Mohon tunggu...
Alko Komari
Alko Komari Mohon Tunggu... Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hegemoni Piala Presiden Bukti Kecerdikan Jokowi

27 Januari 2018   08:59 Diperbarui: 27 Januari 2018   09:08 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jokowi memilih untuk membuat sepakbola tanah air tidak bergejolak, meski Ketum PSSI rangkap rangkap jabatan dan kini terjun di politik. Menpora yang biasanya tidak suka dengan politisasi sepakbola pun dibuat tertidur oleh Jokowi.

Kalau masih ingat politisasi sepakbola era Nurdin Halid, bagaimana persetujuan pemerintah melalui Menpora Andi Malarangeng selalu berseberangan dengan PSSI sehingga membuat sepakbola tanah air diskors oleh FIFA. 

Ribut ribut sepakbola dengan pemerintah itu tidak berlaku di era Jokowi. Kita tahu Jokowi sangat tidak suka dengan namanya kegaduhan, berkali kali Jokowi menyampaikan kepada para pembantunya (menteri) maupun lembaga lembaga lain untuk tidak gaduh. 

Kerja kerja dan kerja. Begitu prinsip yang dimiliki Jokowi. Bagaimanapun Piala Presiden merupakan kesuksesan Jokowi dalam memperluas basis massa untuk melanggengkan kekuasaan.

Inilah kecerdikan Jokowi disaat "lawan" politiknya sibuk dengan isu SARA, Jokowi bermain halus dengan tetap membidik suara dari rakyat jelata, seperti penggila sepakbola yang identik dengan olahraga masyarakat kelas menengah kebawah.

Diluar sepakbola, tentu Jokowi juga sudah mulai memanasi mesin partai partai pendukungnya seperti yang sudah dan hampir pasti mendukung Jokowi diantaranya PDI Perjuangan, Nasdem, Partai Golkar, Partai Hanura, PPP, PKB, dan partai baru Perindo serta PSI. Yang namanya politik selalu dinamis, sehingga bisa jadi dukungan partai ke Jokowi bertambah lagi kedepannya.

Melihat konstelasi politik di tanah air, siapapun wakilnya nanti, sulit untuk mengalahkan Jokowi di Pilpres 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun