Mohon tunggu...
Alko Komari
Alko Komari Mohon Tunggu... Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hoax Itu Halal

31 Januari 2018   13:03 Diperbarui: 31 Januari 2018   13:13 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meski proses pengusutan kasus ini masih terus berlangsung dan terus memunculkan berbagai kemungkinan yang bisa dialami Ganjar Pranowo, namun sudah semestinya tim suksesnya Ganjar menyadari akan tidak pentingnya benar atau salah apakah Ganjar terlibat dalam kasus eKTP ini.

Benar atau salah dugaan keterlibatan Ganjar dalam kasus ini tidak penting. Yang lebih penting bagaimana tim suksesnya menyebarkan fakta -- fakta yang menguatkan bahwa Ganjar tidak terlibat. Kreatifitas dan kecerdasan tim sukses menentukan keberhasilan dalam memunculkan fakta baru. Disini dibutuhkan ketrampilan untuk mendistorsi data agar seolah-olah benar sesuai dengan fakta sebenarnya.

Tim sukses Ganjar harus menggencarkan mengirimkan kabar yang dirancang untuk mempengaruhi publik. Sehingga harapan dengan fakta baru bisa menguatkan kemungkinan bahwa Ganjar tidak terlibat dalam kasus eKTP.

Banyak politisi lain yang memang sudah biasa dalam membangun fakta baru untuk membangun citra yang positif di mata publik. Bapak Presiden Jokowi misalnya, dulu di awal masa jabatannya beliau tidak senang dengan pejabat yang merangkap jabatan, terutama jabatan di parpol dan di pemerintahan.

Namun pada kenyataannya belum lama ini Bapak Presiden justru membiarkan seorang ketua umum partai politik untuk tetap menjadi menteri. Sekali lagi dalam dunia politik berita bohong atau Hoax itu sudah menjadi barang yang dihalalkan. Sering kita mendengar pepatah "Esuk Dele Sore Tempe" yang artinya sekarang ngomong A, besok sudah berubah menjadi B.  

Disini harus diakui bahwa dalam politik, kebohongan itu semi kebenaran. Kepercayaan lebih penting daripada fakta yang sebenarnya. Saya jadi ingat pesan Bapak Wapres Jusuf Kalla dalam sebuah pidato saat perayaan Ulang Tahun Partai Nasdem beberapa tahun silam.

Dalam pidato itu JK menyampaikan bahwa politik itu intinya trust (kepercayaan). Jika partai politik bisa membangun kepercayaan dan dipercaya masyarakat, maka sudah pasti akan mendulang suara yang banyak.

Sama halnya dengan politisi, jika bisa membangun kepercayaan publik maka akan dipercaya masyarakat untuk menduduki jabatan -- jabatan politis. Misalnya Ganjar Pranowo yaa bisa dipercaya lagi menjadi Gubernur Jawa Tengah. Namun sebaliknya jika tidak bisa membangun kepercayaan itu, maka masyarakat tidak akan memilihnya lagi.

Sekali lagi dalam era Post Truth benar atau salah itu tidak penting, yang penting adalah kepercayaan. Jadi silahkan para tim sukses calon untuk giat menyebarkan Hoax. Tentunya jangan Hoax yang menyesatkan dan mengandung SARA, jika itu dilakukan maka jangan salahkan saya jika kemudian anda dijebloskan ke penjara, heee..hee..

Karena dalam UU ITE Pasal 28 ayat 1 dan ayat 2 sudah sangat jelas bahwa Hoat yang menyesatkan dan mengandung SARA adalah hal yang dilarang. Dalam Pasal 45 atau 2 UU ITE berbunyi setiap orang yang memenuhi unsur yang dimaksud dalam pasal 28 ayat 1 atau ayat 2 maka dipidana penjara paling lama enam tahun dan atau denda paling banyak Rp1 miliar.

Jadi di era Prost Truth memang merupakan musim Hoax, silahkan saja menyebarkan Hoax, tidak ada larangan menyebarkan Hoax. Asalkan tadi itu, apalagi musim pilkada aparat penegak hukum juga sudah membentuk ciber yang akan menindak black campaign.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun