Apa yang terjadi? Ya, seperti yang kita duga: dia berjalan sambil memandang layar ponsel.
Alih-alih kasihan, saya malah tertawa geli. Orang-orang sekitarnya yang melihatnya pun tertawa. Bahkan saya melihat beberapa orang mendokumentasikannya. Mungkin foto atau videonya akan disebar ke media sosial. Mungkin loh ini ya... Â Mungkin. Semoga prasangka buruk saya salah.
Cerita ini bukan saya yang mengalami, tapi pengalaman dari teman saya sendiri. Teman saya ini masih muda, usianya 26 tahun. Ia bekerja sebagai kurir pengiriman paket. Ketika sedang mengendari sepeda motor, ponselnya berdering. Seolah-olah ada getaran cinta dari saku celana yang membuat ia segera merespons.
Ketika sedang berusaha membuka password di ponsel, tiba-tiba. Mak Byaaar... Untung tak dapat diraih, sial pun tak bisa ditolak
Teman saya itu masuk ke dalam selokan yang aroma airnya pasti kita sudah tahu. Sunggung harum. Saking harumnya orang-orang di sekitar pun mendekat. Lalu teman saya itu mendapatkan pertolongan.
Di sisi lain, ketika orang-orang sibuk mengevakuasi teman saya. Tetap ada saja orang yang menyempatkan diri untuk mendokumentasikan teman saya dan setengah motornya yang masuk ke dalam selokan.
Mungkin foto atau videonya akan disebar ke media sosial. Mungkin loh ini ya... Sekali lagi, semoga prasangka buruk saya salah.
Orang-orang yang enggan melepas ponselnya adalah hal yang paling saya tidak suka. Tidak suka aja, tanpa alasan. Â Seolah ia hidup berada di dunia maya, sementara raganya ada di dunia nyata.
Seharusnya yang kita jalani dengan fokus adalah dunia nyata. Tapi bagaimana mau fokus menjalani dunia, lah jalan kaki saja tidak fokus. Ini baru jalan kaki loh, belum lagi ada orang-orang yang tanpa rasa khawatir memainkan ponselnya sambil berkendara. Mashook Pak Eko... Ke selokan.
Informasi dan hiburan memang tersedia banyak di media sosial. Bahkan begitu melimpah. Tetapi kita juga harus pandai megatur kadar kebutuhan diri. Jangan sampai kita menjadi pecandu yang sampai bikin waktu produktif kita terbuang sia-sia. Tidak hanya  waktu produktif saja yang terbuang, tentu masih banyak akibat buruk lain dari kecanduan ponsel.
Tanpa dunia maya, saya begitu menikmati aktifitas di dunia nyata. Menikmati sarapan pagi yang berjalan dengan hangat, bekerjaan yang cepat beres, menikmati senja yang jingga saat perjalanan pulang bekerja sampai bertemu dengan ibu tua yang kesulitan menaruh barang-barangnya di KRL.