Pada suatu hari Sabtu, istri saya mengajak belanja barang dagangan di Tanah Abang. Maka dari Stasiun Depok, kami harus berhenti di Stasiun Manggarai untuk berganti KRL dengan tujuan Stasiun Tanah Abang yang berangkat dari Stasiun Bekasi.
Saat berangkat masih belum terasa, karena badan masih fresh dan masih agak pagi. Begitu pulang kembali ke Depok baru terasa. Dengan membawa dagangan yang cukup berat kami naik dari Stasiun Tanah Abang, setelah itu turun di Stasiun Manggarai untuk berpindah ke KRL jurusan Depok yang berada di lantai 3.
Memang ada lift dan eskalator untuk menuju peron KRL tujuan Bogor, tetapi jumlahnya sangat terbatas, sehingga barang dagangan yang cukup berat harus saya bawa sendiri melalui tangga manual.
Dulu istri saya biasa belanja sendiri ke Tanah Abang dengan rute KRL lama karena ada KRL langsung dari Stasiun Depok Baru ke Tanah Abang. Semenjak perubahan rute tersebut, dia tidak berani lagi berbelanja sendiri. Terpaksa minta saya untuk menemani kalau ingin ke Tanah Abang dan itu menunggu saya libur.
Dampak Kebijakan
Setiap perubahan tentu punya konsekuensi tertentu, entah mengenakkan atau tidak mengenakkan. Manajemen KRL tentu sudah melakukan kajian terhadap plus minus tersebut dan mengambil kebijakan yang nilai plusnya lebih tinggi daripada dampak minusnya. Manajemen KRL saya yakin juga akan mengkaji dampak dari setiap kebijakan yang diambil.
Kita sebagai penumpang juga harus memahami perubahan kebijakan tersebut. Yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah melakukan penyesuaian dengan kebijakan baru tersebut dengan penuh rasa syukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H