Memperoleh anak melalui program bayi tabung juga berpotensi menghadapkan kita pada masalah-masalah lainnya. Walaupun bukan merupakan dampak langsung, hal-hal berikut perlu juga menjadi pertimbangan kita:
- Memiliki anak tidak menjamin kebahagiaan, dan juga anak yang dilahirkan pun tidak dijamin akan membahagiakan orang tuanya (Amsal 17:25). Suatu saat, seorang anak akan meninggalkan kedua orang tuanya secara fisik atau pun juga meninggalkan dunia melalui kematian.
- Kekecewaan bila hasil program bayi tabung tidak sesuai dengan yang diharapkan (Amsal 13:12), misalnya:
- jenis kelamin anak yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan dokter
- ingin satu anak ternyata embrio yang dihasilkan lebih dari satu
- bayi cacat sejak pembuahan, membuka kejatuhan dalam dosa aborsi
- keguguran karena success-rate yang rendah, apalagi bila ditambah faktor usia pasangan yang sudah lanjut
- kesulitan keuangan karena banyak hidden cost dan potensi pembengkakan biaya lain-lain
- anak yang (nantinya) kemungkinan tidak menerima dirinya sebagai bagian dari program bayi tabung, dll. - Suara hati nurani, perasaan bersalah karena  melakukan sesuatu yang tidak alami, dan permasalahan ketidakmampuan pribadi dalam melakukan pembuahan dalam hubungan suami istri (1 Korintus 10:29-33).
FAKTA:Â Ada peristiwa nyata pasangan suami istri peserta program bayi tabung (di Indonesia) yang kecewa dan menggugat dokter karena jenis kelamin bayi tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
Â
Persyaratan rohani program bayi tabung
Bila Anda bersikeras masih ingin ikut program bayi tabung, kami berpendapat bahwa masih ada kemungkinan walaupun tipis, program bayi tabung dapat dilakukan dengan beberapa PERSYARATAN. Daftar persyaratan ini perlu dipertimbangkan dengan baik, karena berusaha memperoleh anak melalui proses biomedis merupakan salah satu keputusan pelik (sulit) dalam hidup berkeluarga:
- Dilakukan memang karena salah satu pasangan atau keduanya, menderita permasalahan fisik, tidak ada cara penyelesaian medis lainnya, dan memang tidak pernah mempunyai anak.
- Pasangan suami istri memeriksa kemurnian motivasi mereka dalam melakukan program bayi tabung, sepakat menggumulkannya dalam doa dan sekiranya mungkin, meminta tanda khusus dari Allah (Bacalah secara lengkap Mazmur 139, terutama ayat 23 dan 24).
- Mendapatkan restu dari kedua orang tua atau orang yang dituakan dalam keluarga besar.
- Mendapatkan restu dari gembala sidang (pendeta utama) atau pembimbing rohani di gereja.
- Sperma dan ovum diambil dari laki-laki dan perempuan yang memang merupakan pasangan nikahnya yang sah, proses pengambilannya dilakukan dengan cara yang tidak berdosa
- Sama sekali tidak dilakukan pembunuhan embrio, yaitu tidak ada embrio yang dibuang.
PERHATIAN:Â Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, kami sama sekali TIDAK MEREKOMENDASIKAN pelaksanaan program bayi tabung.
Kekuatan serta penghiburan
Memang, hidup di dunia ini terkadang menyisakan misteri atau pertanyaan yang tidak terjawab (Yesaya 55:8-9), jalan kita bukan jalan TUHAN, rancangan kita bukan rancangan TUHAN. Termasuk tentang "mengapa Dia memberi anak kepada pasangan di luar nikah, dan tidak memberi anak kepada pasangan dalam pernikahan yang kudus". Namun, walaupun kita tak sanggup mengerti  perbuatan Allah dari awal sampai akhir, percayalah bahwa segala sesuatu "Indah pada waktunya", Allah menentukan waktu yang tepat untuk segala sesuatu (Pengkhotbah 3:11), dan "Allah mengatur segala hal, sehingga menghasilkan yang baik untuk orang-orang yang mengasihi Dia" (Roma 8:28)
Kita bersyukur bahwa kedaulatan tetap ada di tangan Allah, karena pasti itulah yang terbaik. Kalau memang perencanaan keluarga kita sesuai kehendak-Nya... pasti berhasil, kalau tidak sesuai kehendak-Nya... pasti gagal. Manusia berusaha, Allah yang menentukan. Manusia boleh berusaha dengan inseminasi buatan atau proses bayi tabung. Tetapi yang menciptakan pertumbuhan dan keberhasilannya tetap Allah. Allah akan mengizinkan ada kehidupan baru di dunia kalau sesuai rencanaNya.