Mohon tunggu...
Alkahfi Dahlan
Alkahfi Dahlan Mohon Tunggu... Lainnya - Environment enthusiast

70% opini 10% bacot 100% sustainable living

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Masa Depan Dunia di Piring Makanmu

1 Juli 2020   17:50 Diperbarui: 2 Juli 2020   06:22 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedikit perubahan ternyata berdampak besar. Menyelamatkan dunia bisa dengan se-simple menggubah menu makan siang mu.

Plant base diet atau pola makan nabati adalah pola makan yang berfokus pada makanan yang berasal dari tumbuhan. Dalam hal ini tidak hanya sayuran dan buah-buahan, namun juga kacang-kacangan, biji-bijian, minyak nabati, gandum utuh, kedelai, dan sebagainya.

Namun berbeda dengan vegetarian atau vegan yang tidak mengkonsumsi daging dan produk hewani lainnya, melainkan pada pola makan ini proporsi makan kamu cenderung lebih banyak dari sumber tumbuhan.

Pola makan ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Dilansir dari forksoverknives.com, banyak penyakit kronis bisa dicegah dengan menerapkan pola makan nabati.

Penelitian juga menunjukan pola makan nabati dapat mengurangi resiko penyakit diabetes, penyakit jantung, beberapa jenis kanker dan berbagai penyakit mematikan lainnya.

Pola makan nabati tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh namun juga bermanfaat bagi kesehatan bumi. Dari sekian banyak manfaat lingkungan yang didapat dari pola makan nabati, penulis akan memberikan sedikit gambaran tentang bagaimana pengurangan konsumsi produk hewani dapat memberi dampak besar bagi lingkungan.

Seperti yang telah penulis singgung di artikel sebelumnya, seiring dengan pertumbuhan populasi manusia maka bertambah pula permintaan kita akan sumber pangan dan air.

Pada tahun 2050 diprediksi populasi manusia di dunia akan mencapai 9 milyar jiwa. Begitu banyak perut yang harus diberi makan, kita perlu 50%-70% lebih banyak makanan dari yang kita produksi hari ini dan lebih banyak air yang diperlukan untuk memproduksi makanan tersebut.

Konsumsi Air Produk Pertanian | Nativefoodscafe
Konsumsi Air Produk Pertanian | Nativefoodscafe

Penelitian menunjukan bahwa mengkonsumsi lebih sedikit produk hewani akan mengurangi konsumsi air sebab produk hewani membutuhkan lebih banyak air dalam proses produksinya dibandingkan produk nabati. Sebagai perbandingan untuk memproduksi 0,45 kg daging sapi membutuhkan setidaknya 1.846 galon air dan pada berat yang sama produksi kentang hanya membutuhkan 25 galon air.

Jadi bisa dibayangkan berapa air yang diperlukan jika setiap hari kamu makan siang dengan menu rendang atau steak di restoran favoritmu, jumlah air yang cukup untuk membanjiri satu kelurahan.

Selain mengonsumsi banyak air, proses produksi produk hewani juga memberikan banyak dampak buruk lain pada lingkungan. Sektor peternakan termasuk di dalamnya peternakan sapi, babi dan ayam menghasilkan emisi gas rumah kaca sama dengan yang dihasilkan seluruh mobil dan truck di dunia.

Dilansir dari Food and Agriculture Organization for United Nations (FAO) total emisi gas rumah kaca sektor peternakan mencapai 1,7 Gigaton atau setara dengan 14,5% jumlah emisi gas rumah kaca dunia dan peternakan sapi adalah subsektor penghasil emisi gas rumah kaca terbesar mencapai 65%.

Hutan, Penggembalaan, dan Populasi Sapi di Amerika Tengah | FAO
Hutan, Penggembalaan, dan Populasi Sapi di Amerika Tengah | FAO

Peternakan sapi juga menyebabkan meningkatnya laju deforestasi. Hutan ditebang dan berubah menjadi daerah penggembalaan. 

Pembukaan lahan dengan membakar hutan menyebabkan milyaran ton gas karbondioksida terlepas ke atmosfer. Pohon menyerap karbon dan menyimpannya dalam lapisan kayu, oleh karena itu deforestasi juga turut berkontribusi menambah emisi gas rumah kaca dengan menghancurkan "carbon sink" alami.

Penulis tidak mengharuskan untuk menerapkan pola makan 100% "meatless" dalam satu malam. Namun alangkah lebih baik jika kita semua bijak dalam mengkonsumsi produk hewan dan mengurangi sedikit porsi daging dari piring makan kita.

Mengganti pola makan kita menjadi lebih "plant-based" adalah salah satu kunci untuk kita melawan dampak buruk perubahan iklim. Mengubah sedikit menu di piring makanmu tidak hanya berdampak bagi kesehatan tubuhmu namun juga bagi kesehatan planet kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun