Dua minggu terakhir ini, mulai tanggal 22 Agustus hingga 2 September 2022, saya mendapat tugas dari kantor pusat Bandung untuk berdinas di Jakarta.
Jadi, setiap hari saya harus naik kereta Commuter Line dari Stasiun Depok Baru ke Stasiun Juanda di Jakarta Pusat, seperti kira-kira 7 tahun lalu.
Dengan perubahan rute KRL yang dimulai sejak 28 Mei 2022, saat ini KRL dari Bogor yang melewati Depok hanya melayani satu tujuan, yaitu jurusan akhir Stasiun Kota pulang-pergi. Tidak ada lagi KRL untuk jurusan lain seperti Tanah Abang atau Jatinegara.
Plusnya
Bagi penumpang jurusan Kota pulang-pergi, perubahan ini ternyata lebih membuat penumpang enak. Tetapi tidak bagi penumpang jurusan Tanah Abang.
Penumpang jurusan Kota lebih dienakkan karena semua kereta hanya satu tujuan sehingga frekuensinya lebih sering dan mengurangi kepadatan penumpang. Selain itu kemungkinan untuk mendapat tempat duduk di sepanjang perjalanan, terutama di Stasiun Manggarai, menjadi lebih besar karena semua penumpang dengan tujuan selain sepanjang stasiun jurusan Kota akan turun di Stasiun Manggarai.
Begitu sebaliknya, saat saya pulang dari Stasiun Juanda ke Stasiun Depok, peluang untuk mendapat tempat duduk di Stasiun Manggarai juga lebih besar, karena semua penumpang tujuan selain sepanjang stasiun jurusan Bogor akan turun di Manggarai.
Minusnya
Yang agak kurang enak adalah penumpang jurusan Tanah Abang atau stasiun lainnya.
Pada suatu hari Sabtu, istri saya mengajak belanja barang dagangan di Tanah Abang. Maka dari Stasiun Depok, kami harus berhenti di Stasiun Manggarai untuk berganti KRL dengan tujuan Stasiun Tanah Abang yang berangkat dari Stasiun Bekasi.
Saat berangkat masih belum terasa, karena badan masih fresh dan masih agak pagi. Begitu pulang kembali ke Depok baru terasa. Dengan membawa dagangan yang cukup berat kami naik dari Stasiun Tanah Abang, setelah itu turun di Stasiun Manggarai untuk berpindah ke KRL jurusan Depok yang berada di lantai 3.
Memang ada lift dan eskalator untuk menuju peron KRL tujuan Bogor, tetapi jumlahnya sangat terbatas, sehingga barang dagangan yang cukup berat harus saya bawa sendiri melalui tangga manual.
Dulu istri saya biasa belanja sendiri ke Tanah Abang dengan rute KRL lama karena ada KRL langsung dari Stasiun Depok Baru ke Tanah Abang. Semenjak perubahan rute tersebut, dia tidak berani lagi berbelanja sendiri. Terpaksa minta saya untuk menemani kalau ingin ke Tanah Abang dan itu menunggu saya libur.
Dampak Kebijakan
Setiap perubahan tentu punya konsekuensi tertentu, entah mengenakkan atau tidak mengenakkan. Manajemen KRL tentu sudah melakukan kajian terhadap plus minus tersebut dan mengambil kebijakan yang nilai plusnya lebih tinggi daripada dampak minusnya. Manajemen KRL saya yakin juga akan mengkaji dampak dari setiap kebijakan yang diambil.
Kita sebagai penumpang juga harus memahami perubahan kebijakan tersebut. Yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah melakukan penyesuaian dengan kebijakan baru tersebut dengan penuh rasa syukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H