Mohon tunggu...
Alkautsar W Nugraha
Alkautsar W Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Program Studi Industri Pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi, Larangan, dan Kebiasaan di Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar

10 Maret 2023   09:05 Diperbarui: 10 Maret 2023   09:14 6948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasepuhan Ciptagelar masih mempertahankan norma adat yang diwariskan oleh leluhur begitu juga dalam adab makan sehari-hari. adat makan yaitu piring wajib diletakkan pada bawah, makan tidak boleh sembari berbicara, tidak boleh terdapat bunyi waktu menyendok kuliner pada piring, serta wanita tidak boleh makan dengan duduk bersilang. wanita yang sehari-hari memakai kain akan sangat tidak cantik ditinjau Bila duduk bersilang. Selain itu wanita pula diperlukan dapat berperilaku cantik, lemah lembut, serta sopan.

3. Asal beras

Modernisasi dalam bidang pertanian tidak berlaku pada Kasepuhan Ciptagelar. Kasepuhan ini masih memanfaatkan kebudayaan usang yaitu memisahkan gabah padi menggunakan lesung serta alu. Beras yg nantinya akan dimasak, gabah pada padi baru akan dipisahkan pada pagi hari. kegiatan ini dilakukan oleh wanita asal Kasepuhan Ciptagelar.

4. Memasak beras masih dengan cara tradisional

Zaman sekarang, mengolah nasi sudah menjadi lebih simpel dengan banyak sekali teknologi yang tersedia. namun, warga kasepuhan tetap mempertahankan memasak nasi dengan cara tradisional. keberadaan kompor gas hanya dipergunakan buat mengolah sayuran serta lauk " pauk. Tentu saja cara tersebut mengacu pada kebudayaan sunda yg telah turun - temurun. alat yg dipergunakan antara lain: tungku (hawu), dandang (seeng), kukusan (aseupan), dan kayu bakar.

5. Padi diibaratkan nyawa

Hasil panen padi tak diperjualbelikan melainkan hanya untuk konsumsi eksklusif warga Kasepuhan Ciptagelar. Abah Ugi - kepala tata cara - menyebutkan bahwa padi/ beras cukup buat kebutuhan masyarakat disini sebagai akibatnya kita tidak perlu impor beras berasal luar lagi.

6. Listrik yang digunakan berasal dari inovasi Kasepuhan Ciptagelar

Air selain sumber pertanian namun pula digunakan menjadi asal listrik. Kasepuhan Ciptagelar tidak teraliri listrik dari PLN tetapi menggunakan alat mikrohidro. Mikrohidro digerakkan memakai air untuk mengaliri listrik pada kawasan Kasepuhan.

7. Masyarakat luar kasepuhan yang menikah dengan masyarakat kasepuhan wajib tinggal di kasepuhan

Saat aku berkunjung ke Kasepuhan Ciptagelar, saya mendengar cerita asal salah satu masayarakat disana bahwa orang tuanya terlebih ayahnya berasal dari luar kasepuhan. Ayahnya menikah menggunakan ibunya yang artinya seorang berasal kasepuhan. Sesuai adat, Bila ada seseorang luar kasepuhan yang menikah menggunakan orang kasepuhan wajib tinggal pada kasepuhan dan mengikuti aturan tata cara yang berlaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun