Mohon tunggu...
Alkhawarizi Surya Ramadhan
Alkhawarizi Surya Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alkhawarizi

Alkhawarizi Surya Ramadhan Mahasiswa UIN Malang 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Junjung Sikap Toleransi demi Menjaga Keutuhan NKRI

17 Maret 2022   21:20 Diperbarui: 17 Maret 2022   21:21 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup ini akan terasa indah bila kita saling menghargai satu sama lainnya. Kesempurnaan hanya milik Tuhan, mari belajar saling menghargai dengan sebuah akal sempurna yang telah Tuhan anugerahkan.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera...

Selamat pagi, siang, sore ataupun malam, kapanpun kalian sedang membaca tulisan ini. Semoga keadaan kalian selalu dalam kondisi yang baik dan sehat selalu, Amiin. 

Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi wawasan saya terkait dengan toleransi beragama yang telah saya dapatkan dari beberapa sumber yang saya dapatkan dengan berbincang - bincang langsung terhadap narasumbernya.

Minggu lalu, tepatnya pada hari Jum'at tanggal 11 Maret, saya dan teman - teman mendapatkan tugas dari salah satu dosen mata kuliah kewarganegaraan yang beliau ampu untuk mendatangi tempat peribadatan umat dengan agama non muslim dan bertanya, berbincang - bincang tentang banyak hal di sana, salah satunya adalah terkait dengan toleransi agama yang ada di Indonesia, khususnya di daerah saya tersebut yang di mana mayoritas masyarakatnya beragama muslim. 

Hari Kamis tanggal 17 Maret 2022 saya berkesempatan untuk pergi ke salah satu gereja di desa, yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan atau yang sekarang lebih dikenal dengan GKJW. Saat tiba di lokasi, saya bertemu dengan salah satu pengurus gereja di sana, Pak Daniel Alvianto namanya, kami berbincang - bincang ringan sebentar di teras gereja pada wakti itu. Sebelum beranjak ke wilayah gereja, tentu saja protokol kesehatan dijalankan dengan begitu baik, dengan adanya tempat mencuci tangan dan memakai masker. 

Saat bertemu dengan petugas gereja, saya meminta izin kepada beliau untuk dapat bertemu dengan petinggi agama di sana. Namun sayang, karena bukan sembarang orang yang dapat bertemu langsung dengan seorang pastur, harus ada surat izin terlebih dahulu dan menyiapkan waktu luang yang pada saat itu, saya tidak sempat menyiapkannya. Apa boleh buat, karena saya sudah bertemu dengan salah satu pengurus gereja, saya bertanya dan mencari tahu beberapa hal tentang keberagaman agama, mulai dari sejarah gereja yang saya datangi ini, bagaimana cara umat kristen menjalankan ibadahnya, hingga toleransi yang terjadi secara langsung di kawasan yang masyarakatnya mayoritas islam kepada beliau.

Gereja Kristen Jawi Wetan atau yang disingkat dengan GKJW ialah gereja kristen protestan yang berbasis di daerah Jawa Timur. Gereja Kristen Jawi Wetan melengkapi diri dengan lima bidang pelayanan, yaitu:

  1. Teologi: Berhubungan dengan pengumulan firman Tuhan
  2. Persekutuan: Bertugas menangani, melayani dan mengembangkan kegiatan untuk mengentalkan semangat kebersamaan/ persekutuan, mulai dari anak sampai dengan usia lanjut
  3. Kesaksian:  Bertugas mengadakan pembinaan bagi warga jemaat agar mampu menyatakan jati dirinya sebagai orang percaya
  4. Cinta kasih: Menangani pelayanan untuk mewujudkan cinta kasih Tuhan Allah kepada dunia dan segala isinya agar terwujud kesejahteraan lahir batin, dan
  5. Penatalayanan: Menangani pembinaan dalam hal antara lain.: sumber daya manusia, harta milik gereja, dan sebagainya

Mengenai toleransi beragama, menurutnya, keberagaman agama yang ada di Indonesia ini sudah menjadi ciri khas bangsa yang sudah ada sejak dahulu kala, namun tidak sedikit juga di dalam kondisi saat ini kita jumpai krisis toleransi atas umat beragama yang ada di Indonesia. Keberagaman agama menyebabkan adanya perbedaan, dan perbedaan akan sering mengerucut kepada perselisihan. Namun jika kita benar - benar warga Negara Kesatuan Republik Indonesia kita harus membuktikan bahwa yang mana menjunjung tinggi nilai toleransi adalah sikap dimana keberagaman agama itu dapat dirangkul bersama, kita tidak boleh membiarkan suatu keberagaman entah itu budaya atau bahkan perbedaan kepercayaan mengerucut ke dalam perpisahan. Justru keberagaman agama di Indonesia adalah sebagai sarana untuk kita melatih nilai toleransi kita, agar terciptanya kehidupan yang harmonis, tentram dan aman.

"Saya tinggal di desa yang mana mayoritasnya adalah masyarakat muslim, tetangga saya beragama islam, namun itu tidak membuat kami canggung dalam berinteraksi sosial, kami sering membantu satu sama lain, dan berbagi makanan jika memiliki lebih, keadaan ini sangat tentram dan kondusif, saya bersyukur karena tinggal di desa yang nilai toleransinya dijunjung tinggi seperti ini." ucap beliau.

Pada kesempatan tersebut, saya juga bertanya tentang bagaimana cara beribadah agama Kristen Protestan, dan beliau menjelaskan bahwa ada beberapa cara, yaitu dengan memusatkan segala pikiran kepada Tuhan, memusatkan pikiran kita pada Tuhan pada segala situasi dan ini akan menjadi dasar dari hari yang bersih. Selain itu kita akan jauh dari segala hal berbau duniawi yang menyesatkan seperti amarah, rasa dendam, hawa nafsu, kekerasan dan juga berbagai pikiran buruk lainnya hanya dengan selalu fokus pada Tuhan.

Selanjutnya adalah tenang dalam bersikap. Dengan sikap tenang dan tidak tergesa-gesa sehingga membuat pikiran akan selalu aktif saat melakukan kegiatan sehari-hari. Sikap terburu - buru hanya akan membuat jatuh pada kesalahan yang sama, maka dari itu, sikap tenang sangatlah diperlukan. Kemudain berkonsentrasi dalam ibadah, dengan konsentrasi, ibadah akan menjadi lebih tenang dan fokus kepada Tuhan. Lalu beriktunya adalah menikmati situasi dan bersyukur.

Itu dia sedikit pengalaman saya dalam memahami keberagaman agama yang ada  di Indonesia ini. Sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita harus membuktikan bahwa nilai atau sikap toleransi atas keberagaman di Indonesia ini harus dijunjung tinggi sehingga terciptanya suatu keadaan atau kondisi dimana masyarakat hidup harmonis, saling berdampingan rukun dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun