lokal dan beranggapan bahwa hasil yang mereka dapat merupakan hasil terbaik dan menganggap cara mereka memanen karet adalah cara yang benar karena merupakan warisan generasi sebelumnya. Sikap tidak putus asa dan tidak gampang menyerah dari para penyuluh, secara perlahan membuahkan hasil. Untuk menarik minat peserta, pihak manejemen SBK sejak awal memutuskan pelatihan diselenggarakan secara cuma-cuma, konsumsi dan tempat tinggal ditanggung serta pada akhir masa pelatihan dibagikan bibit unggul siap tanam kepada masing-masing peserta.

[caption id="attachment_414123" align="aligncenter" width="585" caption="Mas Tri Eko Setiyo, Sarjana Pertanian lulusan UMM Malang, ahli karet terdidik sedang memberikan materi pelatihan cara meng-okulasi bibit karet yang baik | dok. pri"]

14304636061643491383
14304636061643491383
[/caption]

[caption id="attachment_414124" align="aligncenter" width="585" caption="Tidak cukup hanya siang hari, peserta yang begitu antusias setelah mengetahui tinggi hasil dari penggunaan bibit unggul meminta pelatihan dilanjutkan pada malam hari dibalai penyuluhan, khususnya cara meng-okulasi bibit dan kedua instruktur dengan senang hati memenuhi keinginan peserta, padahal pelatihan masih menyisakan beberapa hari | dok. pri"]

1430463888639010222
1430463888639010222
[/caption]

Selain itu, para petani karet mendapatkan bimbingan langsung dari para penyuluh bagaiman cara menanam karet yang benar, melakukan pemeliharaan karet (penyiangan dan pemupukan), melakukan tambal sulam tanaman yang mati, membantu menyediakan bibit unggul untuk lahan perkebunan yang baru bahkan turut serta dengan petani karet menanam bibit karet dilahan-lahan yang baru dibuka.

[caption id="attachment_414125" align="aligncenter" width="585" caption="Peserta latihan sedang melakukan ujicoba kemahiran di kebun entres setelah mendapatkan pelatihan hari sebelumnya | dok. pri"]

1430464247326639341
1430464247326639341
[/caption]

Kemudahan lainnya, penduduk setempat dapat mengajukan permohonan bibit karet hanya bermodalkan surat dari Kepala Desa setempat dan tersedianya lokasi lahan tanam. Karena bantuan tersebut dalam rangka mendidik, maka jumlah bibit yang dibantu juga dibatasi hanya untuk satu lahan tanam yang kelak jika sudah memasuki usia panen diperkirakan cukup untuk menopang kebutuhan keluarga.

[caption id="attachment_414126" align="aligncenter" width="585" caption="Instruktur terlatih, Bpk. Abar Pius sedang memberikan pelatihan cara memanen karet (menderes) karet yang benar kepada para peserta | dok. pri"]

1430464431168310060
1430464431168310060
[/caption]

Tidak cukup hanya pelatihan cara membuat okulasi karet yang benar, pada hari terakhir pelatihan peserta juga diajarkan/dilatih cara memanen karet (menderes) karet yang benar serta penjelasan manfaatnya.  Pada sesi ini, banyak peserta yang merasa dirinya selama ini benar dengan cara menderes yang sudah berlangsung, akhirnya mengakui ternyata cara mereka kurang benar sehingga hasil yang didapat tidak maksimal.

Tri Eko Setiyo, salah seorang instruktur terdidik lulusan UMM Malang, mengatakan puas dan senang dengan antusiasnya peserta.  Program pelatihan dari instansi swasta seperti ini menjadi harapan penduduk setempat, untuk mengubah berbagai paradigma dalam kehidupan mereka, untuk menuju kepada kehidupan ekonomi yang lebih baik.  Semoga. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun