Film Keramat 2 : Caruban Larang adalah film bertema horror & merupakan film sequel/kedua dari film pertamanya yang dirilis tahun 2009 dengan judul Keramat.Â
Butuh waktu lebih dari 10 tahun untuk merilis film keduanya ini. Sebenarnya saya agak binggung mengapa film ini bisa rilis film yang kedua, hal ini karena menurut saya film pertamanya sudah menjadi salah satu film horor terbaik dengan ending yang pas tanpa perlu kelanjutan film berikutnya.Â
Mungkin produser film ini merasa sangat bergairah untuk membuat film keduanya karena film pertamanya cukup sukses serta di tahun film ini dirilis (2022) menjadi tahun film horor di Indonesia dengan rata-rata minimal 3-4 film horor dirilis setiap bulannya, bahkan di tahun tersebut juga menjadi bagian dari sejarah perfileman indonesia karena mencetak sebuah film horror dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa yaitu KKN di Desa Penari yang sampai dibuatkan 2 versi extended filmnya. Â
Sebenarnya dari segi alur cerita Film keramat 2 ini tidak ada sangkut pautnya dengan film yang pertama. Nah yang jadi pertanyaan adalah, mengapa masih ada embel-embel judul "Keramat" di film ini ? Apakah tidak ada judul lain yang cocok ?Â
Saya mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban mungkin Produser film ini khawatir di zaman sekarang film dengan genre Found Footage belum tentu bisa diterima di masyarakat atau bahkan tidak laku, sehingga agar film ini punya jaminan sukses, ditambahkan lah nama Keramat. Judul resmi dari film ini adalah "Keramat 2 : Caruban Larang". Caruban Laranglah yang nanti nya menjadi point utama cerita di film ini.
Film ini masih menggunakan teknik found footage yaitu sebuah cara pengambilan gambar dimana sebagian maupun seluruh filmnya akan diceritakan dengan sudut pandang rekaman video.Â
Tujuan pengambilan gambar dengan teknik ini berfungsi untuk menambah kesan nyata dalam film yang disajikan, sebagai penonton kita akan merasa sedang menonton hasil rekaman video nyata atas kejadian yang ada di film.Â
Film horor dengan teknik seperti ini di Indonesia masih sangat sedikit, sehingga bisa dikatakan film ini menjadi salah satu film langka yang jarang diproduksi.Â
Namun demikian, apakah film ini bisa menjadi tontonan yang seru & menarik? atau apakah film ini hanya menjadi film horor biasa saja tanpa kesan apapun ? Â Dalam review ini akan sedikit terjawab dari pertanyaan diatas & bisa menjadi pertimbangan untuk ditonton atau skip saja film ini .
Berikut 5 point review film Keramat 2 : Caruban Larang.
1. Alur Cerita
Film ini diawali dengan 2 potongan video yang terjadi dimasa lalu, video pertama adalah footage mengenai kreator youtuber bernama Ajil, Keanu & Ute yang sedang berekplorasi ke sebuah lokasi horor & menemukan beberapa penampakan hantu, di Footage kedua adalah video saat ute sedang melakukan penerawangan masa depan seseorang menggunakan media garis tangan.Â
Saat terawangan dilakukan, tiba-tiba ute kesurupan & berbicara dalam bahasa jawa yang artinya 3 orang tidak akan selamat/mati. Seperti itulah awal film ini dibuka yang nantinya akan berkaitan dengan cerita di film ini.
Ajil, Keanu & Ute adalah konten kreator horror yang cukup terkenal di Youtube, namun karena suatu hal, Ute meninggalkan tim mereka tanpa alasan yang jelas. Saat ini hanya Ajil & Keanu yang masih bertahan sebagai konten kreator dengan membuat channel baru dengan tema horror di youtube.Â
Pada suatu hari, Keanu & Agil bekerja sama dengan Ubay akan membuat sebuah project video. Videonya berupa Dokumenter & konten Youtube. Sebenarnya pembuatan dokumenter ini merupakan permintaan teman ubay yang bernama Arla Jojo & Maura.Â
Ubay mau menerima permintaan temanya, karena Ubay ingin mengambil hati wanita pujaannya yaitu Arla sedangkan Keanu & Agil memiliki tujuan untuk membuat konten Youtube.Â
Arla tidak mengetahui kalau Ubay membawa Keanu & Agil & ia sempat protes karena khawatir hasil Dokumenternya menjadi berantakan, hal ini dibalas Ubay dengan meyakinkan Arla bahwa orang yang dibawanya tidak akan menganggu proses pembuatan dokumenternya. Dokumenter ini akan berisi mengenai informasi berdasarkan fakta di lapangan tentang sebuah sanggar tari yang ada di cirebon.
Singkat cerita semua kru mulai melakukan perjalanan ke Cirebon. Dalam perjalanannya menuju Cirebon, ternyata banyak kejadian yang menganggu saat perjalanan seperti ada selisih paham & banyak pertengkaran hanya karena masalah sepele di antara timnya Ubay & Arla, sampai-sampai ditengah jalan, mobil yang mereka kendarai menabrak kucing yang sedang nyebrang.Â
Mereka semua saling berdebat untuk memutuskan apakah kucingnya akan dikubur atau dibuang begitu saja. Pada akhirnya kucing tersebut dibuang begitu saja. Perjalananpun dilanjutkan & akhirnya mereka sampai di Cirebon.Â
Dari sini dimulailah project untuk membuat video documenter tentang sanggar tari yang ternyata dalam pembuatanya, tidak semudah yang dibayangkan. banyak hal aneh, ganjil, penuh misteri yang harus dilalui oleh mereka, sampai klimaksnya ada kejadian yang tidak seharusnya dilakukan oleh mereka & mereka harus menerima konsekuensinya dengan resiko nyawa terbunuh.
2. Tempo Cerita
Ketika 2 video awal ditampilkan atau bisa dikatakan perkenalan awal dalam film ini, film ini tampak seperti film horror yang menjanjikan dengan banyak adegan horor yang mampu menjaga mata penonton untuk terus menikmati kejadian-kejadian yang ada di film ini.Â
Seakan-akan film ini akan memberikan sajian yang fresh & menarik untuk ditonton, namun setelah itu, ternyata apa yang saya harapkan tidak terjadi di fim ini, yang saya alami,saya seperti sedang melihat konten Youtube perjalanan orang-orang ke suatu tempat dengan drama-drama yang ada didalamnya & hal ini sudah banyak ditayangkan di Youtube tanpa perlu kalian menonton film.Â
Ada beberapa scene yang menurut saya hanya ditujukan untuk menambah waktu saja atau kalau kita mengikuti alur ceritanya, scene tersebut tidak berkaitan langsung dengan alur utama, kalian bisa cari scene yang saya maksud di awal-awal film ini dimulai sampai pertengahan.Â
Film ini terdiri dari 3 alur utama yaitu perjalanan  ke Cirebon, Pembuatan Dokumenter & konflik utama. Dimulai dari perjalanan ke Cirebon sampai pembuatan Dokumenternya, alurnya terasa lambat & membosankan.Â
Saya sendiri ngerasa jenuh di awal sampai pertengahan film ini, ditambah lagi banyak percakapan-percakapan sehari-hari yang monoton dengan jokes-jokes receh yan belum bisa bikin saya tertawa.Â
Kita juga akan lebih banyak melihat pertengkaran ala remaja "new generation" yang tidak pada tempatnya. Barulah di bagian menuju akhir, film ini mulai focus di konflik sampai dengan penyelesaiannya, akan tetapi semua itu sebenarnya sudah terlambat karena dari awal sampai menuju akhir saya sendiri sudah jenuh karena drama yang disajikan punya porsi lebih banyak bila dibandingkan dengan alur cerita utamanya maupun kehororannya. Di 30 menit akhir memang film ini back on the track untuk menjadi film horror yang sesungguhnya & bisa saya nikmati.
3. Kualitas Akting
Secara keseluruhan akting yang ditampilkan oleh hampir semua pemain biasa saja, saya merasa tidak berempati atau khawatir dengan kondisi serta kejadian yang dialami oleh para pemain.Â
Seperti tidak ada feelnya atau ikatan batin yang terkadang bisa saya rasakan ketika menonton film horor lainnya, mungkin bisa saya contohkan pada saat saya menonton film pengabdi setan, dalam film tersebut, saya bisa merasakan kegelisahan keluarga sang tokoh utama & khawatir dengan apa yang bisa terjadi di keluarga tersebut sehingga ketegangan yang terjadi di filmnya terasa konsisten & mempengaruhi otak saya untuk ikut berpikir bagaimana kejadian selanjutnya atau dengan cara apa keluarga ini bisa selamat?.Â
Di film ini saya tidak merasakan seperti itu & seperti datar saja, dengan apa yang terjadi ternyata belum mampu menggugah orang yang melihatnya untuk minimal tertarik dengan konfliknya. Â
Namun demikian ada beberapa wajah yang membuat saya agak betah menonton karena bening dipandang dengan kualiatas akting yang sangat baik. Beberapa wajah yang saya maksud diatas adalah Ute & Arla, kedua wanita ini sangat baik dalam memerankan karakter di film ini.Â
Ute mampu menjadi anak Indigo dengan sifat emosional & sangat peduli dengan temannya apapun yang terjadi, sedangkan Arla mampu menjadi karakter anak kuliahan dengan semangat jiwa muda, ceria, & ambisius dalam menyelesaikan tugas akhir kuliahnya.
4. Kelebihan & Kekurangan
Kelebihan dari film ini ada di beberapa scene yang sangat bagus bila digali lebih dalam lagi. Salah satunya adalah scene adegan menari, tarian yang ditampilkan dalam scene ini sangat indah,sakral & anggun namun sayangnya memiliki durasi yang sangat sedikit. Suasana mencekam & jumpscare juga cukup bisa dinikmati di 30 menit menjelang film ini berakhir. Mengenai kekurangannya sudah saya sebutkan di point nomor 2 yaitu alur tempo yang lambat & membosankan di awal film sampai dengan menuju akhir. Hal ini membuat kita sebagai penonton jenuh & ingin cepat - cepat menyelesaikan filmnya, selain itu yah ini memang film horor jadi kita hanya bisa menikmati serta harus mengikuti logika yang ada difilm & Â bukan film yang mengikuti logika sebenarnya, jadi bila kalian melihat ada kejadian selain hantu yang diluar logika kalian jangan kaget ya.
5. Kesimpulan & Skor
Bila dibandingkan dengan film sebelumnya saya masih sangat menyukai film Keramat I & dari segi kualitas cerita, akting, sound effect, tata rias, Â film ini juga tidak lebih baik.Â
Kalian bisa menonton Youtube bertema blog penelusuran tempat-tempat yang dianggap angker bila kalian ingin nonton film dengan tema seperti ini, menurut saya di Youtube ada yang lebih oke dibandingkan dengan film ini. Skor untuk film ini 6.0 sedangkan IMDB memberikan skor 6.4
Sekian review kali ini semoga bisa menjadi pertimbangan kalian untuk menonton film ini atau tidak.
Terima Kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H