Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN/DPSP direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
"Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional," kata Menteri PUPR.
Desain jembatan Tano Ponggol mengadopsi kearifan lokal adat Batak, dihiasi dengan ornamen Dalihan Na Tolu yang merupakan filosofi hidup suku Batak.
Jembatan baru ini akan menjadi ikon baru di Danau Toba dan diharapkan akan menambah daya tarik wisata yang dapat meningkatkan jumlah wisatawan. Selain itu, juga akan menjadi pusat pertumbuhan ekononomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jembatan Tano Ponggol dibangun dengan ketinggian 8-9 meter dari permukaan danau dengan panjang 294 meter. Terbagi menjadi jembatan utama sepanjang 179 meter dan jembatan pendekat 155 meter. Pada jembatan utama terdiri dari 3 bentang, dengan bentang utamanya sepanjang 99 meter dan menggunakan struktur utama berupa box girder. Sedangkan untuk jembatan pendekat juga terdiri dari 3 bentang dengan struktur utama prestressed I girder.
Selain pembangunan jembatan, juga akan dilakukan pelebaran alur Tano Ponggol dari 25 meter menjadi 80 m sepanjang 1,2 km sehingga kelak akan dapat dilewati kapal pesiar.
Desa Tuktuk Siadong dan Desa Tomok yang Eksotis
Setelah menyebrang jembatan, saya langsung menuju ke Tuktuk Siadong, sebuah desa kecil yang terdapat di kawasan pesisir Pulau Samosir yang berbentuk seperti sebuah tanjung dan merupakan salah satu tempat yang menyimpan keindahan di Danau Toba.
Saya menginap semalam di sebuah hotel persis di bibir Danau Toba. Semilir angin yang cukup kencang dan dingin menyelinap ke kamar. Menambah suasana syahdu dan eksotis Desa Tuktuk Siadong.